Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI RUMAH SAKIT SANTA

ELISABETH MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Winda Susanti Silaban 101101029

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan

Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Nama : Winda Susanti Silaban

Nim : 101101029

Fakultas : Keperawatan Tahun akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Inisiasi menyusui dini adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Praktik inisiasi menyusui dini akan tercapai apabila ada dukungan dari penerima pelayanan kesehatan dan pemberi pelayanan kesehatan yaitu Bidan. bidan seharusnya menerapkan IMD setiap kali menolong persalinan dan memberikan dukungan kepada ibu yang melakukan persalinan untuk melakukan IMD. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel diambil dari bidan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan sebanyak 54 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data mulai 22 Maret – 26 Maret 2014. Data dianalisa secara univariat dan menggunakan teknik komputerisasi uji statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh bidan melaksanakan IMD. Mayoritas bidan berusia <30 tahun yang selalu melaksanakan IMD sebanyak 27 bidan (50%), mayoritas bidan yang selalu melaksanakan IMD berpengaruh terhadap pendidikan sebanyak 36 bidan (66,7%), bidan yang selalu melaksanakan IMD memiliki motivasi sebanyak 34 bidan (62,9%), dan mayoritas bidan yang berpengalaman selalu melaksanakan IMD sebanyak 34 bidan (62,9%). Diharapkan peneliti selanjutnya juga meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD dan melakukan penelitian terkait dengan faktor eksternal dikarenakan penelitian ini hanya membahas tentang faktor internal.


(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan”.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda S.H. Silaban dan Ibunda M. Sinaga yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kepada Ibu Erniyati, S.Kp.,MNS, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi ini dan sekaligus sebagai pembantu dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(6)

2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp.,M.Kep, selaku dosen penguji I yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji saya dalam siding skripsi.

3. Ibu Roxana Devi T. S,Kep.,Ns.,M.Nurs, selaku dosen penguji II yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji saya dalam siding skripsi.

4. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS selaku dosen Pembimbing Akademik, seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU, atas keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti program perkuliahan.

5. Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, atas ijin tempat penelitian. 6. Seluruh responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam proses

penelitian ini.

7. Adik penulis Suyudi silaban dan Richard silaban yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini, beserta seluruh keluarga.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan USU stambuk 2010 yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini, khususnya teman seperjuangan Dewi yuliana, Fischa agustina, Rasyid yang saling memberikan dukungan.

9. Sahabat-sahabat penulis Christ malau, Winda silalahi, Desrianty sibuea, Eva erwindayang telah banyak membantu dan memberikan semangat selama penulisan skripsi ini.


(7)

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2014


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 3

3. Tujuan Penelitian ... 3

4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1. Inisiasi Menyusui Dini ... 6

1) Pengertian Inisiasi Menyusui Dini ... 6

2) Manfaat Inisiasi Menyusui Dini ... 6

3) Proses Inisiasi Menyusui Dini ... 8

4) Penghambat Inisiasi Menyusui Dini ... 10

2. Bidan ... 12

1) Defenisi Bidan ... 12

2) Pendidikan Bidan ... 13

3) Lisensi Bidan ... 14

... 4) Peran Bidan dalam Inisiasi Menyusui Dini ... 15

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 22

1. Kerangka Konseptual ... 22

2. Defenisi Operasional ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 25

1. Desain Penelitian ... 25

2. Populasi dan sampel ... 25

1) Populasi ... 25

2) Sampel ... 25

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25


(9)

5. Instrumen Penelitian ... 26

6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 27

1) Uji Validitas ... 27

2) Uji Reliabilitas ... 28

7. Pengumpulan Data ... 29

8. Analisa Data ... 30

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

1. Hasil penelitian ... 33

1) Karakteristik demografi ... 33

2) Pelaksanaan IMD ... 34

3) Deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD ... 34

2. Pembahasan ... 41

1) Keterbatasan penelitian ... 41

2) Hasil pembahasan ... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

1. Kesimpulan ... 46

2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50

1. Informed Concern ... 51

2. Instrumen Penelitian ... 52

3. Taksasi Dana ... 56

4. Jadwal Penelitian ... 57


(10)

DAFTAR TABEL Tabel 3.2.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 5.1.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi bidan

Tabel 5.1.2.1. Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan inisiasi menyusui dini (n = 54)

Tabel 5.1.2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan usia (n = 54)

Tabel 5.1.3.2.1. Distribusi frekuensi dan persentase pendidikan (n = 54)

Tabel 5.1.3.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan pendidikan (n = 54)

Tabel 5.1.3.3.1. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi (n = 54)

Tabel 5.1.3.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan motivasi (n = 54)

Tabel 5.1.3.4.1. Distribusi frekuensi dan persentase pengalaman

Tabel 5.1.3.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan pengalaman (n = 54)

Tabel 5.1.3.4.3. Tabulasi Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini terhadap faktor yang berpengaruh


(11)

LAMPIRAN Lampiran 1 Inform Concern

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 3 Taksasi Dana

Lampiran 4 Jadwal Penelitian Lampiran 5 Curiculum Vitae


(12)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan

Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Nama : Winda Susanti Silaban

Nim : 101101029

Fakultas : Keperawatan Tahun akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Inisiasi menyusui dini adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Praktik inisiasi menyusui dini akan tercapai apabila ada dukungan dari penerima pelayanan kesehatan dan pemberi pelayanan kesehatan yaitu Bidan. bidan seharusnya menerapkan IMD setiap kali menolong persalinan dan memberikan dukungan kepada ibu yang melakukan persalinan untuk melakukan IMD. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel diambil dari bidan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan sebanyak 54 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data mulai 22 Maret – 26 Maret 2014. Data dianalisa secara univariat dan menggunakan teknik komputerisasi uji statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh bidan melaksanakan IMD. Mayoritas bidan berusia <30 tahun yang selalu melaksanakan IMD sebanyak 27 bidan (50%), mayoritas bidan yang selalu melaksanakan IMD berpengaruh terhadap pendidikan sebanyak 36 bidan (66,7%), bidan yang selalu melaksanakan IMD memiliki motivasi sebanyak 34 bidan (62,9%), dan mayoritas bidan yang berpengalaman selalu melaksanakan IMD sebanyak 34 bidan (62,9%). Diharapkan peneliti selanjutnya juga meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD dan melakukan penelitian terkait dengan faktor eksternal dikarenakan penelitian ini hanya membahas tentang faktor internal.


(13)

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inisiasi menyusui dini adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,2008). Ketika bayi sehat diletakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin contact) merupakan pertunjukkan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak diatas perut ibu dan menjangkau payudara. Dengan kontak tersebut, ibu dan bayi akan merasa lebih tenang dan secara psikologis ikatan yang lebih kuat akan terbentuk lebih dini.

Pentingnya inisiasi menyusui dini adalah dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara, ibu dan bayi merasa lebih tenang, ada ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi, bayi mendapatkan ASI kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), bayi yang diberi kesempatan menyusui dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2008).

