dengan kolam sehingga karang lunak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi perairan yang baru Gambar 6b.
a b
Gambar 6. Proses penanganan karang lunak a pengemasan karang lunak di laut, b aklimatisasi di kolam setelah dari laut
Karang lunak sudah siap untuk ditransplantasi setelah satu bulan beradaptasi di kolam. Setelah ditransplantsi, dilakukan pengamatan pertumbuhan karang
lunak setiap seminggu sekali selama tiga bulan. Pemotongan fragmen karang lunak dilakukan sebanyak 32 fragmen, kemudian diletakkan pada substrat ubin
yang terdapat pada kolam.
3.3.3. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan pada karang lunak selama penelitian adalah pakan alami. Pakan alami yang diberikan berupa fitoplankton spesies Chlorella sp. yang
merupakan hasil kultur di Laboratorium Mikroalga, ITK-IPB. Selain pakan alami, diberikan juga liquidfry untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton sehingga
dapat dijadikan sebagai makanan bagi zooplankton. Pemberian liquidfry sesuai dengan dosis yang tertera pada aturan pemakaian yang dilakukan setiap satu
minggu sekali sebanyak 1,5 liter fitoplankton. Sedangkan untuk pakan buatan
diberikan sebanyak satu tutup botol liquifry untuk satu kolam. Ketika memberikan pakan, pompa dan aerator yang terdapat pada kolam dimatikan
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar pakan menyebar keseluruh bagian kolam.
3.3.4. Pengambilan Data
Pengukuran pertumbuhan karang lunak meliputi panjang dan lebar. Penentuan panjang dan lebar berdasarkan kapitulum terluar. Tanda panah
horizontal untuk pengukuran lebar, sedangkan tanda panah vertikal untuk pengukuran panjang fragmen Gambar 7.
A
B
Gambar 7. Pengukuran fragmen karang lunak yang ditransplantasi, A lebar, B panjang
Ciri-ciri karang lunak hidup Gambar 8a adalah terlihat segar, berwarna coklat kuning, dan fragmen tidak lembek sedangkan karang dikatakan mati
Gambar 8b jika berwarna coklat pucat, layu, dan fragmen akan hancur ketika dipegang.
a v
b Gambar 8. Perbedaan fragmen karang lunak hidup a dan mati b
Parameter lingkungan yang diukur adalah parameter fisika, kimia dan biologi yang diukur secara langsung maupun di laboratorium. Parameter fisika yang
diukur adalah suhu dan salinitas. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer yang terpasang pada kolam, sedangkan pengukuran
salinitas menggunakan refraktrometer dengan cara meneteskan contoh air keatas kaca refraktometer yang kemudian bisa dilihat langsung besarnya nilai salinitas
pada kolam. Parameter kimia yang diamati yaitu nitrat, nitrit, amonium
.
Contoh air untuk dianalisa kandungan kimia perairannya diambil dengan botol berbentuk
jerigen kemudian disimpan dalam coolbox. Analisis kandungan nitrat, nitrit, dan amonia dilakukan di Laboratorium Produksi Lingkungan, MSP-IPB.
Tabel 2. Parameter fisika, kimia dan biologi serta peralatan yang digunakan
Parameter Unit
AlatBahan Keterangan
Fisika
Suhu °C
Termometer Pengukuran Langsung
Salinitas ‰
Refraktrometer Pengukuran Langsung
Kimia
Nitrit mgl
Spektrofotometer Analisis Laboratorium Nitrat
mgl Spektrofotometer Analisis Laboratorium
Amonium mgl
Spektrofotometer Analisis Laboratorium
Biologi
Panjang pertumbuhan mmminggu Jangka sorong Pengukuran Langsung
3.4. Analisis Data