4. Data yang didapat akan tersimpan otomatis ke dalam flashdisk yang kemudian diolah
dengan excel pada laptop. 5.
Setelah hydrostik penuh, lampu yang terdapat pada hydrofill berubah menjadi hijau dari yang sebelumnya berwarna merah.
6. Hydrostik selanjutnya dihubungkan ke tumpukan sel bahan bakar yang dihubungkan
ke cooling pad dan menghasilkan tegangan 10 volt. 7.
Pada saat pengoperasian fuel cell, dilakukan pengambilan data temperatur hydrostik, temperatur inlet, temperatur outlet yang terdapat pada tumpukan dengan
menggunakan agilient 39472a. 8.
Data yang didapat juga akan tersimpan otomatis ke dalam flashdisk yang kemudian diolah dengan excel pada laptop.
Gambar 3.15 menunjukkan diagram alir dari tahapan proses yang dilakukan pada percobaan skripsi ini:
Gambar 3.15 Diagram Alir Percobaan Skripsi
3.6 Besar Kecepatan Pada Ruang Alir Secara Teori
Sebelum menghitung nilai kecepatan aliran secara teori, perlu diketahui parameter yang di asumsi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.1 Parameter Asumsi Kecepatan Aliran
Parameter Asumsi Nilai
Arus sel I 0,7 Acm
2
Konstanta Faraday F 96485 Joule
Rasio stoikiometri oksigen S 1
Kandungan oksigen di udara r
o2
0,21 Konstanta gas ideal R
8,314 Jmol Tekanan masuk P
K
in
101325 Pa Kelembaban
relatif φ 1
Tekanan saturasi P
sat
19944 Pa
Setelah parameter asumsi telah di asumsi maka berikut parameter yang diperoleh dari hasil pengukuran
Tabel 3.2 Parameter Pengukuran Kecepatan Aliran
Parameter Pengukuran Nilai
Temperatur T 298
K Jumlah sel pada stack N
cell
13 Jumlah saluran paralel N
ch
6 Lebar saluran Wc
0,6 cm Kedalaman saluran d
c
5 cm
Setelah parameter telah diketahui maka perhitungan sudah dapat dilakukan. Laju aliran pada pintu masuk stack sel bahan bakar :
�
�����
= �
4 × �
× �
� �
�
2
� × � × �
�
��
− � × �
���
× �
����
�
�����
= 70
4 × 96485 ×
� 1
0.21 � × �
8,314 × 298 101325
− 1 × 19944� × 13
�
�����
= 3.41815. 10
−4
�³� = 341.815 ��³�
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kecepatan di pintu masuk sel bahan bakar adalah : �� =
�
�����
�
����
× �
�ℎ
� �� � �� =
341.815 13 × 6 × 0,6
� 5 = 1,46
�� �
= 0,0146 �
� Dari hasil perhitungan teori, kecepatan di pintu masuk sel bahan bakar sebesar 0,0146 ms.
3.7 Besar Kecepatan Pada Ruang Alir Menurut Simulasi
Yang pertama sekali dilakukan yaitu pembentukan dan pemberian mesh pada objek agar dapat disimulasikan dengan program fluent. Dan langkah dalam pembentukan dan pemberian mesh pada
objek yaitu dengan menggunakan program gambit sebagai berikut:
1. Menentukan solver pada aplikasi gambit menjadi fluent 56 dan menentukan titik-titik
koordinat. Titik-titik koordinat seperti yang terlampir pada lampiran A dan lampiran B. Setelah semua koordinat dimasukkan maka semuanya disambungkan satu sama lain
sehingga akan terbentuk objeknya. Gambar 3.16 menunjukkan titik koordinat yang dihubung
Gambar 3.16 Penghubungan Titik Koordinat
Setelah semua titik koordinat terhubung maka berikut beberapa sudut pandang dari objek seperti pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Gambar Pandangan Objek
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pandangan Gambar
Depan
Dari gambar pandangan depan, hidrogen masuk melalui sisi kanan yaitu pada pipa masuk pada ruang alir dan keluar pada sisi
kiri yaitu pada pipa keluar pada ruang alir
Belakang
Dari gambar pandangan belakang, hidrogen masuk melalui sisi kiri yaitu pada pipa masuk pada ruang alir dan keluar pada sisi
kanan yaitu pada pipa keluar pada ruang alir
Pandangan Gambar
Kiri
Masuk h
2
Keluar h
2
Keluar h
2
Masuk h
2
Keluar h
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari gambar pandangan kiri, hanya tampak tempat keluarnya hidrogen dari ruang alir
Kanan
Dari gambar pandangan kanan, hanya tampak tempat masuknya hidrogen menuju ruang alir
Pandangan Gambar
Masuk h
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Atas
Dari gambar pandangan atas tampak h1, h2, h3, v1, v2, v3, v4, v5 dan v6. Dimana:
h1 merupakan baris pertama dari pandangan atas h2 merupakan baris kedua dari pandangan atas
h3 merupakan baris ketiga dari pandangan atas v1 merupakan kolom pertama dari pandangan atas
v2 merupakan kolom kedua dari pandangan atas v3 merupakan kolom ketiga dari pandangan atas
v4 merupakan kolom keempat dari pandangan atas v5 merupakan kolom kelima dari pandangan atas
v6 merupakan kolom keenam dari pandangan atas
Bawah
Pada pandangan bawah, posisi baris berubah posisinya menjadi kebalikan daripada pandangan atas sedangkan untuk posisi kolom tetap
sama seperti pada pandangan atas
Pandangan Gambar
Perspektif
h h
h
v1 v2
v3 v4
v5 v6
h3
h
h1
v2 v3
v4 v5
v6 v1
Masuk h
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada pandangan perspektif tampak keseluruhan dari pada objek. Dan pada pandangan perspektif ini juga tampak tempat masuk
dan tempat keluar hidrogen dari ruang alir.
