Pemodelan Fluks Nutrien Fluks Nutrien 1. Konsep Fluks Nutrien

30 Gambar 11 Skematik model QUAL2K untuk perhitungan fluks nutrien Chapra et al ., 2008. Kotak merah menunjukkan parameter yang tidak digunakan dalam penelitian. Ket : n a = konsentrasi NH 4 di kolom air; o = konsentrasi oksigen; n n = konsentrasi NO 3 di kolom air; p i = konsentrasi PO 4 di kolom air. Gambar 12 Sistem box model QUAL2K yang mewakili kondisi sedimen dan porewater pada daerah di antara 2 kedalaman. Masing-masing fluks yang dihasilkan merupakan aliran nutrien yang terjadi pada tiap box, baik ke dalam maupun ke luar. Nutrien yang mengalami simulasi pada program QUAL2K meliputi NH 4 + , NO 3 - , dan PO 4 3- . Hal ini karena ketiga nutrien tersebut merupakan hasil utama dari proses mineralisasi, sedangkan NO 2 - dianggap sebagai ion perantara sehingga fluksnya tidak diperhitungkan. Data parameter yang digunakan dalam program merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil pengukuran, baik secara insitu meliputi DO, temperatur dan hasil analisis laboratorium konsentrasi nutrien dan porositas. Data sekunder yang digunakan merupakan data hasil penelitian Sistem box model H 1 H 2 ∆H = 2,5 cm 31 sebelumnya yang telah dipublikasi koefisien bioturbasi dan kelimpahan klorofil dari fitoplankton. Beberapa parameter yang digunakan dalam menjalankan program QUAL2K untuk memperoleh fluks pada setiap box dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

3.5.3. Analisis Sensitivitas QUAL2K

Analisis sensitivitas merupakan suatu cara untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada solusi optimal yang dihasilkan oleh suatu metode jika parameter diubah nilainya. Analisis sensitivitas akan memberikan gambaran yang dapat memperkirakan bagaimana suatu solusi memiliki konsistensi meskipun terjadi perubahan pada parameter-parameter yang mempengaruhinya. Pada penggunaan model QUAL2K juga perlu dilakukan analisa sensitivitas untuk mengetahui kestabilan solusi yang diberikan terhadap fluks nutrien pada proses diagenesis akibat bioturbasi. Analisis sensitivitas dilakukan pada fluks NH 4 + yang timbul akibat adanya aktifitas bioturbasi. Hal ini dilakukan karena pada liang bioturbasi yang memiliki kondisi oksik, reaksi redoks pada nitrogen bermula dari perubahan NH 4 + menjadi NO 2 - dan NO 3 - , sehingga sensitivitas pada NH 4 + akan mempengaruhi NO 2 - dan NO 3 - yang terbentuk. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan melakukan penambahan dan pengurangan pada nilai DO ± 50, porositas ± 5, masing-masing konsentrasi NH 4 + , NO 3 - , dan PO 4 3- ± 50, dan kelimpahan klorofil pada fitoplankton ± 25 pada sedimen bioturbasi. Misalnya parameter DO pada kedalaman sedimen 0-2,5 cm pada titik sampling B1. Nilai DO awal hasil pengukuran lapangan adalah sebesar 3,425 mg l -1 . Pada analisis sensitivitas, dilakukan penambahan DO sebesar 50, sehingga input DO yang dilakukan pada model adalah sebesar 5,138 mg l -1 , begitu pula dengan sensitivitas pada pengurangannya, yaitu input DO sebesar 1,713 mg l -1 . Penambahan dan pengurangan input nilai tersebut juga belaku bagi parameter-parameter yang lain, namun dengan persentase yang berbeda. Tingkat persentase penambahan dan pengurangan tersebut disesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada hasil analisis sensitivitas. Hal tersebut karena nilai masing-masing penambahan dan pengurangan dilakukan untuk mengetahui titik awal kesensitivan sekaligus tingkat konsistensi hasil pemodelan, sehingga model yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana fluks yang diakibatkan oleh kemungkinan-kemungkinan perubahan yang terjadi di alam. 32

3.6. Asumsi Model QUAL2K