Analisa bilangan peroksida AOCS Official Method Cd 8-53 2003

21 Ditambahkan 1.5 mL heksan ke dalam tabung dan divorteks. Setelah itu ditambahkan 3 mL NaCl jenuh dengan segera, lalu dikocok, diamkan sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan atas diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam vial yang telah berisi Na 2 SO 4 anhidrous. Persiapan standar asam lemak dilakukan dengan cara memasukkan 10 mL heksan ke dalam ampul standar asam lemak 100 mg. Dipipet 0.5 mL dari larutan standar dan dimasukkan ke dalam vial. Larutan kemudian ditambahkan 0.5 mL heksan dan siap diinjeksikan ke dalam GC. Larutan dari tahap derivatisasi diinjeksikan 1 µL ke dalam GC dengan menggunakan syringe. Suhu injektor dan suhu detektor diset 250°C dan 260°C. Gas helium dialirkan sebagai gas pembawa serta gas hidrogen dan udara sebagai gas pembakar dan pendukung juga dialirkan. Set suhu kolom pada suhu 120°C ditahan 6 menit, kemudian suhu dinaikkan dengan laju 3°C hingga suhu kolom mencapai 260°C ditahan selam 25 menit. Kromatogram dicetak dari masing-masing asam lemak yang dianalisis waktu retensi daripelarut dan puncak asam lemak, juga luas area dari tiap asam lemak. Larutan dari tahap persiapan standar asam lemak juga diinjeksikan dengan proses analisis ini. Identifikasi asam lemak dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi asam lemak standar FAME dengan sampel. Jumlah asam lemak g asam lemak100 g minyak dihitung menggunakan rumus : Jumlah asam lemak g asam lemak100 g minyak = Area asam lemak A area SI × RF × mg SI mg sampel × 100 Nilai respond factor RF tiap asam lemak dihitung dari kromatogram standar eksternal FAME. RF asam lemak A = Area SI Konsentrasi SI × Konsentrasi asam lemak A dari standar Area asam lemak A dari standar

6. Analisa komposisi gliserida MAG dengan kromatografi gas Modifikasi AOCS

Official Method Cd 11b-91 2003 Sampel ditimbang teliti kurang lebih 0.025-0,0255 g dimasukkan dalam vial kemudian ditambahkan 10 µL tetrahydrofuran dan 50 µL N-methyl-N- trimethylsilyl-trifluoroacetamid , tutup tabung reaksi vorteks dengan kecepatan 2400 rpm selama 90 detik, masukkan ke dalam ruang gelap selama 10 menit. Tambahkan 2 mL heptan, vorteks kembali dengan kecepatan 2000 rpm selama 30 detik. Tutup bagian luar tabung dengan parafilm. Diamkan sampel kurang lebih 30 menit sebelum diinjek, agar bereaksi terlebih dahulu. Sampel siap diinjeksikan ke dalam GC sebanyak 1 µL. Kromatografi gas yang digunakan dilengkapi dengan split injeksi atau kolom injeksi dan FID dengan operasi sebagai berikut: suhu kolom awal 50 o C dinaikkan menjadi 180 o C dengan 22 kenaikan 15 o C menit kemudian dinaikkan lagi menjadi 230 o C dengan kenaikan 7 o Cmenit dan dinaikkan lagi menjadi 380 o C, suhu detektor 390 o C, suhu injektor 390 o C, kecepatan gas pembawa 0.7 ml N 2 menit, kecepatan aliran udara 450 mlmenit dan volume injeksi 1 μl.

7. Analisa solid fat content IUPAC Method 2.150 1987

Penentuan solid fat content SFC menggunakan Bruker Minispec PC 100 NMR Analyzer. Sebelum analisis, sampel dilelehkan terlebih dahulu pada suhu 80°C. Sampel dimasukkan ke dalam tabung NMR dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 2.5 mL setinggi dry block, lalu dipanaskan pada suhu 60°C selama 30 menit pada alat pemanas kering. Setelah itu sampel disimpan pada suhu 0°C selama 90 menit. Setelah itu sampel diinkubasi pada suhu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40°C selama 30 menit. Setelah inkubasi, sampel siap dianalisis. Kalibrasi NMR menggunakan standar SFC 0, 31.5 dan 72.9. 1:2.3 Fully Hydrogenated Palm Kernel Oil FHPKO Pemanasan minyak hingga mencapai suhu 100°C FHPKO cair Gliserol Homogenisasi dan pemanasan campuran Campuran substrat homogen Larutan NaOH 1 vb Reaksi gliserolisis Suhu 160 ˚C selama 240 menit Penghembusan gas N 2 dilakukan setiap 60 menit Pendinginan secara cepat hingga suhu ± 70°C Netralisasi dengan penambahan asam sitrat 0.05 bb dilakukan selama 10 menit Pemisahan gliserol berlebih