Penetapan Populasi dan Sampel

xc ujian mata pelajaran Fisika tengah semester gasal. Data dari kedua pengukuran tersebut kemudian diolah dan Kemudian data eksperimen tersebut dianalisis diuji dengan analisis variansi dua jalan sel tak sama.

C. Penetapan Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20082009 yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas XI IPA 1 sampai dengan kelas XI IPA 3. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Dari populasi tersebut diambil sampel dua kelas sebagai kelas subyek penelitian. Satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas yang lain sebagai kelompok kontrol. Sebelum eksperimen berlangsung, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diketahui keadaan awalnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil eksperimen benar-benar akibat dari perlakuan yang dibuat, bukan karena pengaruh lain. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling sehingga semua anggota populasi mempunyai probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel sehingga diperoleh 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah sampel 37 orang dan XI IPA 3 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah sampel 40 orang. Untuk menguji keadaan awal kedua kelompok sampel digunakan uji t dua pihak setelah terlebih dahulu diketahui populasi berdistribusi normal dan sampel berasal dari populasi yang homogen. Sedang hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H = Tidak ada perbedaan keadaan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan. H 1 = Ada perbedaan keadaan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan. Adapun teknik uji yang digunakan adalah uji-t dua ekor, dengan rumus : 2 1 2 1 n 1 n 1 s X X t + - = di mana : 1 X = rata-rata kelompok eksperimen. 2 X = rata-rata kelompok kontrol. xci n 1 = jumlah sampel kelompok eksperimen. n 2 = jumlah sampel kelompok kontrol. s 1 2 = varians kelompok eksperimen. s 2 2 = varians kelompok kontrol. 2 n n s 1 n s 1 n s 2 1 2 2 2 2 1 1 2 - + - + - = Derajat kebebasan uji t adalah n 1 + n 2 – 2. Kriteria : Jika –t tabel £ t hitung £ t tabel maka H diterima Jika t hitung t tabel atau t hitung -t tabel maka H ditolak Sudjana, 2002: 239 Hasil perhitungannya yaitu, sebelum diuji dengan uji-t, sampel diuji normalitas terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas dengan metode Lilliefors diperoleh harga statistik uji L o pada kelas eksperimen sebesar 0,0726 yang lebih kecil dari Lα;n pada taraf signifikan α = 0.05 yaitu 0.1457 untuk n = 37, sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh data statistik uji L o sebesar 0,1064 yang lebih kecil dari Lα;n pada taraf signifikan α = 0.05 yaitu 0. 1401 untuk n = 40, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21 dan lampiran 22. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Hasil perhitungan menggunakan uji Bartlett yang telah dilakukan terhadap data keadaan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai c 2 hitung sebesar 0.716 sedang c 2 tabel pada taraf signifikan α = 0.05 sebesar 3.841. Karena c 2 hitung tidak melebihi c 2 tabel , maka Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa populasi tersebut homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23. xcii Dalam pengujian kesamaan keadaan awal digunakan uji beda rerata dengan uji-t dua pihak. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 1.328, sedang t tabel = 2.00 dengan taraf signifikansi α = 0.05 dan derajat kebebasan dk = n 1 + n 2 – 2 = 37 + 40 – 2 = 75. Hal ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa “tidak ada perbedaan keadaan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan”. Perhitungan selengkapnya di lampiran 24.

D. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN METODE CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

0 3 85

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR BERATURAN DI SMA TAHUN 2008 2009

0 5 81

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU

0 4 100

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13