yang sesuai dengan daya mesin yang digunakan akan dilakukan pendekatan berdasarkan beberapa parameter analisis.
Pasaribu 1986, menyatakan bahwa lebih dari 90 kapal penangkap ikan yang ada di Indonesia beroperasi di perairan pantai dan pada umumnya sebagian
besar dari kapal-kapal tersebut dibangun berdasarkan pengalaman tanpa menggunakan perhitungan-perhitungan yang pasti sebagaimana pembuatan kapal-
kapal kayu yang dibangun secara modern, demikian juga dengan pembangunan kapal yang digerakan dengan motor atau tanpa motor. Kapal jukung merupakan salah salah
satu jenis alat transportasi nelayan tradisional yang biasanya digunakan untuk melakukan usaha penangkapan ikan.
2.3 Dimensi Utama Kapal
Menurut Dohri dan Soedjana 1983 dimensi utama kapal yang terdiri dari : 1 Panjang kapal LengthL
Panjang kapal dapat dibedakan dalam 3 bagian yaitu LOA, LPP dan LWL. Panjang total atau LOA Length Over All adalah jarak tegak lurus kapal yang
diukur mulai dari titik terdepan dari linggi haluan sampai dengan titik terbelakang dari buritan. Panjang total ini merupakan panjang yang terbesar
dari sebuah kapal dan diukur sejajar dengan lunas kapal seperti ditunjukkan pada Gambar 2
LOA
Gambar 2 Ukuran panjang total kapal LOA
Jarak sepanjang garis tegak atau LPPLBP Length PerpendicularLength Between Perpendicular adalah jarak horizontal yang dihitung dari garis tegak
haluan sampai dengan garis tegak buritan. Garis tegak haluan atau FP Fore Perpendicular ialah garis khayal yang terletak tegak lurus pada perpotongan
antara Lwl dan badan kapal pada bagian haluan. Sedangkan yang dimaksud dengan garis tegak buritan atau AP After Perpendicular ialah sebuah garis
khayal yang terletak pada badan kapal bagian buritan atau berada di belakang poros kemudi bagi kapal yang memiliki poros kemudi Gambar 3.
AP LPP FP
Gambar 3 Ukuran panjang garis tegak LPP
Panjang garis air atau LWL Length of Water Line adalah jarak horizontal pada kapal yang dihitung dari titik perpotongan antara garis air water line
dengan linggi haluan sampai dengan titik perpotongan antara garis air dengan
linggi buritan Gambar 4. LWL
Gambar 4 Panjang garis air LWL
2 Lebar kapal BreadthB
Lebar kapal pada umumnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu : Lebar terbesar atau B
max
Breadth maximum, adalah jarak horizontal pada lebar kapal yang terbesar, dihitung dari salah satu sisi terluar sheer yang satu
ke sisi sheer lainnya yang berhadapan Gambar 5. Lebar dalam atau B
moulded
Breadth moulded, adalah jarak horizontal pada lebar kapal yang terbesar, diukur dari bagian dalam kulit kapal yang satu ke
bagian dalam kulit kapal lainnya yang berhadapan Gambar 5.
Gambar 5 Lebar kapal sumber : Dahri dan Soedjana, 1983 digambar ulang
3 Dalam kapal Depth
Dalam suatu kapal dibedakan atas : Dalam atau D Depth, adalah jarak vertikal yang diukur dari dek terendah
kapal sampai titik terendah badan kapal Gambar 6. Sarat kapal atau d draft, adalah jarak vertikal yang diukur dari garis air
water line tertinggi sampai dengan titik terendah badan kapal Gambar 6 Lambung bebas freeboard, adalah jarak vertikaltegak yang diukur dari garis
air water line tertinggi sampai dengan sheer Gambar 6.
Gambar 6 Dalam kapal sumber : Dahri dan Soedjana, 1983 digambar ulang
Menurut Fyson 1985, dalam desain sebuah kapal karakteristik perbandingan dimensi-dimensi utama L, B, D merupakan hal penting yang harus diperhatikan.
Perbandingan tersebut meliputi : 1 Perbandingan antara panjang dan lebar LB, merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap tahanan gerak dan kecepatan kapal; 2 Perbandingan antara lebar dan dalam BD, merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap stabilitas; dan 3
Perbandingan antara panjang dan dalam LD, merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal.
Iskandar dan Novita 2000 mengemukakan, bahwa rasio dimensi utama kapal penangkap ikan tradisional di Indonesia memiliki beberapa perbedaan nilai
parameter pada badan kapal apabila dibandingkan dengan kapal Jepang, dengan demikian nilai kisaran yang dimiliki oleh kapal Jepang sebagian besar lebih besar dari
parameter kapal Indonesia. Menurut Iskandar 2007, mengatakan bahwa apabila nilai LB semakin mengecil maka nilai rasio akan berpengaruh terhadap kecepatan kapal,
nilai LD semakin membesar mengakibatkan kekuatan memanjang kapal menjadi lemah, sedangkan nilai dari BD makin membesar maka akan memberikan stabilitas
kapal yang baik namun propulsive ability akan memburuk.
2.4 Koefisien Balok Coeffisien of block