Inisiasi menyusui dini merupakan salah satu cara untuk menurunkan angka kematian bayi. Selain menurunkan angka kematian bayi, IMD juga dapat membantu ibu dalam menyusui yang merupakan alternatif terbaik untuk mencegah pemberian makanan/minuman prelaktal. Hasil penelitian yang dilakukan Fika dan Syafiq tahun 2003 bahwa dengan melakukan IMD, ibu mempunyai peluang 8 kali lebih berhasil untuk memberikan ASI Eksklusif sampai


(15)

4 atau 6 bulan dibandingan dengan ibu yang tidak melakukan IMD. Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Karen Edmond tahun 2006, 22% kematian bayi baru lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran (Roesli, 2012). Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama (Departemen Kesehatan, 2007). Menyelamatkan satu juta bayi dimulai dengan satu tindakan yaitu memberi dukungan selama satu jam dan dengan satu pesan yaitu biarkan bayi menyusu sendiri dalam satu jam setelah lahir (Roesli, 2008). Program "Inisiasi Menyusu Dini" diperkirakan dapat menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama kelahiran dan dapat menekan Angka Kematian Bayi baru lahir hingga mencapai 22%. Di Indonesia, praktik inisiasi menyusui dini masih sangat rendah. Berdasarkan data SDKI tahun 2007, bayi yang mendapatkan ASI dalam satu jam pertama masih sekitar 43,9%. Angka pemberian ASI dalam satu jam pertama terus menurun dari waktu ke waktu. Hasil RISKESDAS 2010, pemberian ASI pada bayi dalam kurun waktu kurang dari satu jam adalah sebesar 29,3%. Untuk Provinsi Sumatera Utara, pemberian ASI bayi dalam kurun waktu kurang dari satu jam hanya sebesar 20,2%.

Praktik inisiasi menyusui dini akan tercapai apabila ada dukungan dari penerima pelayanan kesehatan dan pemberi pelayanan kesehatan yaitu Bidan (Niswah, 2011). Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan, mempunyai waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan pasien bersalin. Selain pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD, bidan seharusnya menerapkan IMD setiap kali


(16)

menolong persalinan dan memberikan dukungan kepada ibu yang melakukan persalinan untuk melakukan IMD karena pada umumnya ibu akan mematuhi apa yang dikatakan oleh bidan (Dayati, 2011).

Terkait dengan pentingnya peranan seorang Bidan dalam melakukan IMD, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Bidan dalam pelaksanaan IMD yaitu Faktor Individu (Kemampuan dan Keterampilan, Latar belakang keluarga, Pengalaman dan Karakteristik demografi), Faktor Psikologis (Persepsi, Sikap, Kepribadian dan motivasi), dan Faktor Organisasi (Sumber daya manusia, Kepemimpinan, Imbalan, Struktur dan desain pekerjaan).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu “Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan”?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.


(17)

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini :

1.3.2.1Menggambarkan pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

1.3.2.2Menggambarkan faktor usia yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

1.3.2.3Menggambarkan faktor pendidikan yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

1.3.2.4Menggambarkan faktor motivasi yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

1.3.2.5Menggambarkan faktor pengalaman yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

1.3.2.6Menggambarkan pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini terhadap faktor yang berpengaruh

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1.4.1 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan yang maksimum kepada ibu nifas dan neonatus.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.


(18)

1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai masukan untuk tetap meningkatkan peayanan kesehatan bagi ibu nifas dan neonatus dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, agar kegagalan menyusui berkurang.

1.4.4 Bagi Ibu Nifas

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu dan lebih memperhatikan bayinya dalam hal inisiasi menyusui dini. 1.4.5 Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan kepada masyarakat, supaya masyarakat mengetahui pentingnya inisiasi menyusui dini dilakukan dan dapat membantu pelaksanaan inisiasi menyusui dini.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inisiasi Menyusui Dini

2.1.1 Pengertian Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir (awal menyusu). Setelah lahir, bayi segera didekatkan kepada ibu dengan cara ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, setelah puting susu ketemu maka bayi menyusu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut (Roesli, 2012).

2.1.2 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

Manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini adalah :

2.1.2.1 Anak yang menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI ekslusif akan menurunkan kematian.

2.1.2.2 Inisiasi menyusui dini dapat melatih motorik bayi. Setelah lahir, bayi segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu dengan kontak kulit ke kulit. Biarkan bayi diatas perut ibu dan mencari puting susu ibu. Selama diatas perut ibu,


(20)

dalam 30 menit pertama bayi diam tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Kemudian bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti ingin minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya, bau cairan ketuban sama dengan cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Kemudian bayi mulai bergerak kea rah payudara, dengan kaki menekan perut ibu, menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya. Lalu bayi menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik (Roesli, 2012).

2.1.2.3 Sebagai langkah awal untuk membentuk ikatan batin antara ibu dan anak. Karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama (Roesli, 2012).

2.1.2.4 Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan pendarahan.


(21)

2.1.3 Proses IMD

Sebelum proses persalinan, petugas kesehatan menjelaskan terlebih dahulu kepada ibu dan suami/keluarga tentang apa yang akan dilakukan. Suami/keluarga mendampingi ibu sampai proses IMD selesai karena dengan mengajak suami/keluarga dapat membantu ibu secara aktif melakukan IMD dan dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu. Bersama ibu, perhatikan bayi merayap di dada ibu, biarkan bayi menjilati kulit ibu, dan kenali tanda-tanda bayi siap menyusu, yaitu bayi menghisap tangannya, membuka mulutnya mencari puting, dan keluar air liurnya. Proses IMD dapat dilakukan sebagai berikut (Kemenkes, 2009 da

Segera setelah bayi lahir, menangis, mulai bernafas, dan dipotong tali pusatnya, maka :

2.1.3.1 Secepatnya keringkan seluruh tubuh bayi dengan handuk lembut, kecuali kedua telapak tangannya, karena tangan yang basah oleh cairan ketuban, baunya sama dengan bau cairan yang dari dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini yang akan membimbing bayi mulai merayap untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

2.1.3.2 Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.


(22)

2.1.3.4 Dengan posisi tengkurap di dada ibu, biarkan bayi merayap mencari sendiri puting susu ibu. Ibu dapat membantu dengan sentuhan lembut tetapi jangan memaksa bayi untuk menuju puting. Biarkan bayi menendang-nendang perut ibu. Tendangan lembut ini akan menekan perut ibu dan membantu kontraksi rahim. Kontraksi rahim berperan untuk mengeluarkan plasenta dan mengurangi pendarahan pasca persalinan. Biarkan tangan bayi meremas puting ibu. Remasan tangan bayi, hentakan kepala bayi di dada ibu, dan perilaku bayi menoleh k kanan dan kiri sambil menggesek payudara ibu dapat merangsang pengeluaran ASI lebih cepat. Ketika bayi dekat puting susu ibu, bayi akan mengeluarkan air liur, menjilati puting, dan membuka mulut secara lebar. Biarkan bayi mengulum puting ibu dan menghisapnya. Biarkan bayi tengkurap menempel pada dada ibu sampai bayi selesai menyusu pertama dan melepas puting ibu. Saat menyusu pertama kalinya, bayi memperoleh kolostrum yang kaya akan protein dan zat kekebalan tubuh.

