28
Respon utama parameter yang dianalisis adalah konsentrasi limonin yang diperoleh Y. Model rancangan percobaan faktorial untuk mengetahui
pengaruh dari kedua faktor terhadap respon yang diinginkan adalah sebagai berikut:
2 1
5 2
2 4
2 1
3 2
2 1
1
x x
a x
a x
a x
a x
a a
Y +
+ +
+ +
=
Keterangan : Y
= Jumlah limonin mg a
, a
1
, a
2
, a
3
, a
4
, a
5
= Koefisien regresi X
1
= Pengaruh linier faktor rasio volume ekstrak aseton dan heksan
X
2
= Pengaruh linier faktor lama presipitasi X
1
X
2
= Pengaruh linier interaksi faktor rasio volume ekstrak aseton dan heksan serta lama presipitasi
X
1 2
= Pengaruh kuadratik faktor rasio volume ekstrak aseton dan heksan
X
2 2
= Pengaruh kuadratik faktor lama presipitasi
29
Biji jeruk
Pengeringan, T 50
o
C ±5
o
C, T 24 Jam
Pengecilan Ukuran
Ekstraksi Dengan aseton Menggunakan Soxhlet Selama 10 Jam
Evaporasi Suhu 40
O
C Optimasi Presipitasi Dengan Faktor Rasio Ekstrak Aseton : Pelarut Heksan = 1:301:5
Dan Lama Presipitasi 16024 Jam
Kristal limonin Ekstraksi dengan heksan Menggunakan Soxhlet Selama 10 Jam
Purifikasi dengan diklorometan : isopropanol = 1 : 3, t=16 jam Presipitat
Bubuk Biji jeruk kering
Gambar 13. Optimasi proses isolasi limonin dari biji jeruk Modifikasi Pifferi et al. 1993
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Limonin dari Air
Backwash, Kulit Ari, Biji dan Sisa Penyaringan Awal
Pulp
Berdasarkan hasil penelitian Setyadjit 2006 terhadap beberapa varietas jeruk yang beredar di Indonesia, konsentrasi limonin paling tinggi
terdapat pada sari jeruk nipis yaitu 16,25 µg ml
-1
, sari jeruk siam menempati tempat kedua dengan kandungan limonin sebesar 13,70 µg ml
-1
, kemudian sari jeruk Medan, 4,30
µg ml
-1
, sari jeruk Argentina 3,13 µg ml
-1
sedangkan sari jeruk sunkist tidak mengandung limonin.
Mikrofiltrasi sari jeruk yang didasarkan pada penelitian Aghitsni 2008 telah berhasil menghilangkan rasa pahit pada sari jeruk dimana kandungan
limonin pada sari jeruk hasil mikrofiltrasi yaitu permeat dan retentat berada di bawah batasan konsentrasi yang dapat diterima konsumen yaitu 6 7g ml
-1
Mozaffar 1998. Konsentrasi limonin pada permeat dan retentat disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Konsentrasi limonin dalam permeat, retentat dan air backwash
Hasil analisis kandungan limonin pada Tabel 4 menunjukkan kandungan limonin pada sari jeruk berbeda dengan hasil penelitian Setyadjit
2006, hal ini bisa dikarenakan perbedaan masa panen jeruk siam dimana jeruk siam yang dipanen pada musim kemarau memiliki kandungan limonin
lebih tinggi. Limonin merupakan metabolit sekunder dan diduga kandungannya akan semakin tinggi apabila jeruk menerima tekanan dari
lingkungan sekitar. Penurunan kandungan limonin pada permeat maupun retentat hasil
mikrofiltrasi menimbulkan dugaan senyawa-senyawa tersebut tertahan di dinding membran. Tertahannya limonin dan naringin pada membran juga
Konsentrasi ppm Sari jeruk
13,061 Permeat
2,347 Retentat
3,980 Air Backwash
5,715
ditunjukkan oleh konsentrasi keluaran di retentat yang tidak jauh berbeda dengan konsentrasi pada permeat, diduga limonin membentuk lapisan cake
pada permukaan membran akibat polarisasi konsentrasi. Untuk memperoleh limonin yang diduga tertahan pada membran dilakukan pencucian membran
dengan metode backwash menggunakan akuades. Air backwash selanjutnya dianalisis dengan metode spektrofotometer berdasarkan metode Abbasi et al.
2005 yang telah dimodifikasi oleh Setyadjit 2005. Analisis limonin dari air backwash
menunjukkan bahwa air backwash mengandung limonin sebesar 5,715 ppm karenanya pada penelitian pendahuluan dilakukan isolasi limonin
dari air backwash. Mikrofiltrasi juga menghasilkan produk samping seperti biji jeruk, kulit
ari dan sisa penyaringan awal pulp yang juga diduga mengandung limonin. Oleh karena itu pada penelitian pendahuluan dilakukan isolasi limonin dari
biji jeruk, kulit ari dan pulp. Analisis limonin dilakukan menggunakan alat spektrofotometer berdasarkan metode Abbasi et al. 2005 yang telah
dimodifikasi oleh Setyadjit 2005. Meskipun jumlah laporan yang menggunakan metode spektrofotometri untuk analisis limonin relatif sedikit
tetapi metode ini memiliki kelebihan yaitu sederhana sehingga mudah diaplikasikan misalnya pada proses pengawasan mutu pada industri
pembuatan sari jeruk Abbasi et al. 2005. Metode ini menggunakan pelarut kloroform untuk menghilangkan senyawa polar pada bahan yang dianalisis
serta menggunakan reagen burham yang terdiri dari asam asetat glasial, asam perklorat dan 4-dimetilaminobenzaldehid, yang bereaksi dengan limonin
menghasilkan warna kuning-orange sampai merah yang kemudian diamati nilai absorbansinya pada panjang gelombang 503 nm. Masing-masing
senyawa limonoid dibedakan dari komponen yang terikat pada cincin A dan D, sehingga diduga reagen burham bereaksi secara spesifik dengan cincin A
dan D dari limonin yang merupakan senyawa lakton. Semakin tinggi kandungan limonin, warna yang dihasilkan semakin mendekati warna merah
dan nilai absorbansi semakin tinggi. Menurut Harris 1999, pada panjang gelombang 470-500, warna yang diserap adalah biru-hijau dan warna yang
tampak adalah merah.