Sudut jatuh poros Waktu dan Tempat Penelitian

yang dioperasikan, selain itu juga dipengaruhi oleh ukuran panjang, lebar dan dalam, coefisien of fineness, displecement, trim, bentuk kapal dibawah air dan kekuatan mesin. Kecepatan ekonomis kapal akan berpengaruh jika perbandingan antara kecepatan kapal VL, V: kecepatan kapal dalam knots dan L: panjang kapal dalam meter mendekati 1,0 untuk kapal-kapal cepat perbandingannya lebih dari 1,2 dan untuk kapal-kapal lambat nilai ini kurang dari 0,8 Nomura dan Yamazaki, 1977. Selain itu Munro dan Smith 1975, mengemukakan bahwa ada 3 tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi propulsi dan kecepatan kapal anatara lain letak mesin, konstruksi kasko serta efesiensi baling-baling. Fyson 1995 menyatakan tahanan kapal pada kecepatan yang diberikan merupakan daya yang dikehendaki untuk melaju pada perairan tenang, diasumsikan bahwa tidak terdapat gangguan pada mesin penggerak kapal. Bila kapal mengalami penambahan beban, disebut tahanan badan kapal pada saat kapal kosong. Daya yang dibutuhkan untuk mengatasi tahanan tersebut effective horse power EHP, dalam penentuan HP dikenal beberapa istilah, yaitu : 1 Indicated horse power IHP, tenaga yang dihasilkan untuk menggerakkan torak; 2 Break horse power BHP, tenaga yang digunakan untuk memutarkan roda gila; 3 Shaft horse power SHP, tenaga yang digunakan untuk memutarkan poros baling-baling; dan 4 Effective horse power EHP, tenaga efektif yang digunakan untuk menggerakakan kapal.

2.8 Sudut jatuh poros

Sudut jatuh poros dapat mempengaruhi kecepatan kapal. Menurut Firnasari 2004, mengemukakan bahwa untuk mengetahui berapa besarnya sudut jatuh poros yang masuk kedalam air dengan menggunakan alat ukur waterpass pada satu sudut yang sejajar dengan permukaan air yang berdekatan dengan panjang poros sehingga sudut yang terbentuk dapat terlihat dibusur. Untuk mengetahui berapa besarnya sudut jatuh masing-masing poros baling-baling yang digunakan pada kapal jukung maka dapat diukur dengan alat ukur waterpass. Jarak baling-baling dari permukaan air dapat mempengaruhi besaran sudut jatuh yang terjadi. Finarsari 2004 mengemukakan bahwa besaran sudut jatuh merupakan variabel bebas dan jarak baling-baling dari permukaan air merupakan variabel tidak bebas.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan mulai bulan Juli sampai Maluku Tenggara. Penetapan Ur P terdapat sumber daya perikanan oleh nelayan masih sederhana, memperhatikan ukuran bali Masyarakat Ur dimana hasil tangkapan tangkapan yang diperoleh parang-parang, ekor kuning pada Gambar 13 3 METODE PENELITIAN Tempat Penelitian direncanakan akan dilakukan selama tiga bulan sampai dengan September 2010 di perairan Ur Pulau Pulau sebagai lokasi penelitian adalah 1 di desa ya perikanan laut yang melimpah, 2 Alat tangkap yang masih sederhana, 3 dalam pengoperasian kapal jukung nelayan memperhatikan ukuran baling-baling yang sesuai dengan daya mesin. r Pulau umumnya berprofesi sebagai nelayan tangkapan yang diperoleh menjadi komsumsi keluarga oleh adalah jenis-jenis ikan demersal seperti kakap, ekor kuning dan mata besar. Adapun peta lokasi penelitian Gambar 13 Peta lokasi penelitian bulan 3 bulan yaitu Ur Pulau Kabupaten 1 di desa tersebut tangkap yang digunakan nelayan belum nelayan tradisional, keluarga dan hasil seperti kakap, kerapu, penelitian disajikan

3.2 Objek dan Peralatan Penelitian