KLASIFIKASI TURBIN AIR TURBIN AIR

yang lebih baik, sehingga efisiensi yang dihasilkan memuaskan. Dari model PLTA yang dibuat itu kemudian diikuti oleh Negara lain seperti Eropa, Amerika dan Negara lainnya. Para ahli yakin bahwa kincir air mulai digunakan sekitar 500 tahun sebelum digunakannya di negara India. Baru kemudian tepatnya pada abad ke-18 kincir air mengalami perkembangan yang sangat pesat dan dapat diubah menjadi turbin air. Kemajuan yang sangat pesat dari turbin air dilakukan oleh Prancis. Tepatnya tahun 1855 Prancis berhasil membuat turbin dan meraih sukses pada tahun 1910. Turbin Francis mempunyai poros tegak dengan ukuran yang besar, sedangakan dengan ukuran yang kecil dengan ukuran mendatar. Turbin Francis memakai roda propeller atau runner yang dapat berputar secara bebas. Awal mula yang membawa kesuksesan Francis adalah pelton yang telah membangun turbin aksi pada tahun 1870. Pelton membangun turbin dengan ketinggian jatuh air yang besar. Pemasukan air yang melalui saluran yang kemudian oleh pipa pesat penstock air tersebut dirubah menjadi kecepatan tinggi dan langsung menemukan sudu jalan. Sudu- sudu jalan dari turbin pelton berua bucket atau ember atau sekop yang dibuat runcing pada sisi sebelah luarnya. Turbin pelton memanfaatkan kecepatan air yang keluar dari pipa pesat, sehingga turbin ini termasuk aksi. Hamper 95 tenaga air yang diberikan menjadi diknetis. Dewasa ini makin banyak terlihat penggunaan PLTA, dimana penggunaan airnya dipompa ke atas pada waktu bebannya rendah. System ini sangat menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik. Sedangakan perkembangan lain adalah pembangunan PLTA di bawah tanah. Hampir semua pembangunan waduk PLTA digunakan berbagai keperluan, misalnya untuk irigasi, perikanan, dan sebagai pengendali banjir.

2.1.1 KLASIFIKASI TURBIN AIR

Turbin air dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Jenis turbin dapat digolongkan menjadi tiga sesuai dengan range dari head-nya, yaitu : 1. Turbin dengan head rendah. 2. Turbin dengan head medium. Universitas Sumatera Utara 3. Turbin dengan head tinggi. Sedangkan menurut cara kerjanya, maka terdapat dua jenis turbin yaitu : 1. Turbin Impuls aksi. 2. Turbin Reaksi. 1. Turbin Impuls aksi. Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya dengan merubah seluruh energi air yang teridiri dari energi potensial-tekanan- kecepatan yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi puntir dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain, energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton dan turbin Cross Flow. 1 Turbin Cross Flow Gamb ar 2.1 Turbin Cross Flow  Ketika air masuk ke turbin akan diarahkan oaleh satu atau lebih baling-baling yang terletak di hulu runner dan melintas dua kali sebelum menginggalkan turbin.  Prakondisi Mulai operasi dengan kepala antara 5 m H 200 m Universitas Sumatera Utara  Keuntungan i. Desain sederhana sehingga menyebabkan produksi yang baik dan tersandardisasi. ii. Murah dan kuat. iii. Dibandingkan dengan turbin lainnya, turbin cross flow biayanya lebih rendah. iv. Sangat dianjurkan untuk kondisi seperti di Indonesia.  Kerugian Turbin cross flow memiliki efisiensi hingga 80 lebih rendah dibandingkan dengan jenis turbin lainnya. 2 Turbin Pelton Gambar 2.2 Turbin Pelton  Turbin yang terdiri dari sejumlah ruang penampung untuk menangkap aliran air.  Untuk arus yang lebih tinggi jumlah ruang penampung dapat ditingkatkan.  Turbin yang sangat efisien.  Prakondisi i. Mula operasi antara 50 m H 1300 m ii. Membutuhkan system aliran air yang rendah.  Keuntungan Universitas Sumatera Utara i. Konstruksi yang kompak. ii. Stabil dijalankan. iii. Mudah dioperasikan.  Kerugian i. Tidak cocok untuk lokasi yang headnya rendah. ii. Tidak cocok untuk system aliran airnya tinggi. 2. Turbin Reaksi Turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk putaran. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan dan kedua sudu tersebut semuanya terendam di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah terusan atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk spiral rumah keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak. Turbin air yang paling banyak digunakan adalah turbin reaksi. Turbin reaksi digunakan untuk aplikasi turbin dengan head rendah dan medium. Pada turbin reaksi, letak turbin harus diperhatikan agar tidak terjadi bahaya kavitasi yang terjadi akibat adanya tekanan absolut yang lebih kecil dari tekanan uap air. Kavitasi dapat menyebabkan sudu-sudu turbin menjadi berlubang-lubang kecil, sehingga mengurangi efisiensi turbin yang akhirnya dapat pula merusak sudu turbin. Jika turbin diletakkan lebih tinggi dari tinggi tekanan isap, maka kavitasi akan terjadi, sehingga letak turbin harus selalu di bawah tinggi tekanan isap Hs. Contoh turbin reaksi adalah turbin Francis dan turbin Propeler Kaplan. 1 Turbin Francis  Jenis turbin reaksi.  Komponen Runner tenggelam dalam air sepenuhnya.  Terdiri dari deretan bilah melengkung. Universitas Sumatera Utara  Regulasi aliran dilakukan melalui deretan yang dapat diatur.  Prakondisi i. Mulai operasi antara 25 m H 350 m ii. H = head atau ketinngian air terjun.  Keuntungan i. Operasional yang handal. ii. Konstruksi sederhana. iii. Tingginya efisiensi.  Kerugian i. Tidak cocok untuk lokasi dengan Head ketinggian air terjun yang tinggi. Gambar 2.3 Turbin Francis 2 Turbin Propeler Kaplan  Jenis turbin reaksi.  Kaplan adalah jenis turbin tertua dengan konfigurasi sebuah ulir dan gerbang kecil radial untuk pengaturan aliran. Universitas Sumatera Utara  Turbin Kaplan memiliki pisau yang dapat diatur dan disesuaikan melalui gerbang kecil dan menghasilkan efisiensi terbaik terbaik atas berbagai laju aliran.  Prakondisi i. Mulai operasi antara 2 m H 40 m ii. Memerlukan system yang tinggi alirannya.  Keuntungan i. Turbin propeller dapat berjalan kecepatan tinggi dan head yang rendah. ii. Turbin Kaplan sangat efisien.  Kerugian i. Mahalnya pemeliharaan dan investasi. ii. Tidak cocok untuk lokasi dengan head yang tinggi. Gambar 2.4 Turbin Propeler

2.1.2 Perbandingan Karakteristik Turbin Air

Dokumen yang terkait

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

1 56 142

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

1 47 158

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

2 35 151

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 6

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 25

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 24 Sudu Pada Head 9,41 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 22

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU SKRIPSI

0 0 23

Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

0 0 23

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DENGAN MENGGUNAKAN SATU NOSEL DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

0 0 24