21
dihitung berdasarkan kedudukan akar pada sistem perakaran. Diameter akar primer merupakan rata-rata dari seluruh diameter akar primer yang diukur dari
pangkal akar. Berat basah tajuk dan akar diukur pada saat tajuk dan akar masih segar. Sedangkan penentuan berat kering, tajuk dan akar dikeringkan terlebih
dahulu menggunakan oven pada suhu 80 C selama 72 jam.
3. Kolonisasi CMA
Pengamatan terhadap pertumbuhan cendawan dan persentase kolonisasi di dalam akar dilakukan dengan menggunakan metode Giovanetti Mosse 1980.
Secara garis besar metode ini sebagai berikut: akar yang sudah diwarnai dengan biru trypan kemudian disimpan dalam larutan gliserol 50 siap untuk diamati
kolonisasinya. Penghitungan persentase kolonisasi dengan meletakkan potongan- potongan akar tersebut pada cawan gride line, kemudian bagian akar yang
mengenai garis diamati keberadaan struktur CMA hifa, vesikula, arbuskula, dan spora menggunakan mikroskop disekting dan dihitung persentase kolonisasinya
dengan rumus: K =
100 x
N v
h
dimana; K = kolonisasi CMA akar terkolonisasi
Σ h+v = jumlah akar terkolonisasi pada garis horisontal dan vertikal N
= total akar yang menyinggung garis horisontal dan vertikal
4. Serapan Hara Tanaman Jarak Pagar
Analisis serapan hara dilakukan oleh Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Analisis serapan hara tanaman jarak pagar meliputi hara
N, P, dan K.
Analisis Data
Data perkecambahan benih, respon pertumbuhan, kolonisasi CMA, dan serapan hara dianalisis dengan analisis ragam pada α 0.05 menggunakan SPSS 16.
Pembandingan nilai tengah antar perlakuan diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test.
22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan 1.
Karakteristik Media Tumbuh
Hasil analisis terhadap karakteristik media tumbuh yang berupa sifat-sifat fisik dan kimia tanah dapat dipergunakan sebagai indikator kesuburan media serta
dasar dalam pemupukan. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah andosol asal Sawah Baru Babakan Dramaga Bogor dan tailing tambang emas Pongkor Bogor
disajikan pada Tabel 2. Kriteria terhadap sifat fisik dan kimia tanah hasil analisis didasarkan pada Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 Lampiran 1.
Tabel 2. Sifat fisik dan kimia media tumbuh tanah andosol dan tailing Sifat fisik dan kimia
Tanah andosol Tailing
Pasir 17.21
57.66 Debu
21.88 22.61
Liat 60.91
19.73 pH 1:1 H
2
O 5.30 m
5.70 am KTK me100g
14.10 r 6.04 r
C-org 1.51 r
0.64 sr N-total
0.16 r 0.05 sr
P-total ppm 44.80 t
31.50 s P-tersedia ppm
5.20 sr 3.30 sr
Ca me100g 3.14 r
3.42 r Mg me100g
1.92 s 0.32 sr
K me100g 0.53 s
0.22 r Al me100g
0.46 sr tr
Fe ppm 52.38
tr Cu ppm
3.70 0.24
Zn ppm 17.50
0.12 Mn ppm
29.46 39.60
Keterangan: m: masam, am: agak masam, t: tinggi, s: sedang, r: rendah, sr: sangat rendah, tr: terlalu rendah
Tanah andosol menunjukkan sifat fisik yang didominasi oleh tekstur liat 60.91, reaksi masam dengan nilai pH 5.30, KTK rendah 14.10, kandungan
C-organik rendah, N-total rendah 0.16, kandungan P total tinggi, P tersedia sangat rendah 5.20 ppm, nilai Mg dan K sedang 1.92 dan 0.53 me100g.
Sedangkan pada tailing didominasi oleh tekstur pasir 57.66, reaksi agak masam dengan pH 5.70, KTK rendah, P total sedang, P tersedia sangat rendah
23
3.30 ppm namun lebih rendah dari tanah andosol, kandungan C-organik, N-total, dan Mg sangat rendah 0.64, 0.05, 0.32 me100g, serta kandungan Ca dan K
sedang 3.42 dan 0.22 me100g. Kedua jenis tanah, baik andosol maupun tailing, termasuk kurang subur. Namun tailing menunjukkan kesuburan yang lebih rendah
dari andosol Tabel 2.
2. Respon Perkecambahan Benih Tanaman Jarak Pagar