Bayi Berat Lahir Rendah

berat janin. Berat badan lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan juga berhubungan dengan luas permukaan villus plasenta. Disfungsi plasenta yang sering terjadi berakibat pada gangguan pertumbuhan janin. Ibu yang mengalami malnutrisi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan janin. Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella dan sitomegalovirus umumnya mengalami gangguan pertumbuhan janin. Faktor genetik juga berpengaruh terhadap pertumbuhan janin. Diperkirakan 40 dari seluruh variasi berat badan lahir berkaitan dengan kontribusi genetik ibu dan janin. Hubungan yang berarti antara berat badan lahir ibu dan janin berlaku pada semua ras. Polin RA dan Spitzer AR 2007 menambahkan secara garis besar faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan lahir dapat digolongkan menjadi empat faktor yaitu faktor ibu termasuk usia, paritas, jarak kelahiran, status gizi, penyakit ibu, anemia, teratogen, dan riwayat obstetri. Faktor plasenta meliputi implantasi plasenta abnormal, solusio plasenta, infark, infeksi dan anomali plasenta. Faktor janin meliputi kelainan kromosom, kelainan kongenital, jenis kelamin, kehamilan kembar, infeksi dan faktor lingkungan meliputi status sosioekonomi, stres, tempat tinggal dan pendidikan.

3. Bayi Berat Lahir Rendah

a. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR merupakan istilah untuk mengganti bayi prematur karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu dan berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup bulan atau karena kombinasi keduanya Manuaba, 2010. b. Etiologi Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Ada beberapa faktor penyebab BBLR, antara lain Mitayani, 2009 : 1 Faktor ibu seperti : gizi saat hamil yang kurang, umur ibu 20 tahun atau 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah perokok, faktor pekerja yang terlalu berat. 2 Faktor kehamilan seperti : hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil : preeklamsia atau eklampsia, ketuban pecah dini. 3 Faktor Janin seperti : cacat bawaan dan Infeksi dalam rahim. c. Pencegahan BBLR Menurut Israr 2008, pada kasus Bayi Berat Lahir Rendah BBLR pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1 Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun waktu kekamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu. 2 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil untuk merawat dan memeriksakan kehamilan dengan baik dan teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi, sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil resiko tinggi sedini mungkin untuk menurunkan resiko lahirnya bayi berat badan lahir rendah. 3 Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun reproduksi sehat 20-34 tahun. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

4. Penilaian Status Gizi Bayi