Proses IMD minimal satu jam dan berlangsung segera setelah bayi lahir, sebaiknya harus tetap berlangsung walaupun terjadi pemindahan ibu dari kamar bersalin atau kamar operasi. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung. Rawat gabung ini memungkin bayi tetap dalam jangkauan ibu dan ibu dapat memberikan ASI nya kapan saja jika bayi menginginkannya. Selain itu rawat gabung ini dapat meningkatkan


(23)

hubungan batin antar ibu dan bayinya. Proses IMD ini hanya dilakukan pada pasien dengan kondisi yang stabil (ibu dan bayi).

2.1.4 Faktor Penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan praktek Inisiasi Menyusui Dini

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab terjadinya hambatan kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi (Roesli, 2008) yaitu : 2.1.4.1 Kesiapan ibu sehabis melahirkan, biasanya merasa terlalu lelah

ataupun merasa khawatir dengan proses penjahitan.

2.1.4.2 Tenaga medis yang kurang mendukung pelaksanaan, karena kurang tersedianya Sumber Daya Manusia atau kamar operasi maupun kamar bersalin yang sibuk.

2.1.4.3 Pemikiran ibu yang merasa kasihan kepada bayinya, khawatir bayi kedinginan atau bayi tidak siaga (alert).

2.1.4.4 Pengetahuan ibu, bahwa bayi yang baru dilahirkan harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, diukur juga pemberian vitamin K dan tetes mata (mencegah penyakit gonorrhea).

2.1.4.5 Kurangnya pengetahuan ibu bahwa membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran sangat bermanfaat, salah satunya mengenai manfaat dan jumlah pengeluaran kolostrum.


(24)

2.2 Bidan

2.2.1 Definisi bidan

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) atau memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007).

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggungjawab, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk member dukungan, asuhan, dan nasehat selama hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin proses persalinan atas pertanggungjawaban sendiri dan memberi asuhan kepada bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lainnya yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. Selain itu, bidan juga memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu dan membentu ibu untuk memenuhi pemberian ASI (Depkes 2001 dalam Vera 2012).

.

2.2.2 Pendidikan Bidan

Perkembangan pendidikan bida

2.2.2.1 Tahun 1851 pendidikan bidan bagi wanita pribumi tidak berlangsung lama.


(25)

2.2.2.2 Tahun 1902 pendidikan bidan bagi wanita pribumi dibuka kembali.

2.2.2.3 Tahun 1950 pendidikan bidan, SMP + 3 tahun. 2.2.2.4 Tahun 1954 dibuka sekolah guru bidan.

2.2.2.5 Tahun 1975-1984 sekolah bidan ditutup, IBI terus berjuang agar sekolah bidan dibuka kembali.

2.2.2.6 Tahun 1985 dibuka Program Pendidikan Bidan Swadaya. 2.2.2.7 Tahun 1989 Crash Program Pendidikan Bidan dan

penempatan bidan di desa.

2.2.2.8 Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan B, Akper 1 tahun hanya dua angkatan.

2.2.2.9 Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan C, SMP + 3 tahun. 2.2.2.10Tahun 1994 Program Bidan PTT.

2.2.2.11Tahun 1996 dibuka DIII Kebidanan.

2.2.2.12Tahun 2000 dibuka Program D-IV Bidan Pendidik 2.2.2.12Tahun tahun 2008 dibuka S2 kebidanan.

2.2.3 Lisensi Bidan

Lisensi adalah pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan IBI.

Tujuan lisensi adalah:

2.2.3.1 Memberikan kejelasan batas wewenang 2.2.3.2 Menetapkan sarana dan prasarana


(26)

2.2.3.3 Meyakinkan klien

Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Izin Praktik Bidan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto. Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi. Meskipun Uji Kompetensi sekarang ini baru pada tahap uji coba dibeberapa wilayah, termaksud Propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali.

Syarat Lisensi :

2.2.3.1 Fotokopi SIB yang masih berlaku 2.2.3.2 Fotokopi ijasah bidan


(27)

2.2.3.4 Rekomendasi dari organisasi profesi

2.2.3.5 Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar

2.2.4 Peran bidan dalam IMD

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalammelaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Bidan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD dan laktasi yang baik dan benar, bidan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap IMD (Setiarini, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD oleh bidan : 2.2.4.1 Faktor Internal

2.2.4.1.1 Usia

Usia menurut KBBI adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan) yang dihitung dalam tahun. Secara fisiologi pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat digambarkan dengan pertambahan usia, peningkatan usia diharapkan terjadi peningkatan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh kembangnya. Usia lanjut umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti dibanding dengan usia muda, hal ini terjadi kemungkinan usia yang lebih muda kurang berpengalaman (Setiarini, 2012 dalam Robbins 2003). Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian dari Mardiah tahun 2011, bahwa bidan yang memiliki kinerja baik yaitu lebih dari separuh berusia tua atau sebanyak 54,7%.


(28)

Pendidikan menurut KBBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; proses, cara, perbuatan mendidik. Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu, berrupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal (Sunaryo, 2004). Pendidikan formal adalah segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Pendidikan kebidanan formal terakhir yang diselesaikan adalah SPK + 1 tahun, Diploma (DIII dan DIV), dan S2 Kebidanan. 2.2.4.1.3 Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi menurut KBBI adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Hirarki kebutuhan dari Maslow adalah salah satu teori pendekatan motivasi oleh Maslow, yaitu :

2.2.4.1.3.1 Teori motivasi kebutuhan

Teori ini menitikberatkan pada pengenalan rangsangan dari dalam atau kebutuhan individu. Jenjang kebutuhan manusia meliputi: kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan


(29)

akan dicintai dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

2.2.4.1.3.2 Teori motivasi dorongan

Teori ini menyebutkan bahwa tingkah laku individu didorong ke arah suatu tujuan tertentu, karena adanya kebutuhan. Dorongan tersebut, dibawa sejak lahir atau bersifat intrinsik.

2.2.4.1.3.3 Teori motivasi keadilan

Teori ini berprinsip bahwa individu akan termotivasi, bila individu mengalami kepuasan dan diterima dari upaya proporsi atau usaha yang dilakukan.

2.2.4.1.3.4 Teori motivasi harapan

Teori ini berpikir atas dasar harapan hasil prestasi valensi dan harapan prestasi usaha.

Teori lain adalah teori faktor ganda Herzberg. Teori faktor ganda merupakan identifikasi dari dua dimensi pekerjaan dasar :

2.2.4.1.3.1 Kondisi luar (extrinsic condition) yang kurang penting, bukan pemuas. Didalamnya tercakup kebijakan administratif perusahaan, kebersihan (kondisi) tempat kerja, hubungan antar pegawai, manfaat sampingan, dan peningkatan dalam penggajian biaya hidup. Herzberg menamakan kondisi itu sebagai faktor higienis, karena meskipun merupakan prasyarat penting bagi kepuasan bekerja, kondisi tersebut tidak membangkitkan performa tinggi. Faktor higienis lebih berpengaruh dalam menghilangkan halangan dalam lingkungan pekerjaan daripada


(30)

terkait langsung dengan motivasi dalam pekerjaan sehingga disebut juga faktor pemelihara (maintenance factor).

