BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Unit kerja menengah UD. Karya Darma merupakan usaha yang memproduksi dandang. Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas
yang masih manual di mana operator melakukan pekerjaannya masih menggunakan fasilitas kerja atau alat bantu yang tidak ergonomis. Hal ini dapat
dilihat dari pekerjaan yang dilakukan dengan posisi kerja berdiri yang membungkuk dan berjongkok. Sikap kerja yang tidak memenuhi standard, yaitu
membungkuk dan berjongkok inilah yang dapat mengakibatkan semakin tinggi risiko terjadinya Musculosceletal Disorders MSDs. Pekerja yang melakukan
kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan Musculosceletal Disorders Tarwaka, 2004. Keluhan Musculosceletal Disorders
adalah keluhan pada bagian–bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang
mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima
beban statis secara berulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Apabila aktivitas ini
dilakukan dilakukan selama bertahun-tahun dengan waktu 8 jam kerja setiap hari, maka akan menyebabkan kerusakan jaringan otot dan sendi secara permanen.
Para pekerja pembuatan dandang tersebut telah bekerja lebih dari 5 tahun di mana pekerjaannya dilakukan setiap hari, maka akan berpotensi menimbulkan keluhan
Musculosceletal Disorders Neville Stanton, 2004, hal. 4-5.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Proses produksi di UD. Karya Darma dibagi atas 4 stasiun kerja yang terdiri dari beberapa elemen kerja, yaitu:
1. Stasiun pertama : pengukuran, pemotongan
2. Stasiun kedua : pembulatan rangka dan penyatuan rangka 3. Stasiun ketiga : pengepresan pada alas dandang, pengepresan tutup rangka
4. Stasiun keempat : merapikan sisi alas dandang Dari semua tahapan proses produksi dandang, stasiun kerja yang paling
berisiko terjadinya keluhan Musculosceletal Disorders MSDs adalah di bagian pengepresan pada alas dandang. Hasil ini diperoleh dari penyebaran kuesioner
Standard Nordic Questionare SNQ terhadap para pekerja. SNQ merupakan suatu instrumen untuk menilai segmen-segmen tubuh yang dirasakan operator
menurut persepsi operator, apakah sangat sakit, sakit, agak sakit, dan tidak sakit. Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan sikap kerja yang tidak alamiah
serta dilakukan dalam waktu yang lama, yaitu selama 8 jam kerja. Dari penyebaran kuesioner penilaian riwayat penyakit pekerja diperoleh
bahwasanya keluhan MSDs murni berasal dari aktivitas pembuatan dandang. Kuesioner tersebut memperlihatkan bahwasanya sebelum para pekerja bergabung
di UD. Karya Dharma, mereka tidak bekerja berat yang mengakibatkan adanya penyakit yang berhubungan dengan masalah otot maupun gejala MSDs.
Kuesioner tersebut juga memperlihatkan bahwasanya para pekerja juga tidak
melakukan pekerjaan lain yang berindikasi menimbulkan gejala MSDs.
Penelitian mengenai keluhan Musculosceletal Disorders MSDs dikarenakan sikap kerja yang tidak alamiah pernah dilakukan sebelumnya pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perusahaan-perusahaan yang melakukan proses produksi secara manual. Salah satu contoh sumber yang diambil dari Chevy Herli Sumerli A. dan Asep Kurnia.
dalam perancangan fasilitas kerja stasiun perakitan di PT. Argonesia yang diidentifikasi dengan menggunakan metode REBA Rapid Entire Body
Assessment dan RULA Rapid Upper Limb Assessment. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunujukkan nilai level 11, yaitu risiko sangat tinggi yang
artinya perlu dilakukan perbaikan segera. Penelitian lain yang membahas tentang keluhan MSDs adalah penelitian
yang dilakukan Saptono 2009 di PT. Makmur Alam Sentosa I PT. MAS I. Hasil produksi PT. MAS I adalah veneer yang akan diproduksi menjadi triplex.
Penelitian dilakukan untuk menganalisis postur kerja di bagian stasiun mesin rotary, apakah berbahaya yang dapat menimbulkan keluhan MSDs atau tidak
berdasarkan analisis REBA. Dari hasil penelitian dengan metode REBA didapatkan hasil: Action level 2 = 50 , Action level 3 = 37,5 dan Action level
4 = 12,5 . Hasil tersebut mengindikasikan bahwa postur kerja masih berbahaya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dalam merancang suatu fasilitas kerja serta metode kerja yang baik di UD. Karya Darma.
1.2. Rumusan Masalah