Pengujian Hipotesis 1 Pengujian Hipotesis 2

56 diterima, apabila Chi-Square hitung Chi-Square tabel, maka H ditolak. Chi- Square hitung dapat dilihat pada output SPSS pada Pearson Chi-Square, sedangkan Chi-Square tabel dapat dihitung pada tabel Chi-Square, dengan melihat tingkat signifikansi α dan derajat kebebasannya df, 2 berdasarkan probabilitas. Apabila probabilitas 0,05 tingkat signifikansi, maka H diterima, apabila probabilitas 0,05 tingkat signifikansi, maka H ditolak. Probabilitas dapat dilihat pada kolom Asymp. Sig pada Pearson Chi-Square. Pengujian kedua, yaitu pengujian hipotesis delapan untuk setiap faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik, dilakukan dengan menggunakan alat uji Mann-Whitney U Test, karena data tidak berdistribusi normal. Sedangkan untuk keseluruhan faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik, diuji dengan menggunakan alat uji Independent Sample t-test karena data berdistribusi normal. Pengujian hipotesis delapan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan secara signifikan antara persepsi akuntan pendidik dengan mahasiswa akuntansi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik.

1. Pengujian Hipotesis 1

Ho 1 = Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik. 57 Tabel IV. 8 Hasil Pengujian Hipotesis 1 Uji Chi-Square untuk faktor pertama yaitu ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien menunjukkan bahwa hasilnya signifikan karena nilai χ 2 hitung 66,169 lebih besar dari nilai χ 2 tabel 18,307, atau berdasarkan nilai probabilitasnya diketahui bahwa tingkat signifikansi yang diperoleh 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak, atau faktor ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik. Berdasarkan proporsi jawaban yang diberikan dapat dilihat bahwa responden yang menjawab “Tidak Setuju” sebanyak 229 orang lebih sedikit daripada responden yang menjawab “Setuju” sebanyak 694 orang, sedangkan responden yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 115 orang, hal ini berarti faktor ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien dapat merusak independensi penampilan akuntan publik. Faktor TS R S Total Nilai χ 2 df Asymp. Sig. Hubungan Usaha 229 115 694 1038 66,169 10 0,000 Sumber: Data Primer yang Diolah 58

2. Pengujian Hipotesis 2

Ho 2 = Pemberian jasa lain selain jasa audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik. Tabel IV. 9 Hasil Pengujian Hipotesis 2 Uji Chi-Square untuk faktor kedua yaitu pemberian jasa lain selain jasa audit menunjukkan bahwa hasilnya signifikan karena nilai χ 2 hitung 12,90 8 lebih kecil dari nilai χ 2 tabel 15,507, atau berdasarkan nilai probabilitasnya diketahui bahwa tingkat signifikansi yang diperoleh 0,115 lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H tidak dapat ditolak, atau faktor pemberian jasa lain selain jasa audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik. Berdasarkan proporsi jawaban yang diberikan dapat dilihat bahwa responden yang menjawab “Tidak Setuju” sebanyak 326 orang lebih sedikit daripada responden yang menjawab “Setuju” sebanyak 419 orang, sedangkan responden yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 120 orang, hal ini berarti faktor pemberian jasa lain selain jasa audit dapat merusak independensi penampilan akuntan publik. Faktor TS R S Total Nilai χ 2 df Asymp. Sig. Pemberian Jasa Lain 326 120 419 865 12,908 8 0,115 Sumber: Data Primer yang Diolah 59

3. Pengujian Hipotesis 3

Dokumen yang terkait

Persepsi akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan

0 15 123

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (SURVEI DI SURAKARTA).

0 1 13

PENDAHULUAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (SURVEI DI SURAKARTA).

0 1 11

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN PRAKTISI TERHADAP INDEPENDENSI PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK DAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN PRAKTISI TERHADAP INDEPENDENSI PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK DAN ADVERTENSI JASA KANTOR AKUNTAN PUBLIK.

0 0 13

PENDAHULUAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN PRAKTISI TERHADAP INDEPENDENSI PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK DAN ADVERTENSI JASA KANTOR AKUNTAN PUBLIK.

0 0 8

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi (Ums) Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan.

0 0 14

. PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

0 0 1

Page 116 PERSEPSI AUDITOR, MAHASISWA AKUNTANSI DAN AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP ATRIBUT KEAHLIAN AKUNTAN PUBLIK

0 0 17

Persepsi Akuntan Publik dan Akuntan Pendidik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik Repository - UNAIR REPOSITORY

0 3 5

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK,AKUNTAN PENDIDIK,DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN - Unika Repository

0 0 12