Pembahasan Hasil Analisis HASIL PENELITIAN

cxx Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32. Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat disimpulkan hasil uji coba beda rerata yaitu : a. F A1-A2 = 16,486 3,12 maka Ho ditolak Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan kognitif siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dengan pendekatan konstruktivisme melalui demonstrasi. b. F 1-2 = 81,483 6,24 maka Ho ditolak Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan kognitif siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi dengan kemampuan matematika sedang. c. F 1-3 = 343,963 6,24 maka Ho ditolak Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan kognitif siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi dengan kemampuan matematika rendah. d. F 2-3 = 117,479 6,24 maka Ho ditolak Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan kognitif siswa yang memiliki kemampuan matematika siswa sedang dengan kemampuan matematika rendah.

D. Pembahasan Hasil Analisis

1. Hipotesis Pertama

Harga F a = 7,781 lebih besar dari F tabel = 3,98 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan kognitif siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme melalui cxxi metode eksperimen dengan pendekatan konstruktivisme melalui demonstrasi. Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen ternyata memberikan hasil yang lebih baik, hal ini dikarenakan pada pendekatan konstruktivisme siswa mampu menemukan dan membangun konsep yang ditanamkan guru dan melalui percobaan sendiri dengan berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Sehingga pendekatan konstruktivisme sangat mendukung jika dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen., karena dengan metode eksperimen siswa akan selalu dapat melakukan percobaan sendiri dan secara teratur sehingga konsep-konsep yang didapat secara bertahap melalui serangkaian eksperimen akan selalu tetap melekat kuat pada ingatannya. Dengan demikian serangkaian kegiatan eksperimen secara teratur dan terpadu akan menghasilkan suatu konsep fisika yang benar dan mudah dipahami. Dengan cara melakukan eksperimen ini, siswa akan lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri. Selain itu dengan metode ini diharapkan siswa akan lebih memahami arti konsep fisika yang sesungguhnya sehingga tidak dapat menimbulkan verbalisme dalam suatu konsep fisika. Sedangkan penggunaan metode demonstrasi pada pendekatan konstruktivisme kurang cocok, karena dengan metode demonstrasi siswa tidak dapat melakukan percobaan sendiri, siswa hanya dapat melihat seorang guru yang melakukan demonstrasi dengan demikian pemahaman konsep yang diberikan guru kurang tertanam.

2. Hipotesis Kedua

Harga F b = 182,893 lebih besar dari F tabel = 3,12 , sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan Matematika siswa terhadap nilai kemampuan kognitif siswa. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori sedang. Siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori sedang mempunyai kemampuan kognitif yang cxxii lebih baik daripada siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori rendah dan siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori rendah. Siswa yang mempunyai kemampuan Matematika kategori tinggi dapat dengan mudah mengaplikasikan konsep Fisika yang dijabarkan secara kualitatif ke bentuk kuantitatifnya, sehingga mereka dapat dengan mudah memadukan hasil percobaan dan analisis Matematika, dibandingkan yang mempunyai kemampuan matematika sedang dan rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Harga F ab = 0,153 lebih kecil dari F tabel = 3,12, sehingga hipotesis nol diterima. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa terhadap kemampuan kognitif siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pengajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme melalui metode pembelajaran dan kemampuan Matematika siswa mempunyai pengaruh sendiri – sendiri terhadap kemampuan kognitif siswa.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Dokumen yang terkait

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN METODE CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

0 3 85

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR BERATURAN DI SMA TAHUN 2008 2009

0 5 81

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU

0 4 100

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13