Pengaruh Media Tumbuh Tailing terhadap Pertumbuhan Tanaman Jarak

52 N bebas, sedangkan Bacillus dan Pseudomonas merupakan bakteri pelarut P dan pemobilisasi K serta mampu menghasilkan zat pengatur tumbuh berupa IAA Gray Smith 2005. Penggunaan bakteri penambat N, pelarut P dan K yang dikombinasikan dengan CMA telah dilaporkan secara signifikan meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung Wu et al. 2005. Namun aplikasi PGPR dan CMA untuk masyarakat memerlukan produksi secara massal sehingga mampu mengurangi komponen biaya produksi karena teknik produksinya seringkali sulit terlepas dari perangkat laboratorium kecuali pupuk CMA dapat dilakukan perbanyakan secara massal langsung di lahan pertanian on farm production Douds Jr et al. 2006.

3. Pengaruh Media Tumbuh Tailing terhadap Pertumbuhan Tanaman Jarak

Pagar Berbasis Pupuk Hayati Sifat fisik dan kimia tanah menjadi dasar kesuburan media tumbuh tanaman, selanjutnya dapat ditentukan kelayakannya sebagai media tumbuh. Tekstur tailing didominasi oleh fraksi pasir 57.66 yang menggambarkan strukturnya belum mantap sebagai kesatuan media yang saling terikat. Berdasarkan komposisinya, tailing yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis lempung berpasir sandy loam dengan karakter berupa butiran tunggal Hanafiah 2007; Hardjowigeno Widiatmaka 2007. Dominasi struktur pasir menyebabkan rendahnya nilai kapasitas tukar kation serta menjadi kurang subur jika dibandingkan dengan tanah yang kandungan liatnya lebih tinggi seperti pada tanah andosol. Kondisi fisik tailing ini juga dilengkapi dengan kandungan C organik, N total, P tersedia, dan Mg yang sangat rendah, serta Ca dan K yang rendah Tabel 2. Pertumbuhan tanaman jarak pagar pada media tailing lebih rendah pada hampir semua komponen pertumbuhan rata-rata sebesar 13.9 terhadap pertumbuhan tanaman pada tanah andosol Tabel 14. Kondisi ini sesuai dengan sifat fisik dan kimia tailing yang kandungan haranya lebih rendah dibandingkan tanah andosol. Perlakuan CMA terhadap tanaman jarak pagar pada media tailing berpengaruh memperbaiki bobot kering tajuk sedangkan PGPR pada media tailing secara umum belum menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada pertumbuhan tanaman jarak pagar kecuali pada komponen diameter akar primer pada aksesi B3 53 Gambar 13. Rendahnya pengaruh PGPR terhadap respon pertumbuhan tanaman jarak pagar pada perlakuan media tailing diduga akibat rendahnya konsentrasi PGPR. Aplikasi PGPR dengan konsentrasi yang lebih tinggi sebagaimana pada pembibitan II dimungkinkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jarak pagar pada media tailing. Meskipun terjadi penurunan pertumbuhan pada media tailing, keberadaan kolonisasi CMA di dalam perakaran jarak pagar pada media ini Gambar 17 mampu meningkatkan serapan hara P dan K lebih baik dibandingkan perlakuan lain sesama media tailing pada perlakuan CMA tunggal Gambar 18. Namun serapan hara P pada media tailing lebih rendah dibandingkan media tanah andosol karena keberadaan hara P total dan P tersedia pada tailing lebih rendah dibandingkan andosol. Pertumbuhan tanaman akan terhambat jika mengalami defisiensi unsur hara N, P, dan K. Respon tanaman yang mengalami defisiensi hara N, P, dan K menjadi kerdil, batang kecil dan pendek, daun berwarna kuning atau merah- lembayung Taiz Zeiger 2002; Balker Pelbeam 2007. Hara N berperan penting sebagai komponen utama sel seperti protein, asam nukleat, dan kofaktor enzim. Unsur ini dibutuhkan dalam jumlah sekitar 1-7 dari total bobot kering tanaman. Unsur N pada daun tanaman sebagai pembentuk kloroplas, sebagai protein enzimatis dalam stroma dan lamella. Apabila terjadi defisiensi N menyebabkan kerusakan kloroplas sehingga fotosintesis terganggu Balker Pelbeam 2007. Hara P dalam tanaman berupa fosfat ester yang berperan dalam fotosintesis dan metabolisme sekunder. Fosfor dalam bentuk nukleotida seperti ATP, ADP, dan gula terfosforilasi serta asam organik yang terfosforilasi berperan penting dalam metabolisme energi sel tanaman. Unsur P dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan N, yaitu sebesar 0.2 dari bobot kering tanaman Raven et al. 2005. Sedangkan hara K berperan penting untuk aktivasi enzim, sintesis protein, absorbsi dan transport ion, fotosintesis dan respirasi, serta transport jarak jauh pada tanaman Balker Pelbeam 2007. Konsentrasi K dibutuhkan oleh tanaman sebesar 1 dari bobot kering tanaman Raven et al. 2005. Kolonisasi CMA P1 pada akar tanaman jarak pagar menurunkan pertumbuhan panjang akar primer Tabel 12. Keberadaan hifa-hifa CMA 54 membantu penyerapan air dan hara dari media tumbuh sehingga tidak memerlukan perkembangan panjang akar seperti pada tanaman tanpa perlakuan CMA. Yao et al. 2009 melaporkan hal yang sama terjadi pada bibit tanaman Poncirus trifoliata L. Raf. Tingginya kolonisasi CMA pada media tumbuh M1 memungkinkan tanaman jarak pagar pada media tailing tambang emas tidak mengalami stres pertumbuhan yang berat karena CMA dapat membantu penyerapan unsur hara dari dalam tanah. Tanaman memperoleh keuntungan dari simbiosis dengan CMA ketika kondisi stres fisiologis Calvet et al. 2004. Setyaningsih 2007 juga melaporkan bahwa inokulasi CMA mampu memperbaiki pertumbuhan semai mindi pada media tailing yang ditambahkan kompos aktif. Selain itu, CMA mampu meningkatkan tinggi, diameter, dan total percabangan lateral tanaman jarak pagar Behera et al. 2010. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pupuk CMA pada waktu pembibitan masih efektif sampai tanaman tumbuh di lapangan pada media tailing. Karakter tanaman jarak pagar yang mampu tumbuh pada berbagai kondisi lahan marginal Achten et al. 2010 terbukti juga pada media tailing. Nilai penurunan pertumbuhan tanaman akibat media tailing tidak terlalu tinggi yaitu rata-rata sebesar 13.9. Bahkan pada aksesi B3 memberikan respon dengan memperbanyak pertumbuhan akar sekunder untuk mengoptimalkan serapan hara dan air. Hasil ini berbeda dengan spsesies tanaman lain sebagaimana dilaporkan Setyaningsih 2007 yang menguji semai mindi pada media tailing murni menyebabkan kematian semai sampai 33 setelah 14 mst. Tanaman jarak pagar lebih adaptif terhadap tailing sehingga sesuai untuk dikembangkan pada lahan bekas tambang emas. Selain lebih adaptif pada media tailing, jarak pagar juga dilaporkan mampu bertahan terhadap stres logam Jamil et al. 2009.

4. Aksesi Kandidat Roostock Potensial