2. Setelah objek siap dibentuk maka objek di-mesh dengan cara objek dipilih secara
keseluruhan dan dipilih elemen dan tipe dari jenis mesh. Elemen yang digunakan ialah jenis hex dan tipenya adalah stairstep. Alasan pemilihan elemen dan tipe jenis ini di
karenakan keterbatasan alat untuk melakukan mesh pada objek. Fungsi dari operasi mesh pada objek agar objek dipisahkan menjadi bagian-bagian kecil sehingga hasil simulasi
oleh aplikasi selanjutnya menjadi akurat. Berikut gambar 3.17 menunjukkan proses mesh pada objek
Keluar h
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.17 Proses Mesh Objek
Setelah objek siap dilakukan operasi mesh maka pada gambar 3.18 akan ditunjukkan objek yang telah siap proses mesh-nya
Gambar 3.18 Objek yang Telah di-Mesh 3.
Setelah objek siap di mesh maka objek diberikan batasan. Fungsi dari batasan ini agar aplikasi mengenali sumber masuknya hidrogen ke dalam saluran, keluarnya hidrogen
dari saluran dan juga dinding daripada saluran. Dan berikut gambar 3.19 yang menunjukkan batasan yang dimasukkan dalam aplikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.19 Batasan Objek 4.
Setelah objek telah dibatasi maka objek siap untuk di export. Fungsi dari export ini agar tipe file dari hasil simulasi gambit berubah sehingga dapat disimulasikan lebih lanjut
dengan menggunakan aplikasi fluent. Gambar 3.20 menunjukkan export dari objek
Gambar 3.20 Export Objek
Setelah objek di export maka objek dapat di simulasikan dengan menggunakan program fluent. Dan langkah simulasi pada objek dengan menggunakan program fluent sebagai berikut:
1. Dalam aplikasi fluent, objek yang sebelumnya di bentuk pada aplikasi gambit perlu di
skalakan terlebih dahulu agar dimensinya sama dengan dimensi objek yang sebenarnya karena pada aplikasi gambit objek tidak memiliki skala. Cara menskalakan objek pada
aplikasi fluent yaitu dengan dipilih satuan dimensinya dan dipilih tombol penskalaan sehingga aplikasi dengan sendiri akan menskalakan ukurannya. Dan gambar 3.21
menunjukkan cara penskalaan objek
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.21 Penskalaan Objek
2. Menentukan hal-hal yang berlaku pada objek misalnya seperti bentuk penyelesaiannya
dan penentuan ini berguna agar aplikasi bekerja sesuai dengan apa yang telah ditentukan si pembuat simulasi sehingga hasil simulasi yang muncul nantinya diharapkan sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh si pengguna simulasi. Cara memasukkan bentuk penyelesaiannya yaitu dengan memilih penyelesaian apa yang akan digunakan oleh
aplikasi untuk mensimulasikan. Dan gambar 3.22 menunjukkan cara pemilihan bentuk penyelesaiannya
Gambar 3.22 Bentuk Penyelesaian Fluent
3. Menentukan fluida yang mengalir didalam objek. Dan fluida yang mengalir di dalam
objek ialah fluida hidrogen. Fungsi penentuan jenis fluida ini agar aplikasi dapat menggunakan sifat fisik fluida dalam mensimulasikan sehingga hasil simulasi dapat
mendekati keadaan yang sebenarnya terjadi untuk fluida hidrogen. Cara memilih jenis fluida pada aplikasi ini yaitu dengan memilih fluida yang telah tersimpan dalam aplikasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah dipilih fluida hidrogen maka dengan sendirinya akan muncul sifat fisik daripada fluida hidrogen seperti massa jenis, viskositas,dll. Gambar 3.23 menunjukkan sifat fisik
fluida hidrogen yang telah dipilih
Gambar 3.23 Material Objek
4. Menentukan kondisi operasi dari objek. Dalam kondisi operasi ini terdapat tekanan
pengoperasian objek, percepatan gravitasi yang berlaku pada objek beserta temperatur pengoperasian objek. Fungsi kondisi operasi objek ini agar hasil simulasi dapat
mendekati keadaan yang terjadi sebenarnya pada objek. Dan cara menentukan kondisi operasi ini yaitu dimasukkan informasi yang diperlukan sesuai dengan kondisi operasi.
