Analisis Sensitivitas QUAL2K

42 menggambarkan kondisi oksik dan anoksik sedimen, dimana lapisan atas masih berada dalam kondisi oksik dan lapisan bawah berada dalam kondisi anoksik. Panjang total liang bioturbasi juga mampu menggambarkan batas kedalaman oksik, karena umumnya liang bioturbasi dibuat sejauh masih adanya kandungan oksigen yang terkandung dalam sedimen. Hal ini dijelaskan oleh Aller 1988 yang mengemukakan bahwa liang bioturbasi akan terbentuk pada lapisan oksik meskipun lapisan anoksik berada di sekeliling atau di bawah liang. Kedalaman lapisan oksik pada lokasi sampling mencapai kedalaman 10-20 cm dengan kedalaman liang yang paling dalam ditemukan pada 19,5 cm di bawah permukaan sedimen.

4.3. Profil Nutrien

Nutrien yang mencakup NH 4 + , NO 2 - , NO 3 - , dan PO 4 3- yang diukur pada porewater lokasi bioturbasi dan non bioturbasi memiliki pola vertikal yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua lokasi terjadi proses kimia yang berbeda pula. Profil keempat nutrien pada kedua lokasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15, sedangkan data hasil analisis laboratorium dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada lokasi bioturbasi, NH 4 + pada porewater mengalami penurunan dengan kisaran konsentrasi 80,05-86,33 µM, namun NO 2 - dan NO 3 - mengalami peningkatan dengan kisaran 0,00-1,65 µM dan 57,12-177,09 µM. Peningkatan juga terjadi pada PO 4 3- hingga kedalaman 5-7,5 cm dan kemudian menurun pada kedalaman selanjutnya. Konsentrasi PO 4 3- ini memiliki kisaran 3,87-17,77 µM. Pada sedimen non bioturbasi justru sebaliknya. Secara umum, pola profil nutrien mengalami peningkatan untuk NH 4 + dan PO 4 3- dengan kisaran konsentrasi 84,96-381,67 µM dan 5,17-38,10 µM. NO 2 - mengalami peningkatan hingga kedalaman 2,5 cm dan kemudian menurun dengan kisaran konsentrasi 0,10-0,83 µM, sedangkan NO 3 - menurun dengan kisaran 18,47-99,86 µM. Perbedaan profil nitrogen pada lokasi yang mengalami bioturbasi dan non bioturbasi menunjukkan bahwa aktifitas bioturbasi ini memiliki peranan penting dalam ketersediaan nutrien. Adanya liang bioturbasi mengakibatkan terjadinya perbedaan proses kimiawi yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam sedimen melalui perubahan kandungan oksigen Gambar 16. Oksigen pada porewater di liang bioturbasi memiliki konsentrasi yang lebih tinggi 2,44-3,48 mg l -1 dibanding porewater non bioturbasi 0,01-2,81 mg l -1 . Tingginya DO pada lokasi bioturbasi disebabkan adanya interaksi antara permukaan dan bagian dalam sedimen lebih 43 Gambar 14 Profil NH 4 + , pada porewater sedimen menurut kedalaman sedimen cm pada lokasi bioturbasi dan non bioturbasi a, dimana simbol B = bioturbasi ; N = non bioturbasi ; 1,2,3 = titik sampling. Profil pada porewater lokasi bioturbasi ditunjukkan dalam kotak hijau pada gambar a, bila kotak hijau diperbesar maka akan tampak terjadinya penurunan konsentrasi NH 4 + b. -15 -12.5 -10 -7.5 -5 -2.5 50 100 150 200 250 300 350 400 K e d al am an c m NH 4 + µM B1 B2 B3 N1 N2 N3 -15 -12.5 -10 -7.5 -5 -2.5 81 82 83 84 85 86 87 K e d al am an c m NH₄⁺ µM B1 B2 B3 a b