2.2.4.1.3.2 Kondisi tugas itu sendiri (intrinsic condition) atau motivator. Apakah tugas itu memberikan perasaan telah mencapai sesuatu (prestasi/achievement) dan pengakuan (recognition) atas pencapaian tersebut. Apakah tugas itu sendiri (the work it self) cukup menarik, merupakan sesuatu yang ingin dikenang setelah selesai bekerja. Apakah tugas itu memberikan rasa keterlibatan dalam lingkungan pekerjaannya dan menimbulkan dorongan tanggung jawab untuk menyelesaikannya (responsibility). Apakah tugas memberikan suatu tantangan sehingga memberikan adanya rasa pertumbuhan kemampuan (advancement).

Motivasi dalam hubungan seseorang dengan pekerjaannya itu merupakan hal yang mendasar (Fithananti, 2013). Semakin baik motivasi maka semakin baik kinerja seseorang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Padmi Suparti tahun 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan antar motivasi dengan kinerja bidan. Motivasi yang muncul dari dalam diri bidan berhubungan dengan rasa tanggungjawab, aktualisasi diri, dan kesadaran.

2.2.4.1.4 Pengalaman

Pengalaman adalah proses pembentukan, pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan individu dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984).


(31)

Pengalaman menurut KBBI adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung). Pengalaman seseorang dapat diukur dari masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentan waktu lamanya seseorang menjalani pekerjaan tertentu. Semakin lama seseorang bekerja, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian dari Faizin tahun 2008, bahwa ada hubungan lama kerja perawat terhadap kinerja. Pengalaman juga bisa didapat dengan mengikuti pelatihan. Hasil penelitian Mardiah tahun 2011, menyatakan bahwa pelatihan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja bidan dalam mendukung program IMD di kota Pekanbaru.

2.2.4.2 Faktor Eksternal

2.2.4.2.1 IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI. Dari 7 bab kode etik, salah satu kode etik bidan yaitu kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat yang isinyasetiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan


(32)

menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

2.2.4.2.2 Fasilitas

Fasilitas menurut KBBI adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi. Ketersediaan sumber daya kesehatan yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau saran-sarana yang merupakan sumber daya untuk menunjang perilaku. Produktifitas kerja dan kualitas kerja yang baik sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana yang baik (Setiarini, 2012).

2.2.4.2.3 Sistem pelayanan kesehatan

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan antara tim kesehatan yang satu dengan yang lain saling menunjang (nursingppni). Dalam rangka


(33)

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan kesehatan, arah kebijakan pemerintah diprioritaskan pada (Pratiwi, 2010) :

2.2.4.2.3.1 Meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat

2.2.4.2.3.2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan

2.2.4.2.3.3 Mengembangkan sistem jaminan kesehatan bagi masyarakat

2.2.4.2.3.4 Meningkatkan sosialisasi kesehatan lingkungan pada pola hidup sehat

2.2.4.2.3.5 Meningkatkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sejak usia dini

2.2.4.2.3.6 Meningkatkan pemerataan dan kualitas fasilitas kesehatan dasar


(34)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, Faktor Internal (Usia, Pendidikan, Motivasi, Pengalaman) dan Faktor Eksternal (IBI, Fasilitas, Sistem pelayanan kesehatan). Dalam kerangka konsep ini dijelaskan bahwa hanya faktor internal yang dapat diteliti, sedangkan faktor eksternal diabaikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di gambar ilustrasi pada gambar 1 berikut ini :

Keterangan : …….. = tidak diteliti = diteliti

Gambar 1 : Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

3.2 Defenisi operasional

Tabel 3.2.1 : Defenisi Operasional Variabel Penelitian Faktor Internal :

- Usia - Pendidikan - Motivasi - Pengalaman Faktor Eksternal : - IBI

- Fasilitas

- Sistem Pelayanan Kesehatan

Pelaksanaan IMD


(35)

No. Variabel/Sub Variabel

Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala 1.

2.

Pelaksanaan IMD oleh Bidan

Faktor Internal : - Usia

- Pendidikan

- Motivasi

- Pengalaman

Bidan melaksanakan proses IMD pada ibu-ibu yang melakukan persalinan. Usia adalah lama hidup bidan yang dihitung dalam tahun mulai dari lahir sampai saat penelitian dilakukan. Pendidikan adalah pengetahuan yang diperoleh bidan tentang pelaksanaan IMD. Motivasi adalah dorongan/keinginan untuk melakukan tindakan IMD. Pengalaman adalah lama kerja bidan di ruang bersalin rumah sakit dan pelatihan IMD yang pernah

Kuesioner sebanyak 1 pertanyaan Kuesioner pertanyaan tentang usia dengan 3 pilihan jawaban Kuesioner sebanyak 6 pernyataan tentang pngetahuan yang diperoleh bidan selama menjalani pendidikan. Kuesioner sebanyak 10 pernyataan tentang motivasi yang diberikan 2 pilihan jawaban ya dan tidak. Kuesioner sebanyak 2 pertanyaan tentang pelatihan dan lama bekerja.

1 = Ya 2 = Tidak

1 = <30 tahun 2 = 30-45

tahun 3 = >45

tahun Skor 0-2 =

Tidak berpengaruh

Skor 3-6 = Berpengaru

h

Skor 0-4 = Tidak ada

motivasi Skor 5-10 =

Ada motivasi

<3 bulan = Tidak berpengala man Ordinal Nominal Ordinal Ordinal Nominal


(36)

diikuti. 3 bulan-1 tahun = Kurang berpengala

man >1 tahun = Berpengala


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan bidan yang bertugas di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yang berjumlah 54 bidan. 4.2.2 Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total Sampling adalah seluruh populasi diteliti (Machfoedz, 2013). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari 100 (Sugiyono, 2010).

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Penelitian dilakukan pada 22 Maret – 26 Maret 2014.


(38)

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui dan peneliti mendapat izin dari Fakultas Keperawatan serta menerima surat ethical clearance. Kemudian peneliti menemui responden dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini. Calon responden yang bersedia, dipersilahkan untuk menandatangani informed concern. Tetapi bagi calon responden yang tidak bersedia, calon barhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Pemgunduran diri dapat dilakukan pada saat mulai pengumpulan data. Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya-tanya tentang hal yang tidak dimengerti sehubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden baik itu resiko fisik maupun psikis. Privasi kerahasiaan (confidentiality) responden merupakan masalah etika yang paling utama dalam penelitian ini dan kerahasiaan catatan mengenai data calon responden akan dijaga, dengan tidak menuliskan nama pada instrument (anonymity). Data-data yang diperoleh dari calon responden digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

4.5 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan konsep tentang faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini yang dijabarkan dalam Bab II tinjauan pustaka. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pertama, data demografi. Bagian kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisisasi menyusui dini.


