12
yang diturunkan dari rencana strategik organisasi. Anggaran itu kemudian dijadikan alat untuk pengendalian dan pengevaluasian manajemen.
Gambar 1. proses Manajerial dan Pengendalian Dalam Organisasi. Sumber: Jones, R and Pendlebury, M 2000 Public Sector Accounting, 5
th
Ed, Prentice Hall: London. Dalam Abdul Halim, 2007: 164.
b. Kinerja
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan organisasi dalam mewujudkan tujuan strategis
yang ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan, serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Kane dan Johnson 1995 dalam bahan ajar
DIKLAT Implementasi Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002. Kinerja juga dapat dikatakan sebagai perilaku berkarya, berpenampilan,
atau hasil karya. Oleh karena itu, kinerja merupakan bentuk bangunan yang multidimensional sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung pada
banyak faktor. Bates dan Holton 1995 dalam bahan ajar DIKLAT Implementasi Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, www. one.indoskripsi.com, 5 Desember
2008. Pelaporan, Analisa
dan umpan balik
Pengendalian dan Pengukuran
Perencanaan Tujuan Dasar dan Sasaran
Perencanaan operasional
Penganggaran
13
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja merupakan perilaku berkaryagambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan dalam mewujudkan tujuan strategis yang telah ditetapkan. Kinerja dapat dinilai dengan ukuran penilaian yang didasarkan pada
indikator berikut : 1 Masukan input, yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat atau besaran
sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu, teknologi, dan sebagainya yang digunakan untuk melaksanakan program dan atau kegiatan.
2 Keluaran output, yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan produk barang atau jasa yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan masukan yang
digunakan. 3 Hasil outcome, yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan
yang dapat dicapai berdasarkan keluaran program atau kegiatan yang sudah dilaksanakan.
4 Manfaat benefit, yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah
daerah dari hasil. 5 Dampak impact, yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan dampaknya terhadap
kondisi makro yang ingin dicapai dari manfaat. Tolak ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap
unit kerja perangkat daerah. Satuan ukur merupakan tolak ukur yang dapat digunakan untuk melihat sampai seberapa jauh unit kerja mampu melaksanakan
tupoksinya. Tolak ukur kinerja ditetapkan dalam bentuk standar pelayanan yang ditentukan oleh masing-masing daerah. Abdul Halim, 2007: 172.
Satuan ukur terkait dengan efisiensi biaya pengeluaran dan kualitas pelayanan. Alokasi biaya pengeluaran daerah harus dikaitkan dengan prinsip
ekonomi, efisiensi dan efektivitas value for money. Satuan ukur unit kerja harus: 1 berupa angka numerik, 2 dapat diperbandingkan, 3 cukup spesifik. Hal
tersebut dimaksudkan agar unit kerja dapat diperbandingkan dengan indikator kinerja atau kerja lain dan sekaligus dapat digunakan untuk melihat indikasi
14
masalah unit kerja yang mungkin muncul terkait dengan pengeluaran daerah yang dilakukan.
Satuan ukur harus dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan eksternal untuk mengontrol efisiensi dan efektivitas pengeluaran yang dilakukan. Bagi
pihak internal adalah dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan serta efisiensi biaya. Sementara pihak eksternal menggunakannya sebagai kontrol
dan sekaligus sebagai informasi untuk pertanggungjawaban kepada publik.
c. Anggaran Berbasis Kinerja