4.4.2. Validasi Perhitungan Tegangan Pada Pipa Mendatar Anchor
Pada kondisi ini tegangan yang dihitung secara teori dan menggunakan software, dalam keadaan pipa tertumpu dalam anchor sehingga terdapat momen.
Data yang digunakan merupakan data berat pipa dan berat fluida, maka menjadi inputan pada Software Caesar II v 5.10
4.4.2.1 Perhitungan Dengan Menggunakan Software kondisi di Anchor
Desain pipa mendatar dengan kondisi di Anchor, dapat dilihat seperti gambar 4.19 dibawah ini yang di desain dengan menggunakan software
Caesar II 5.10
Gambar.4.20 Pipa mendatar yang dengan kondisi di anchor Dalam kondisi pipa seperti ini bisa diketahui nilai tegangannya dengan
menggunakan software Caesar II 5.10 yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk data sebagai berikut:
Piping Code: B31.3 = B31.3 -2006, May 31, 2007
CODE STRESS CHECK PASSED : LOADCASE 1 SUS U1
Highest Stresses: kPa CodeStress Ratio : 4.9 Node 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Code Stress: 6733.2 Allowable: 137895.1 Axial Stress: 0.0 Node 20
Bending Stress: 6733.2 Node 30 Torsion Stress: 0.0 Node 20
Hoop Stress: 0.0 Node 20 3D Max Intensity: 6733.2 Node 30
4.3 Tabel hasil simulasi tegangan pipa mendatar anchor
NODE Bending
Stress kPa
Torsion Stress
kPa SIF In
Plane SIF
Out Plane
Code Stress
kPa Allowable
Stress kPa
Ratio Piping
Code 10
0.0 0.0
1.000 1.000
0.0 137895.1
0.0 B31.3
20 1683.3
0.0 1.000
1.000 1683.3
137895.1 1.2
B31.3 20
1683.3 0.0
1.000 1.000
1683.3 137895.1
1.2 B31.3
30 6733.2
0.0 1.000
1.000 6733.2
137895.1 4.9
B31.3
4.4.2.2 Perhitungan Tegangan Secara Teoritis Kondisi di Anchor
Untuk membuktikan perhitungan dengan menggunakan software terhadap perhitungan teoritis ,maka akan digunakan teori tegangan bending pada pipa yang
terletak mendatar pada penumpu. Perhitungan yang dilakukan dengan menitik beratkan perhitungan pada node yang terletak pada bagian pipa yang dianchor
yaitu terletak pada node 30. Untuk mempermudah perhitungan secara teori maka akan digambarkan skets pipa pada kondisi tegak pada batasan masalah tersebut,
yang terlihat pada gambar 4.21.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar.4.21 Sket Pipa mendatar yang dengan kondisi di anchor
� = 203,4 ��� � = 2�����
�
����
= 28,23 �� �
� �10 = 251,6 � � �
�
�����
= �
����
+ �
���
= 468,7 � �
�
�
�
= 168,275 ��
� = 937,4 �
1 �
1 �
�
�
�
�
� � = 468,7 ��
2 �
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
�
�
= 154,05 ��
� = �
64 ��
� 4
− �
� 4
� = 1171,92 � 10
−8
�
4
Matriks kekakuan untuk elemen pipa adalah
� = � �
�
3
� 12
6 �
−12 6
� 6
� 4
�
2
−6� 2�
2
−12 −6� 12
−6� 6
� 2
�
2
−6� 4�
2
�
� = 203,4
� 10
9
� 1171,92 � 10
−8
2
3
� 12
6.2 −12
6.2 6.2
4.2
2
−6.2 2.2
2
−12 −6.2 12
−6.2 6.2
2.2
2
−6.2 4.2
2
�
� = � 3575520,72
3575520,72 −3575520,72 3575520,72
3575520,72 4767360,96
−3575520,72 2383680,48 −3575520,72 −3575520,72 3575520,72 −3575520,72
3575520,72 2383680,48
−3575520,72 4767360,96 �
Matriks beban pada elemen pipa adalah
�
1
= ⎩
⎪ ⎨
⎪ ⎧
��
��
2
2 ⎭
⎪ ⎬
⎪ ⎫
= ⎩
⎪ ⎨
⎪ ⎧
468,7 . 2
468,7 . 2
2
2 ⎭
⎪ ⎬
⎪ ⎫
= �
937,4
937,4 �
Dengan mengaplikasikan kondisi batas pada pipa ke dalam matriks kekakuan matriks kekakuan akan menjadi
� = � 1
1 −3575520,72 −3575520,72 3575520,72 −3575520,72
3575520,72 2383680,48
−3575520,72 4767360,96 �
�
11
�
12
�
21
�
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rumus dasar Metode Elemen Hingga untuk mencari perpindahan pada elemen
[ �][�] = [�]
[ �] = [�]
−1
[ �]
Dengan mengaplikasikan kondisi batas pada pipa, maka matriks global kekakuan dan gaya yang bekerja pada pipa dapat disederhanakan kembali menjadi
� 3575520,72
−3575520,72 −3575520,72
4767360,96 � � �
21
�
22
� = � 937,4�
� �
21
�
22
� = � 1,11872
�10
−6
8,39039 �10
−7
8,39039 �10
−7
8,39039 �10
−7
� � 937,4�
� �
21
�
22
� = � 0,000786515
0,000786515�
Perpindahan yang diakibatkan momen dan gaya yang bekerja pada pipa akan menghasilkan perpindahan berupa perpindahan sudut akibat momen dan titik
akibat gaya. Untuk menghitung beban lentur maksimal, maka untuk perhitungannya harus terlebih dahulu mendapatkan momen maksimum yang
bekerja pada benda. Rumus Metode Elemen Hingga untuk mencari gaya reaksi yang bekerja
pada elemen adalah {
�} = [�]{�} − {�}
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka akan menjadi
� �
1
�
1
�
2
�
2
� = � 3575520,72
3575520,72 −3575520,72
3575520,72 3575520,72
4767360,96 −3575520,72
2383680,48 −3575520,72 −3575520,72
3575520,72 −3575520,72
3575520,72 2383680,48
−3575520,72 4767360,96
� � 0,000786515
0,000786515 �
− � 937,4
937,4 �
Maka akan didapat gaya-gaya reaksi
� �
1
�
1
�
2
�
2
� = � 937,4
� −937,4�. �
�
Setelah mendapatkan nilai momen maksimum, maka cara untuk mendapatkan nilai tegangan lentur maksimum adalah dengan menggunakan
rumus
� = � �
�
Dengan memasukkan nilai-nilai yang ada, maka
� = 937,4
�. � � 0,08415 1171,92
� 10
−8
�
4
� = 6731,0234 ���
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sehingga dari kedua hasil tegangan dapat diperoleh persen galad
�����
= �
����� ���ℎ������� �������� − ����� ���ℎ������� �������� ����� ���ℎ������� ��������
� � 100
�����
= �
6731,0234 ��� − 6733,2 ���
6731,0234 ���
� � 100
�����
= 0,032
4.4.3. Validasi Perhitungan Tegangan Pada Pipa Mendatar Kondisi Ditumpu