tugasnya dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada masyarakat.
Kinerja lembaga peradilan masih sering mendapat pandangan negatif dari masyarakat. Hal ini karena adanya anggapan bahwa lembaga peradilan sebagai
lembaga yang paling sering melaukukan korupsi dan ada juga di antara warga peradilan yang berperilaku negatif. Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
sebagai salah satu lembaga penegak hukum membutuhkan kedisiplinan pegawainya untuk menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Seiring dengan kerja seluruh jajaran Mahkamah Agung dan Pengadilan di bawahnya dalam menyelesaikan agenda – agenda reformasi birokrasi, pada
tanggal 10 Maret 2008 Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor : 19 tahun 2008 mengenai tunjangan kinerja untuk lingkungan Mahkamah Agung
dan Pengadilan di bawahnya. Turunnya tunjangan kinerja adalah tonggak untuk mendorong seluruh jajaran Mahkamah Agung dan Pengadilan di bawahnya lebih
keras berusaha memulihkan kepercayaan public dan meningkatkan image Pengadilan dengan kinerja terbaik dan integritas yang solid.
Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk memilih judul : Tinjauan Yuridis Tentang Pembentukan Aparatur Yang Bersih dan Berwibawa
Dengan Pemberian Sanksi Administrasi Disiplin Tehradap Pegawai Negeri Sipil Studi Tentang PNS di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan.
B. Perumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan yang akan diteliti, yaitu:
Bagaimana penerapan Undang-Undang No.43 Tahun 1999 kaitannya dengan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Tata Usaha Negara Medan
Bagaimana penerapan sanksi dalam pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil Bagaimana pelaksanaan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Tata Usaha Negara Medan.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini, yaitu : 1.
Untuk mengetahui penerapan Undang-Undang No.43 Tahun 1999 kaitannya dengan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Tata Usaha Negara
Medan. 2.
Untuk mengetahui penerapan sanksi dalam pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Tata Usaha Negara Medan Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, adalah :
1. Secara teoritis, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
dalam bidang ilmu pengetahuan hukum, khususnya ilmu Hukum Tata Negara. 2.
Secara praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memecahkan permasalahan meningkatkan kedisiplinan
Pegawai Negeri Sipil.
D. Keaslian Penelitian
Penulisan dilakukan atas inisiatif penulis sendiri dengan berbagai masukan dari pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulisan ini belum
pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Kalaupun skripsi ini pernah ada, maka perbedaan terletak pada
pokok permasalahan serta lokasi penelitian yang berbeda pula.
E. Tinjauan Pustaka
Selamat Saksono mengemukakan bahwa : Manajemen kepegawaian adalah seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan
dan pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu atu dengan kata lain manajemen kepegawaian
adalah suatu ilmu yang mempelajari cara bagaimana memberikan fasilitas untuk mempelajari cara bagaimana memberikan fasilitas untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktivitas demi tercapainya tujuan.
7
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan
tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan promosi, penggajian dan pemberhentian.
8
Kebijakan manajemen Pegawai Negeri Sipil dibentuk Badan Kepegawaian Negara BKN di Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah BKD sebagai
Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur dalam UU Nomor. 43 Tahun 1999. Pengertian tentang Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara
Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat seperti telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7
Slamet Saksono, Administrasi Kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta, 1995, hal.14
8
SH. Sarundajang, Birokrasi Dalam Otonomi Daerah, PT. Surya Multi Grafika, Jakarta, 2003, hal.36
perangkat daerah. Presiden sebagai kepala pemerintahan adalah pembina seluruh PNS Baik pusat maupun daerah.
9
a. Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Di dalam Pasal 1 huruf a UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah mereka atau
seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam jabatannegeri atau disertahi tugas-tugas negeri lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan serta digaji menurut
peraturan yang berlaku. Berdasarkan pada ketentuan tersebut di atas, maka unsur-unsur yang harus
dipenuhi agar seseorang dapat disebut sebagai pegawai negeri adalah :
b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.
c. Diserahi tugas dalam jabatan negeri.
d. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan menurut Pasal 2 ayat 2 UU No.43 Tahun 1999, maka Pegawai Negeri berdasar pada difinisi dalam pasal 1 huruf a terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Kemudian di dalam Pasal 2 ayat 2 dinyatakan pula bahwa Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat
9
Mulyadi S., Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta., 2003, hal.14
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah
c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 2 ayat 2 dari UU No. 43 Tahun 1999 ditegaskan bahwa :
a. Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah :
1 Pegawai Negeri Sipil Pusat yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga TertinggiTinggi Negara,
Instansi Vertikal di Daerah-daerah, dan Kepanitiaan Pengadilan. 2
Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada Perusahaan Bawahan. 3
Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom.
4 Pegawai Negeri Sipil Pusat yang berdasarkan suatu peraturan perundang-
undangan yang diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain, seperti Perusahaan Umum, Yayasan dan lain-lain.
b. Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri
Sipil Daerah Otonom. c.
Organisasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu organisasi harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok dalam mencapai
tujuan. Berkaitan dengan itu ada kemungkinan bahwa arti Pegawai Negeri Sipil akan berkembang di kemudian hari. Kemungkinan perkembangan ini
harus diletakkan landasannya dalam undang-undang.
Di dalam Penjelasan Pasal 2 dari UU No.43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa, Pegawai Negeri adalah pelaksana peraturan perundang-undangan, oleh sebab itu
Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati
oleh mayarakat. Berdasarkan pada pengertian tersebut, Pegawai Negeri mempunyai
kewajiban untuk memberikan contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan
peraturan perundang-undangan pada umumnya kepada Pegawai Negeri diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Pada prinsipnya pemberian tugas kedinasan itu adalah merupakan kepercayaan dari atasan yang berwenang dengan harapan bahwa tugas itu akan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan demikian maka, setiap Pegawai Negeri wajib melaksanakan tugas kedinasan yang telah dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
F. Metode Penelitian