(39)

Data demografi responden meliputi nama, usia, pendidikan terakhir, dan pelaksanaan inisiasi menyusui dini.

4.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini

Faktor ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Untuk usia ada 3 kategori (<30 tahun, 30-45 tahun, >45 tahun), pendidikan ada 6 pernyataan (1,2,3,4,5,6), motivasi ada 10 pernyataan (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10), dan pengalaman ada 2 pertanyaan (1,2). Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini menggunakan skala gutman dalam 2 alternatif jawaban yaitu “YA” dan “TIDAK”. Bobot nilai yang diberikan bagi pernyataan untuk jawaban YA = 1 dan TIDAK = 0.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran pengamatan yang berarti kehandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi untuk mengukur kevaliditasan kuesioner. Validitas isi adalah tingkat reprentativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep variabel sebagaimana dirumuskan dalam defenisi operasional (Machfoedz, 2013). Karena instrumen ini dibuat sesuai dengan rumusan-rumusan yang ditetapkan oleh peneliti


(40)

berdasarkan tujuan penellitian yaitu untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2008). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama (Arikunto, 2010).

Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 21 karena peneliti memiliki instrumen dengan jumlah butir pernyataan genap. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan sebelum pengumpulan data pada tanggal 10 februari-13 februari 2014 terhadap 30 orang responden yang memenuhi kriteria sampel dan hasil uji reliabilitas harus > 0,7. Uji reliabilitas dilakukan terhadap DIV Kebidanan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan jumlah responden 30 orang. Peneliti menemui responden ke ruangan DIV Kebidanan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan menjelaskan maksud dan tujuan uji reliabilitas ini. Calon responden yang bersedia, dipersilahkan untuk mengisi instrumen penelitian.


(41)

Bagi calon responden tidak bersedia, calon berhak untuk menolak. Dilakukan secara manual dengan rumus :

r

₁₁

=

�−1

� �

1

�(�−�)

���

dimana : r₁₁ = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata

V� = varians total

Hasil uji reliabilitas untuk faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini adalah 0,7742, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini adalah reliabel.

4.7 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah memberikan kuesioner kepada responden. Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima ethical clearance dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan menerima surat izin pelaksana penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengantarkan surat izin penelitian tersebut ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan cara mengisi kuesioner. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan calon responden untuk mengikuti penelitian, bagi calon responden yang setuju diharapkan untuk mengisi informed consent. Kemudian pengumpulan data


(42)

dimulai dari calon responden yang bersedia mengisi kuesioner. Peneliti memberi kesempatan pada calon responden bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti. Dan setiap calon responden berhak menolak/tidak mengikuti penelitian ini. Kelemahan pada penelitian ini yaitu pada saat pengumpulan data, peneliti tidak berhadapan langsung dengan responden pada saat pengisian kuesioner.

4.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul dimulai dari pengolahan data dengan memeriksa semua kelengkapan identitas dan data dari responden serta memastikan bahwa data tersebut telah diisi. Kemudian data yang telah terkumpul diberi kode untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden kedalam kategori dengan menggunakan kode angka pada masing-masing jawaban. Hasil pengolahan data akan diolah dengan menggunakan bantuan software komputer. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Data yang sudah diperoleh kemudian diolah secara komputerisasi :

4.8.1 Editing

Dalam tahapan ini dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan data yang ada dalam instrumen penelitian, kesesuaian data hasil penelitian untuk masing-masing responden, data yang dikumpulkan sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pengisiannya. Data editing dilakukan di tempat penelitian agar jika ada kesalahan


(43)

atau kekurangan dapat langsung diperbaiki (minimalisasi kesalahan).

4.8.2 Coding

Memberikan kode pada setiap variabel jawaban yang diberikan. Jawaban yang berbentuk huruf diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah analisa data. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengkodean dan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka dari setiap jawaban. Data coding sebelum penelti melakukan proses observasi.

4.8.3 Entry

Peneliti memasukkan semua data yang terkumpul kedalam komputer sesuai dengan variabel masing-masing dengan menggunakan bantuan software komputer dan diproses lebih lanjut. 4.8.4 Cleaning

Melakukan pengecekan kembali apakah terjadi kesalahan dalam entry data, jika terdapat data yang salah entry maka harus diperbaiki sesuai dengan kuesioner.

4.8.5 Processing

Setelah semua kuesioner terisi penuh, benar dan telah melewati pengkodean, dilakukan proses data untuk dianalisis. Statistik yang digunakan untuk menganalisa data deskriptif yaitu frekuensi, persentase.


(44)

Setelah data di processing, hasilnya dibuat dalam tampilan grafik.


(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilakukan sejak 18 Maret - 22 Maret 2014 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

5.1.1 Karakteristik Demografi

Karakteristik demografi responden yang dipaparkan mencakup usia, pendidikan terakhir. Data yang diperoleh (tabel 5.1.1.1) menunjukkan mayoritas bidan berusia <30 tahun (79,6%), mayoritas pendidikan terakhir DIII Kebidanan (92,6%).

Tabel 5.1.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi (n = 54)

Karakteristik Frekuensi Persentase

(%) Usia

- <30 tahun - 30-45 tahun - >45 tahun

Pendidikan terakhir

- SPK + 1 tahun - DIII Kebidanan - DIV Kebidanan - S2 Kebidanan

43 9 2 0 50 4 0 79,6 16,7 3,7 0 92,6 7,4 0


(46)

5.1.2 Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

Dari data yang diperoleh (Tabel 5.1.2.1) menunjukkan dari 54 bidan, seluruh bidan melaksanakan IMD. Frekuensi pelaksanaan IMD mayoritas bidan selalu melaksanakan IMD (66,7%), sisanya kadang-kadang (22,2%), sering (11,1%).

Tabel 5.1.2.1. Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan inisiasi menyusui dini (n = 54)

Pelaksanaan IMD Frekuensi Persentase Pelaksanaan IMD - Kadang-kadang - Sering - Selalu 12 6 36 22,2 11,1 66,7

Total 54 100

5.1.3 Deskripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

Deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini meliputi variabel usia, pendidikan, motivasi, dan pengalaman.

5.1.3.1 Usia

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 5.1.2.1.1) menunjukkan bahwa mayoritas bidan yang berusia <30 tahun (79,6%), sisanya bidan berusia 30 – 45 tahun (16,7%) dan bidan berusia >45 tahun (3,7%).


(47)

Tabel 5.1.2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan usia (n = 54)

Usia Frekuensi Persentase

Usia

- <30 tahun 43 79,6

- 30-45 tahun 9 16,7

- >45 tahun 2 3,7

Total 54 100

5.1.3.2 Pendidikan

Berdasarkan tabel 5.1.3.2.1 menunjukkan keseluruhan pendidikan bidan berpengaruh (100%) terhadap pelaksanaan IMD.

