Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

13 perkapita”. Dalam pengertian ini, teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik BrutoProduk Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perluasan struktur ekonomi terjadi atau tidak Arsyad, 1999.

2.2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah added value yang terjadi Tarigan,2005. Perhitungan Pendapatan Wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riel, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Ada beberapa teori pertumbuhan ekonomi wilayah yang biasa kita kenal diantaranya: 1 Teori Ekonomi Klasik; 2 Teori Harrod-Domar; 3 Teori Solow-Swan; 4 Teori Jalur Cepat Turnpike; 5 Teori Basis - Ekspor dan; 6 Model Interregional. 1. Teori Ekonomi Klasik Inti ajaran Adam Smith adalah agar masyarakat diberi kebebasan seluas- luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi apa yang dirasanya terbaik untuk dilakukan. Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan menciptakan Universitas Sumatera Utara 14 efisiensi, membawa ekonomi kepada kondisi full employment, dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stasioner stationary state. Pemerintah tidak perlu mencampuri urusan perekonomian. Tugas pemerintah adalah menciptakan kondisi dan menyediakan fasilitas yang mendorong pihak swasta berperan optimal dalam perekonomian. Pandangan Smith kemudian dikoreksi oleh Keynes 1936 dengan mengatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan yang stabil pemerintah perlu menetapkan kebijakan fiskal perpajakan dan perberbelanjaan pemerintah, kebijakan moneter tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar, dan pengawasan. 2. Teori Harrod – Domar Dalam Sistem Regional Teori ini didasarkan pada asumsi: 1. perekonomian bersifat tertutup, 2. hasrat menabung MPS = s adalah konstan, 3. proses produksi memiliki koefisien yang tetap constant return to scale, serta 4. tingkat pertumbuhan angkatan kerja n adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat – syarat keseimbangan sebagai berikut. g = k = n Universitas Sumatera Utara 15 Di mana: g = growth tingkat pertumbuhan output k = capital tingkat pertumbuhan modal n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja Untuk perekonomian daerah, Harry W. Richardson mengatakan bahwa kekakuan di atas diperlunak oleh kenyataan bahwa perekonomian daerah bersifat terbuka. Artinya, faktor-faktor produksi hasil produksi yang berlebihan dapat diekspor dan yang kurang dapat diimpor. Impor dan tabungan adalah kebocoran- kebocoran dalam menyedot output daerah. Sedangkan ekspor dan investasi dapat membantu menyedot output kapasitas penuh dari faktor-faktor produksi yang ada di daerah tersebut. 3. Teori Solow – Swan Model Solow – Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi. Solow – Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital K dan tenaga kerja L Dalam kerangka ekonomi wilayah, Richardson menderivasikan rumus dari Solow - Swan menjadi sebagai berikut. Y i = a i k i + 1 - a i n i + T Di mana: Y i = Besarnya output Universitas Sumatera Utara 16 k i = Tingkat pertumbuhan modal n i = Tingkat pertumbuhan tenaga kerja T i = Kemajuan teknologi a = Bagian yang dihasilkan oleh faktor modal 1 – a = Bagian yang dihasilkan oleh faktor di luar modal 4. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Turnpike diperkenalkan oleh Samuelson 1955. Menurut teori ini, setiap negara perlu melihat sektor komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan. Artinya, dengan kebutuhan modal yang sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu yang relatif singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian juga cukup besar. 5. Teori Basis Ekspor Richardson Teori ini membagi kegiatan produksi jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas pekerjaan basis dasar dan pekerjaan service pelayanan, atau disebut sektor nonbasis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan Universitas Sumatera Utara 17 pekerjaan service nonbasis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Walaupun teori basis ekspor esport base theory adalah yang paling sederhana dalam membicarakan unsur – unsur pendapatan daerah, tetapi dapat memberikan kerangka teoritis bagi banyak studi empiris tentang multiplier regional. Jadi teori ini memberikan landasan yang kuat bagi studi pendapatan regional. Teori basis ekspor membuat asumsi pokok bahwa ekspor adalah satu – satunya unsur eksogen independen dalam pengeluaran. Artinya, semua unsur pengeluaran lain terikat dependen terhadap pendapatan. Jadi, satu – satunya yang bisa meningkat secara bebas adalah ekspor. Ekspor tidak terikat di dalam siklus pendapatan daerah. Asumsi kedua ialah bahwa fungsi pengeluaran dan fungsi impor bertolak dari titik nol sehingga tidak akan berpotongan intercept. Harry W. Richardson dalam bukunya dalam bukunya Elements of Regional Economics Tarigan, 2005 memberi uraian sebagai berikut. Y i = E i – M i + X i Di mana: Yi = pendapatan daerah Ei = pengeluaran daerah Mi = impor daerah Xi = ekspor daerah 6. Model Pertumbuhan Interregional Universitas Sumatera Utara 18 Model ini adalah perluasan dari teori basis ekspor, yaitu dengan menambah faktor – faktor yang bersifat eksogen. Selain itu, model basis ekspor hanya membahas daerah itu sendiri tanpa memperhatikan dampak dari daerah tetangga. Model ini memasukkan dampak dari daerah tetangga, itulah sebabnya maka dinamakan model interregional. Dalam model ini diasumsikan bahwa selain ekspor pengeluaran pemerintah dan investasi juga bersifat eksogen dan daerah itu terikat kepada suatu sistem yang terdiri dari beberapa daerah yang berhubungan erat. Richardson Tarigan, 2005 dengan memanipulasi rumus pendapatan yang dikemukakan pertama kali oleh Keynes, merumuskan model interregional ini sebagai berikut. Y i = C i + I i + G i + X i - M i Di mana: Y i = Pendapatan daerah C i = Konsumsi daerah I i = Investasi daerah G i = Pengeluaran pemerintah daerah X i = Ekspor daerah M i = Impor daerah

2.3. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Dokumen yang terkait

ANALISIS POLA PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DAN SEKTOR POTENSIAL KABUPATEN MAGETAN Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dan Sektor Potensial Kabupaten Magetan Tahun 2011-2015.

0 3 17

ANALISIS POLA PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DAN SEKTOR POTENSIAL KABUPATEN MAGETAN Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dan Sektor Potensial Kabupaten Magetan Tahun 2011-2015.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dan Sektor Potensial Kabupaten Magetan Tahun 2011-2015.

0 2 9

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN JEPARA Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor Potensial Di Kabupaten Jepara (Pendekatan Model Basis Ekonomi) (1995-2010).

0 3 15

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN JEPARA Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor Potensial Di Kabupaten Jepara (Pendekatan Model Basis Ekonomi) (1995-2010).

0 2 15

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN BOYOLALI ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 -2009.

0 0 12

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 1 1

ANALISIS POLA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN SEKTOR POTENSIAL KABUPATEN KLUNGKUNG

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pembangunan Ekonomi - Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Potensial di Kabupaten Samosir

0 4 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Potensial di Kabupaten Samosir

0 0 9