21
Tabel 5. Nilai pF dari analisis fisika tanah
No Kode contoh
Kadar Air Vol pF 1
pF 2 pF 2.54
pF 4.2 1
G-51 51.3
41.7 34.3
21.4 2
H-22 52.3
43.8 34.2
19.9 3
E-43 49.5
43.4 36.8
26.9 4
E-134 46.8
43.3 37.3
26.8 5
B-55 50.2
42.1 34.8
23.4
Dilihat dari tabel bahwa masing-masing sampel yang mewakili tiap jenis kelembaban mempunyai kadar air yang semakin mengecil dari kadar air pF 1-4.2. sehingga bila dibandingkan dengan
nilai kadar air yang diperoleh dari data sebelumnya dari tiap jenis kelembaban, hasilnya tidak jauh berbeda dengan kadar air pF 2.54 atau kadar air tersedia. Sehngga dari hal ini dapat dinyatakan bahwa tanah yang
digunakan dalam pengujian sistem irigasi kendi, baik untuk media tanam tanaman lada perdu karena mempunyai ketersediaan air yang baik yang akan dimanfaatkan dalam pertumbuhan tanaman lada perdu.
4.3 Pengujian Laju Rembesan Kendi dan Nilai Konduktivitas Hidrolika Pada Media
Tanah Lempung Berpasir serta Pola Pembasahan Tanah.
Dari hasil pengukuran laju rembesan kendi yang diujikan pada media tanah didapatkan hasilnya seperti grafik dibawah ini :
Gambar 13. Hubungan antar Laju Rembesan Air kendi Lapindo media tanah terhadap waktu 0.2
0.4 0.6
0.8 1
1.2
1 6
11 16
21 26
31 36
laju r
e m
b e
san ai
r d
ar i k
e n
d i
l ite
r h
ar i
waktu hari
kendi 2 kendi 1
22
Dilihat dari hasil grafik yang diperoleh, bahwa kendi Lapindo 2 memberikan perembesan air yang lebih cepat dibanding dengan kendi Lapindo 1. Terlihat pada hari ke 1-6 laju rembesan nya 0.27-0.8 literhari
pada kendi Lapindo 2 sedangkan kendi Lapindo 1 sebesar 0.2-0.4 literhari. Sedangkan rata-rata laju rembesan untuk kendi Lapindo 1 sebesar 0.2 literhari sedangkan kendi Lapindo 2 sebesar 0.3 literhari.
Sehingga pada awal-awal pengujian pada media tanah, kendi Lapindo mempunyai kemampuan yang lebih cepat dalam merembeskan air dari dinding kendi sehingga proses pelembaban tanah pada kendi
Lapindo 2 lebih cepat dibandingkan dengan kendi Lapindo 1. Nilai konduktivitas hidrolika rata-rata yang didapatkan untuk masing-masing kendi Lapindo
pada media tanah sebesar 5.256x10
-7
cmdetik untuk kendi Lapindo 1 dan 6.715x10
-7
cmdetik untuk kendi Lapindo 2. Dilihat dari hasil tersebut nilai konduktivitas hidrolika yang diperoleh antara kendi
Lapindo 1 dan 2 tidak terlalu jauh, namun kendi Lapindo 2 mempunyai nilai konduktivitas hidrolika yang lebih tinggi dibanding dengan kendi Lapindo 1.
Pola pembasahan tanah diukur dengan alat kelembaban tanah digital soil tester dengan membuat garis-garis disekitar kendi, untuk memudahkan dibuat tiga titik disekitar kendi yaitu titik pertama yang
berjarak 5 cm dari dinding kendi, kemudian titik kedua berjarak 10 cm dan 15 cm sebagai titik ketiga dari dinding kendi. Pengukuran tiap titiknya dilakukan dari mulai kondisi tanahnya dry+ hingga wet+
selama beberapa hari, setelah itu baru kemudian pindah ke titik berikutnya. Hasil pengukuran pola pembasahan tanah ditunjukkan pada grafik dibawah.
Gambar 14. Pola Pembasahan Tanah. Dari grafik yang diperoleh bahwa pada titik pertama, kendi lapindo 1 membutuhkan waktu 6 hari
dan 13 hari untuk kendi lapindo 2. Sedangan pada titik kedua kendi lapindo 1 jenuh selama 9 hari dan 14 hari untuk kendi lapindo 2. Pada titi terakhir kendi lapindo 1 jenuh setelah 21 hari dan kendi lapindo 2
selama 13 hari. Terlihat perbedaan antara pola pembasahan tanah kendi lapindo 1 dan 2, dimana kendi lapido 1 berpola linier yang berarti bahwa semakin bertambah jarak dari dinding kendi dan luasan yang
harus dijenuhkan, membuat semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menjenuhkannya. Sedang kendi lapindo 2 pola pembasahannya cenderung naik dilihat dari grafik pada titik ke 2 atau 10 cm,
setelah itu turun dengan waktu yang sama ketika waktu yang dibutuhkan pada titik pertama hingga jenuh di titik ke tiga.
5 10
15 20
25
5 10
15 20
Waktu h
ar i
Titik pengukuran cm
Kendi Lapindo 1 Kendi Lapindo 2
23
4.4 Pengujian Sistem Irigasi Kendi pada Tanaman Lada Perdu.