Tabel 5.1.3.2.1. Distribusi frekuensi dan persentase pendidikan (n = 54)

Pendidikan Frekuensi Persentase

Pendidikan

- Berpengaruh 53 100

- Tidak berpengaruh 0 0

Total 54 100

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini dari aspek pendidikan, hasil penelitian (tabel 5.1.2.2.1) menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan bidan tentang cara melaksanakan IMD dipelajari selama menjalani pendidikan bidan (98,1%), keterampilan bidan melaksanakan IMD diperoleh selama menjalani pendidikan bidan (98,1%), sikap positif bidan terhadap IMD terbentuk


(48)

selama menjalani pendidikan bidan (98,1%), pengetahuan bidan tentang cara melaksanakan IMD bukan setelah mengikuti pelatihan tentang IMD (96,2%), keterampilan bidan melaksanakan IMD terbentuk bukan setelah mengikuti pelatihan tentang IMD (96,2%), dan sikap positif bidan terhadap IMD terbentuk bukan setelah mengikuti pelatihan tentang IMD (96,2%). Hampir keseluruhan bidan memperoleh pendidikan tentang pelaksanaan IMD melalui pendidikan formal tanpa harus mengikuti pendidikan informal atau lanjutan.

Tabel 5.1.3.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan pendidikan (n = 54)

Pernyataan mengenai Pendidikan

Ya Tidak

f (%) f (%)

Pengetahuan tentang cara melaksanakanIMD

saya pelajari selama menjalani

pendidikan bidan Keterampilan melaksanakan IMD saya peroleh selama menjalani pendidikan bidan Sikap positif terhadap IMD terbentuk selam menjalani pendidikan bidan

Pengetahuan tentang cara melakukan IMD saya pelajari setelah mengikuti pelatihan 53 (98,1 53 (98,1 53 (98,1 2 (3,7) 2 (3,7) 1 (1,9) 1 (1,9) 1 (1,9) 52 (96, 52 (96,


(49)

tentang IMD Keterampilan

melaksanakanIMD saya peroleh setelah mengikuti pelatihan tentang IMD Sikap positif terhadap IMD terbentuk setelah mengikuti pelatihan tentang IMD

2 (3,7) 52 (96,

5.1.3.3 Motivasi

Berdasarkan tabel 5.1.3.3.1 menunjukkan bidan mayoritas memiliki motivasi (87%).

Tabel 5.1.3.3.1. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi (n = 54)

Motivasi Frekuensi Persentase

Motivasi

- Ada motivasi 47 87

- Tidak ada motivasi 7 13

Total 54 100

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 5.1.3.3.2) menunjukkan bahwa mayoritas bidan senang bila IMD berhasil dilakukan (100%), bidan melakukan IMD karena sudah menjadi tanggungjawabnya sebagai bidan (100%), bidan senang mendapat pujian karena melakukan IMD (96,3%), bidan tidak mudah menyerah apabila menghadapi kesulitan dalam melakukan IMD (98,1%), bidan melakukan IMD karena kewajibannya sebagai bidan (88,9%), bidan melakukan IMD Karena ada kebijakan dari


(50)

Ikatan Bidan Indonesia (85,1%), bidan memikirkan kualitas IMD yang dilakukan (100%), IMD bukan suatu rutinitas dalam pekerjaan (98,1%), bidan mau melakukan IMD meskipun tidak berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan (100%), dan bidan merasa terdorong melakukan IMD bukan karena mendapat penghargaan dari rumah sakit (98,1%).

Tabel 5.1.3.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan motivasi (n = 54)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ya Tidak

f (%) f (%)

Motivasi

Saya senang bila IMD berhasil dilakukan Saya melakukan IMD karena sudah menjadi tanggungjawab saya sebagai bidan

Saya senang mendapat pujian karena saya melakukan IMD Saya tidak mudah menyerah apabila menghadapi kesulitan dalam melakukan IMD Sayamelakukan IMD karenakewajiban saya sebagai bidan

Saya melakukan IMD karena ada kebijakan dari Ikatan Bidan Indonesia Saya tidak memikirkan

kualitas IMD yang saya lakukan,

54 (100) 54 (100) 52 (96,3) 53 (98,1) 48 (88,9) 46 (85,1) - 1 (1,9) - 1 (1,9) - - 2 (3,70) 1 (1,9) 6 (11,1) 8 (14,8) 54 (100) 53 (98,1) 54 (100) 53 (98,1)


(51)

yang penting saya sudah melaksanakan tugas saya IMD hanya suatu rutinitas dalam pekerjaan saya Saya mau melakukan IMD apabila berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan Saya merasa terdorong melakukan IMD, apabila mendapat penghargaan dari rumah sakit

5.1.3.4 Pengalaman

Berdasarkan tabel 5.1.3.4.1 menunjukkan mayoritas bidan berpengalaman sebesar 83,3%, kurang berpengalaman 16,7%, dan tidak ada bidan yang tidak berpengalaman.

Tabel 5.1.3.4.1. Distribusi frekuensi dan persentase pengalaman

Pengalaman Frekuensi Persentase

Pengalaman

- Berpengalaman 45 83,3

- Kurang berpengalaman - Tidak berpengalaman

9 -

16,7 -

Total 54 100

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini dari aspek pengalaman, hasil penelitian (tabel 5.1.3.4.2) menunjukkan bahwa mayoritas bidan yang tidak pernah


(52)

mengikuti pelatihan tentang IMD (87%), dan lama bekerja bidan >1 tahun (85,2%).

Tabel 5.1.3.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD berdasarkan pengalaman (n = 54)

Pengalaman Frekuensi Persentase

Pelatihan

- Pernah 7 13

- Tidak pernah

Lama bekerja

- <3 bulan

- 3 bulan- 1 tahun - >1 tahun

47 - 8 46 87 - 14,8 85,2

Total 54 100

Tabel 5.1.3.4.3. Tabulasi Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini terhadap faktor yang berpengaruh

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pelaksanaan IMD

Kadang-kadang

Sering Selalu Usia

- <30 tahun - 30-45 tahun - >45 tahun

Pendidikan

- Berpengaruh - Tidak berpengaruh

Motivasi 12 0 0 11 0 4 2 0 7 0 27 7 2 36 0


(53)

- Ada motivasi - Tidak ada motivasi

Pengalaman

- Berpengalaman

- Kurang berpengalaman - Tidak berpengalaman

7 0 5 7 0 6 0 6 0 0 34 7 34 2 0

Hasil penelitian (tabel 5.1.3.4.3) menunjukkan dari faktor usia bahwa mayoritas bidan yang berusia <30 tahun selalu melaksanakan IMD sebanyak 27 bidan, mayoritas bidan yang selalu melaksanakan IMD berpengaruh terhadap pendidikan sebanyak 36 bidan, pada faktor motivasi bahwa bidan yang ada motivasi selalu melaksanakan IMD sebanyak 34 bidan, dan mayoritas bidan yang berpengalaman selalu melaksanakan IMD sebanyak 34 bidan.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak semua variabel faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD dapat diteliti. Variabel yang diteliti adalah faktor internal (usia, pendidikaan, motivasi, pengalaman), sedangkan variabel yang tidak diteliti adalah faktor eksternal (IBI, fasilitas, sistem pelayanan kesehatan) sehingga masih diperlukan penelitian selanjutnya.