Dalam hal ini diberi asumsi tekanan dari pengoperasian objek sebesar 101325 Pascal, gravitasi sebesar 9,81 ms
2
dan beroperasi pada suhu kamar sebesar 298 K. Dan gambar
3.24 menunjukkan informasi yang diperlukan dalam penentuan kondisi operasi
Gambar 3.24 Kondisi Operasi Objek
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Menentukan kondisi batas untuk objek. Fungsi dari batasan ini agar aplikasi mengenali
sumber masuknya hidrogen ke dalam saluran, keluarnya hidrogen dari saluran dan juga dinding daripada saluran. Pada saluran masuk dimasukkan nilai kecepatan sebesar
0,014ms dengan temperatur sebesar 298 K. Pada saluran keluar dimasukkan nilai
tekanan sebesar 101325 Pascal. Pada bagian dinding dimasukkan ketebalannya sebesar 0,015 meter sesuai dengan rancangan. Pada fluida yang mengalir dalam objek dipilih
hidrogen. Gambar 3.25 menunjukkan bagaimana cara menentukan kondisi batas untuk objek
Gambar 3.25 Kondisi Batas Objek
6. Menentukan kontrol solusi untuk objek. Pada kontrol solusi ini terdapat faktor relaksasi.
Dan yang dimaksud dengan faktor relaksasi yaitu suatu faktor yang apabila sudah dipenuhi melalui proses iterasi maka proses iterasi akan berhenti, namun bila belum
terpenuhi maka proses iterasi akan terus berlangsung. Fungsi daripada kontrol solusi ini yaitu untuk mengatur kapan proses iterasi harus terus berlangsung dan kapan saatnya
proses iterasi harus berhenti karena sudah memenuhi faktor relaksasi. Besarnya nilai faktor relaksasi ini dapat ditentukan sendiri sesuai dengan keinginan yang melakukan
simulasi. Dan gambar 3.26 menunjukkan kontrol solusi untuk objek
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.26 Kontrol Solusi
Dan dari hasil simulasi menggunakan aplikasi fluent ini maka kecepatan laju aliran hidrogen yang terjadi didalam ruang alir tumpukan sel bahan bakar seperti pada tabel 3.4 yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.4 Gambar Hasil Simulasi Objek Pada
Gambar Simulasi h1
menunjukkan baris pertama
dari pandangan
atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
h2 menunjukkan
baris kedua dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
Pada Gambar Simulasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
h3 menunjukkan
baris ketiga dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
v1 menunjukkan
kolom pertama dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
Pada Gambar Simulasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v2 menunjukkan
kolom kedua dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
v3 menunjukkan
kolom ketiga dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
Pada Gambar Simulasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v4 menunjukkan
kolom keempat dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
v5 menunjukkan
kolom kelima dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
Pada Gambar Simulasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v6 menunjukkan
kolom keenam dari
pandangan atas
Dari gambar hasil simulasi besarnya kecepatan hidrogen dalam ruang alir ditunjukkan dengan warna biru seperti yang terdapat pada
parameter kecepatan
Dari tampilan hasil simulasi yang di tunjukkan dengan warna biru maka sesuai dengan parameter kecepatan yang tersedia dari hasil simulasi diperoleh kecepatan aliran hasil simulasi V
simulasi
berkisar antara 2x10
-2
ms sampai dengan 6,86x10
3
ms. Hasil simulasi menunjukkan keseragaman warna pada ruang alir tanpa pencabangan serpentine.
3.8 Jenis Aliran Pada Ruang Alir Secara Teori