Rancangan Percobaan METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

28 Respon utama parameter yang dianalisis adalah konsentrasi limonin yang diperoleh Y. Model rancangan percobaan faktorial untuk mengetahui pengaruh dari kedua faktor terhadap respon yang diinginkan adalah sebagai berikut: 2 1 5 2 2 4 2 1 3 2 2 1 1 x x a x a x a x a x a a Y + + + + + = Keterangan : Y = Jumlah limonin mg a , a 1 , a 2 , a 3 , a 4 , a 5 = Koefisien regresi X 1 = Pengaruh linier faktor rasio volume ekstrak aseton dan heksan X 2 = Pengaruh linier faktor lama presipitasi X 1 X 2 = Pengaruh linier interaksi faktor rasio volume ekstrak aseton dan heksan serta lama presipitasi X 1 2 = Pengaruh kuadratik faktor rasio volume ekstrak aseton dan heksan X 2 2 = Pengaruh kuadratik faktor lama presipitasi 29 Biji jeruk Pengeringan, T 50 o C ±5 o C, T 24 Jam Pengecilan Ukuran Ekstraksi Dengan aseton Menggunakan Soxhlet Selama 10 Jam Evaporasi Suhu 40 O C Optimasi Presipitasi Dengan Faktor Rasio Ekstrak Aseton : Pelarut Heksan = 1:301:5 Dan Lama Presipitasi 16024 Jam Kristal limonin Ekstraksi dengan heksan Menggunakan Soxhlet Selama 10 Jam Purifikasi dengan diklorometan : isopropanol = 1 : 3, t=16 jam Presipitat Bubuk Biji jeruk kering Gambar 13. Optimasi proses isolasi limonin dari biji jeruk Modifikasi Pifferi et al. 1993 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Limonin dari Air

Backwash, Kulit Ari, Biji dan Sisa Penyaringan Awal Pulp Berdasarkan hasil penelitian Setyadjit 2006 terhadap beberapa varietas jeruk yang beredar di Indonesia, konsentrasi limonin paling tinggi terdapat pada sari jeruk nipis yaitu 16,25 µg ml -1 , sari jeruk siam menempati tempat kedua dengan kandungan limonin sebesar 13,70 µg ml -1 , kemudian sari jeruk Medan, 4,30 µg ml -1 , sari jeruk Argentina 3,13 µg ml -1 sedangkan sari jeruk sunkist tidak mengandung limonin. Mikrofiltrasi sari jeruk yang didasarkan pada penelitian Aghitsni 2008 telah berhasil menghilangkan rasa pahit pada sari jeruk dimana kandungan limonin pada sari jeruk hasil mikrofiltrasi yaitu permeat dan retentat berada di bawah batasan konsentrasi yang dapat diterima konsumen yaitu 6 7g ml -1 Mozaffar 1998. Konsentrasi limonin pada permeat dan retentat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Konsentrasi limonin dalam permeat, retentat dan air backwash Hasil analisis kandungan limonin pada Tabel 4 menunjukkan kandungan limonin pada sari jeruk berbeda dengan hasil penelitian Setyadjit 2006, hal ini bisa dikarenakan perbedaan masa panen jeruk siam dimana jeruk siam yang dipanen pada musim kemarau memiliki kandungan limonin lebih tinggi. Limonin merupakan metabolit sekunder dan diduga kandungannya akan semakin tinggi apabila jeruk menerima tekanan dari lingkungan sekitar. Penurunan kandungan limonin pada permeat maupun retentat hasil mikrofiltrasi menimbulkan dugaan senyawa-senyawa tersebut tertahan di dinding membran. Tertahannya limonin dan naringin pada membran juga Konsentrasi ppm Sari jeruk 13,061 Permeat 2,347 Retentat 3,980 Air Backwash 5,715 ditunjukkan oleh konsentrasi keluaran di retentat yang tidak jauh berbeda dengan konsentrasi pada permeat, diduga limonin membentuk lapisan cake pada permukaan membran akibat polarisasi konsentrasi. Untuk memperoleh limonin yang diduga tertahan pada membran dilakukan pencucian membran dengan metode backwash menggunakan akuades. Air backwash selanjutnya dianalisis dengan metode spektrofotometer berdasarkan metode Abbasi et al. 2005 yang telah dimodifikasi oleh Setyadjit 2005. Analisis limonin dari air backwash menunjukkan bahwa air backwash mengandung limonin sebesar 5,715 ppm karenanya pada penelitian pendahuluan dilakukan isolasi limonin dari air backwash. Mikrofiltrasi juga menghasilkan produk samping seperti biji jeruk, kulit ari dan sisa penyaringan awal pulp yang juga diduga mengandung limonin. Oleh karena itu pada penelitian pendahuluan dilakukan isolasi limonin dari biji jeruk, kulit ari dan pulp. Analisis limonin dilakukan menggunakan alat spektrofotometer berdasarkan metode Abbasi et al. 2005 yang telah dimodifikasi oleh Setyadjit 2005. Meskipun jumlah laporan yang menggunakan metode spektrofotometri untuk analisis limonin relatif sedikit tetapi metode ini memiliki kelebihan yaitu sederhana sehingga mudah diaplikasikan misalnya pada proses pengawasan mutu pada industri pembuatan sari jeruk Abbasi et al. 2005. Metode ini menggunakan pelarut kloroform untuk menghilangkan senyawa polar pada bahan yang dianalisis serta menggunakan reagen burham yang terdiri dari asam asetat glasial, asam perklorat dan 4-dimetilaminobenzaldehid, yang bereaksi dengan limonin menghasilkan warna kuning-orange sampai merah yang kemudian diamati nilai absorbansinya pada panjang gelombang 503 nm. Masing-masing senyawa limonoid dibedakan dari komponen yang terikat pada cincin A dan D, sehingga diduga reagen burham bereaksi secara spesifik dengan cincin A dan D dari limonin yang merupakan senyawa lakton. Semakin tinggi kandungan limonin, warna yang dihasilkan semakin mendekati warna merah dan nilai absorbansi semakin tinggi. Menurut Harris 1999, pada panjang gelombang 470-500, warna yang diserap adalah biru-hijau dan warna yang tampak adalah merah.