5.2.2 Hasil Pembahasan


(54)

Inisiasi menyusui dini yaitu bayi yang diberikan peluang untuk mulai (inisiasi) menyusu sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap mencari putting susu sendiri lalu menyusu, berlangsung selama lebih kurang satu jam sejak bayi baru lahir (Depkes, 2009).

Pada proses ini, yang terpenting adalah rangsangan atau hisapan bayi pada putting ibu tanpa memperhitungkan ASI sudah keluar atau belum. Peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan persalinan sangat penting dalam pelaksanaan IMD karena bidan sebagai fasilitator yang mendukung dan membantu ibu dalam pelaksanaan IMD.

Pada penelitian ini diketahui bahwa seluruh bidan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini, lebih setengah dari 54 bidan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan selalu melaksanakan inisiasi menyusui dini.

Dari hasil penelitian juga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah usia, pendidikan, motivasi, dan pengalaman.

Para ahli mengemukakan bahwa IMD sangat bermanfaat bagi bayi, untuk itu semua bidan diharapkan mendukung dan komitmen untuk melaksanakan IMD pada setiap pertolongan persalinan. Proses ini juga member kesempatan terjadinya kontak kulit antara bayi dan ibu yang mampu menenangkan bayi, mencegah


(55)

hipotermi, dan mencegah kematian bayi baru lahir melalui pemberian ASI sedini mungkin pada satu jam kelahirannya (Depkes RI, 2009).

5.2.2.2 Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pembentukan tingkat kedewasaan seseorang. Pada penelitian ini diketahui mayoritas bidan yang usianya <30 tahun selalu melaksanakan IMD. Hasil analisis variabel usia bidan bahwa bidan yang usianya <30 tahun lebih banyak yang selalu melaksanakan IMD. Dengan kata lain, usia yang tergolong muda selalu melaksanakan IMD. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusnita (2012), yaitu semakin tinggi usia bidan maka kecenderungan untuk melaksanakan IMD semakin tinggi.

5.2.2.3 Pendidikan

Pendidikan merupakan kesempatan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap perilaku kesehatan (Yusnita, 2012). Pada penelitian ini, keseluruhan bidan yang selalu melaksanakan IMD berpengaruh terhadap pendidikan. Pendidikan tersebut didapat dari pendidikan formal, tanpa harus diperoleh dari pendidikan informal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumiyati (2011) memperoleh tidak ada perbedaan proporsi bidan yang melaksanakan IMD antara bidan yang berpendidikan rendah dengan bidan yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena akses informasi tentang IMD secara mendalam hanya didapat dari bangku pendidikan kebidanan.


(56)

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Pada penelitian ini, mayoritas bidan yang selalu melaksanakan IMD memiliki adanya motivasi. Dengan kata lain, bidan selalu melaksanakan IMD karena memiliki faktor motivasi dari dalam dirinya. Motivasi yang dimiliki oleh bidan dalam melaksanakan IMD merupakan motivasi instrinsik yang mempengaruhi individu untuk bekerja dengan baik. Motivasi tersebut akan terefleksi dalam pekerjaan mereka. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiah (2011) di pekanbaru bidan yang memiliki motivasi baik dalam mendukung program IMD namun dalam kenyataannya bidan yang memiliki motivasi kurang lebih baik kinerjanya didalam mendukung program IMD.

5.2.2.5 Pengalaman

Pelatihan merupakan peluang dalam meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman seseorang. Bidan yang sudah pernah mengikuti pelatihan akan mempunyai wawasan yang lebih luas, keterampilan, dan pengalaman yang lebih banyak terkait dengan pelaksanaan IMD. Untuk itu, bidan yang sudah mengikuti pelatihan seharusnya selalu melaksanakan IMD pada setiap persalinan yang ditolong. Pada penelitian ini, bidan yang selalu melaksanakan IMD mayoritas bidan yang memiliki pengalaman. Dapat ditunjukkan bahwa mayoritas bidan memiliki lama bekerja >1 tahun. Dikatakan berpengalaman apabila lama bekerja sudah >1 tahun, hal ini dapat dilihat pada bidan di Rumah


(57)

Sakit Santa Elisabeth Medan yang bekerja >1 tahun sudah dapat melaksanakan IMD secara mandiri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusnita (2012) bahwa semakin tinggi lama kerja bidan maka kecenderungan untuk melaksanakan IMD semakin tinggi. Pada penelitian ini, bidan yang berpengalaman semakin selalu melaksanakan IMD.


(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Keseluruhan bidan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan melaksanakan IMD.

2. Bidan yang usianya <30 tahun mayoritas selalu melaksanakan IMD.

3. Keseluruhan bidan yang selalu melaksanakan IMD berpengaruh terhadap pendidikan formal.

4. Mayoritas bidan yang ada motivasi selalu melaksanakan IMD.

5. Bidan yang selalu melaksanakan IMD mayoritas bidan yang berpengalaman.

6.2 Saran

1. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Untuk mempertahankan motivasi bidan, sebaiknya rumah sakit selalu mendukung bidan untuk terus berkembang dengan memberikan reward yang sesuai sehingga bidan semakin termotivasi dalam peningkatan pelaksanaan IMD.


(59)

Untuk selalu mempertahankan motivasi yang sudah dimiliki dalam pelaksanaan IMD, dan meningkatkan pendidikan dengan meningkatkan pendidikan lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, serta mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit.

3. Penelitian selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD dan dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor eksternal dikarenakan penelitian ini hanya membahas tentang faktor internal.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia (2012).Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan asuhan keperawatan di Ruang Interna RSUD PROF.DR.HI.Aloei Saboe Kota

Gorantalo. Diambil pada 30 Juni 2014

dari http://eprints.ung.ac.id/id/eprints/5118.

Atanay (2008). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Fak-Fak. Diambil pada 3 Juli 2014 dari http://eprints.undip.ac.id/10322/

Dahlan, M. S. (2011). Statistik umum kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medica.

Depkes RI. (2008). Profil kesehatan Indonesia 2007. Diambil pada 20 Oktober 2013

da

Gatot, D.W., Adisasmito, W. (2004). Hubungan karakteristik perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Gunung Jati Cirebon. Diambil pada 30 Juni 2014 dari journal.ui.ac.id/health/article/download/347/343

Gillies, D. A. (1996). Manajemen keperawatan suatu pendekatan system, Edisi 2. Alih bahasa: Sukmana, D & Sukmana, R. W. Philadelphia: W. B. Saunders Company.

Hasibuan, M. S. P. (1996). Organisasi dan motivasi. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Hidayat, A. A. A. (2008). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba

Medica.

Hikmet, N. G. (2009). Pengaruh faktor kepemimpinan individual dan organisasi terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medik di ruang rawat

inap Rumah Sakit Haji Medan. Diambil pada 5 Desember 2013

da

Ilham (2010). Hubungan antara pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja dengan motivasi kerja perawat di Irna C Interne RSUP.Dr.M.Djamil Padang. Diambil pada 18 Juni 2014 dari fkep.unand.ac.id/920


(61)

Khoir, A. M. (2011). Pengaruh kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Malahayati Medan. Diambil pada 5 Desember 2013 dari Kunto, V. (2004). Analisis hubungan persepsi pasien terhadap mutu pelayanan

dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan untuk rawat inap umum di RS

Kusta Kelat Jepara. Diambil pada 19 Juli 2014

dari eprints.undip.ac.id/14669/.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan teori dan aplikasi. Jakarta: EGC.

Mulyono, M. H., Hamzah, A., & Abdullah, A. A. (2012). Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01

Ambon. Diambil pada tanggal 20 Oktober 2013

da Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Nursalam. (2012). Manajemen keperawatan aplikasi dan praktek keperawatan professional. Jakarta: Salemba M

Pinem (2010). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Penerapan Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keperawatan Terhadap Kinerja Perawat Di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010. Diambil pada 5 desember 2014 dari repository.usu.ac.id/handle/123456789/20872

Pratiwi, Margareta, Kartasurya, dkk (2014). Hubungan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan

Kalijaga Kabupaten Demak. Diambil tanggal 30 Juni 2014

dari http://eprints.undip.ac.id/42952

Roatib, A., Suhartini, S., Supriyadi (2007). Hubungan Antara Karakteristik Perawat dengan Motivasi Perawat Pelaksana dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik Pada Fase Kerja Di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang. Diambil pada 20 Juni 2014

da

Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sitorus, R., & Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan : manajemen keperawatan di ruang rawat inap. Jakarta: Sagung Seto.


(62)

Sumarni, T (2008). Pengaruh kecerdasan emosional pemimpin terhadap motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Diambil pada 14 juni 2014 dari http : // repository.usu.ac.id/handle/123456789/6767.

Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan di rumah sakit. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Wahyuni, I (2012). Hubungan motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Diambil pada 14 Juni 2014 dari http : // repository.usu.ac.id/handle/123456789/34820

Winardi. (2001). Motivasi dan pemotivasian dalam manajemen. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Wulandari (2013). Pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja perawat terhadap kinerja perawat ruang rawat inap. Diambil pada

21 Juni 2014 dari http://skripsi.veteranbantara.ac.id/index.php/fkesmasyarakat/article/vie

w/9

Yuliana A. (2013). Permenkes no.147 tahun 2010. Diambil pada tanggal 20 Oktober 2013 dari

Zulfikar (2004). Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi perawat di Rumah Sakit Tk. II Kesdam I/BB. Diambil pada 14 Juni 2014 dari http : // repository.usu.ac.id/handle/123456789/33336


(63)

(64)

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN

(INFORMED CONCERN)

Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Perhentian Raja, Pekanbaru”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi skripsi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Saya sangat mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Jika anda bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti bahwa anda bersedia ikut serta dalam penelitian ini.

Semua informasi yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Namun, jika anda tidak bersedia, anda berhak tidak ikut berpartisipasi, karena tidak ada unsure paksaan dalam pengisian kuesioner ini. Jika ada hal yang kurang anda pahami ketika mengisi kuesioner ini, anda dapat bertanya langsung kepada saya. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu anda, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2014


(65)

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

No. Responden : (diisi oleh peneliti)

Isilah pertanyaan atau pernyataan di bawah ini sesuai dengan petunjuk. I. Karakteristik Demografi

Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan keadaan anda sebenarnya.

1. Nama (Inisial) : ………….

2. Usia : …….tahun

3. Pendidikan terakhir : SPK +1 tahun DIII Kebidanan DIV Kebidanan S2 Kebidanan

4. Apakah anda melakukan Inisiasi Menyusu Dini ? Tidak

Ya, ( ) Kadang-kadang ( ) Sering

( ) Selalu

II. Faktor-faktor yang mempengaruhi bidan dalam pelaksanaan IMD 1. Usia

Usia :

< 30 tahun 30 – 45 tahun > 45 tahun


(66)

2. Pendidikan

No. Pernyataan Jawaban

Ya Tidak 1. Pengetahuan tentang cara

melaksanakan IMD saya pelajari selama menjalani pendidikan bidan. 2. Keterampilan melaksanakan IMD saya

peroleh selama menjalani pendidikan bidan.

3. Sikap positif terhadap IMD terbentuk selama menjalani pendidikan bidan. 4. Pengetahuan tentang cara melakukan

IMD saya pelajari setelah mengikuti pelatihan tentang IMD.

5. Keterampilan melaksanakan IMD saya peroleh setelah mengikuti pelatihan tentang IMD.

6. Sikap positif terhadap IMD terbentuk setelah mengikuti pelatihan tentang IMD.

3. Motivasi Bidan terhadap IMD

Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia tentang motivasi anda dalam pelaksanaan IMD sesuai pernyataan disebelahnya.

No. Pernyataan Jawaban

YA

TIDAK 1. Saya senang bila IMD berhasil dilakukan.


(67)

tanggungjawab saya sebagai bidan. 3. Saya senang mendapat pujian karena saya

melakukan IMD.

4. Saya tidak mudah menyerah apabila menghadapi kesulitan dalam melakukan IMD.

5. Sayamelakukan IMDkarenakewajiban saya sebagai bidan.

6. Saya melakukan IMD karena ada kebijakan dari Ikatan Bidan Indonesia.

7. Saya tidak memikirkan kualitas IMD yang saya lakukan, yang penting saya sudah melaksanakan tugas saya.

8. IMD hanya suatu rutinitas dalam pekerjaan saya.

9. Saya mau melakukan IMD apabila berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan.

10. Saya merasa terdorong melakukan IMD, apabila mendapat penghargaan dari rumah sakit.

4. Pengalaman Bidan

Berilah tanda checklist (√) di kolom pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan anda.

1. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan tentang IMD ? 1. Tidak pernah

2. Pernah (Jika pernah, kapan pelatihan tersebut terakhir kali anda ikuti ? . . . . )


(68)

2. Lama bekerja : …..tahun <3 bulan

3 bulan - 1 tahun >1 tahun


(69)

Lampiran 3 TAKSASI DANA

No. Jenis Pengeluaran Jumlah

1. Biaya print + Jilid Rp. 285.000

2. Transportasi Rp. 100.000

3. Biaya penelitian Rp. 300.000

4. Buku Rp. 260.500

5. Konsumsi Rp. 500.000


(70)

(71)

Lampiran 5 CURRICULUM VITAE

Nama : Winda Susanti Silaban

Tempat / Tanggal lahir : Pantai cermin, Pekanbaru 15 Oktober 1991

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Jamin Ginting No. 145 simpang kampus USU padang bulan, Medan

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri 021 Hang Tuah Siak Hulu, Pekanbaru tahun 1997-2003 2. SLTP N 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar, Pekanbaru tahun 2003-2006 3. SMA RK Serdang Murni Lubuk pakam tahun 2006-2009

4. Universitas Sumatera Utara tahun 2010 sampai sekarang


(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)