3.3. Postur Kerja
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tubuh. Grandjean 1993 berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain:
1. Pembebanan pada kaki 2. Pemakaian energi dapat dikurangi
3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat
menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan
kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai
diterapkan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat 1992 memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk.
Pekerjaan tersebut antara lain: 1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki
2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan 3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar
4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggianlebih dari 15 cm dari landasan kerja
5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi 6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai
keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana 2000 bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang
dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15
dibandingkan dengan duduk. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak
menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut, Pulat 1992 dan Clark 1996 memberikan
pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri antara lain:
1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut 2. Harus memegang objek yang berat lebih dari 4,5 kg
3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping. 1. Sering melakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
2. Memerlukan mobilitas tinggi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3.1. REBA Rapid Entire Body Assesment
4
Metode ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan faktor coupling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang–ulang.
Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara pemberian skor resiko antara satu sampai lima belas, yang mana skor yang tertinggi menandakan level
yang mengakibatkan resiko yang besar bahaya untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas
dari ergonomic hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko dan melakukan perbaikan sesegera. REBA dikembangkan tanpa
membutuhkan piranti khusus. Ini memudahkan peneliti untuk dapat dilatih dalam melakukan pemeriksaan dan pengukuran tanpa biaya peralatan tambahan.
Menurut Mc Atamney dan Hignett 2000 Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat
digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga
dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan REBA tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang
diakibatkan postur kerja operator nur-w.blogspot.com,2009.
4
Raharjo,Poppy.2008. Usulan Perancangan Alat Kertas Karton. Universitas Admajaya Jogyakarta:Jogyakarta.
Sumber: Stanton, nevile,
Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas tanpa menggangu pekerja. Pengembangan REBA terjadi dalam empat tahap. Tahap
pertama adalah pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto, tahap kedua adalah penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh
pekerja, tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang diangkat, penentuan coupling, dan penentuan aktivitas pekerja. Dan yang terakhir, tahap keempat
adalah perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan. Dengan didapatnya nilai REBA tersebut dapat diketahui level resiko dan kebutuhan akan
tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan kerja nur-w.blogspot.com,2009. Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA
melalui tahapan–tahapan sebagai berikut: Tahap 1 : Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video
atau foto
Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap postur pekerja dari leher, punggung,
lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti
mendapatkan data postur tubuh secara detail valid, sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis
selanjutnya. Tahap 2 : Penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja.
Penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh pekerja. Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan besar sudut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari masing – masing segmen tubuh yang meliputi punggung batang tubuh, leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki. Pada metode
REBA segmen – segmen tubuh tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi punggung batang tubuh, leher dan kaki. Sementara
grup B meliputi lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Dari data sudut segmen tubuh pada masing–masing grup dapat diketahui skornya, kemudian
dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel A untuk grup A dan tabel B untuk grup B agar diperoleh skor untuk masing–masing tabel.
Tabel 3.1. Skor Pergerakan Punggung Batang Tubuh Pergerakan
Skor Perubahan Skor
Tegak 1
+1 jika memutar atau kesamping
o
– 20
o
2 Flexion
o
– 20
o
Extension 20
o
– 60
o
3 Flexion
20
o
Flexion 60
o
4 Flexion
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods. Pada tabel 3.1 di atas, pergerakan punggung dapat ditunjukkan pada gambar 3.2
berikut ini. Grup A
1. Batang Tubuh Trunk
Gambar 3.2. Postur Tubuh Bagian Batang Tubuh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Leher Neck
Gambar 3.3. Postur Tubuh Bagian Leher Tabel 3.2. Skor Leher REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan
0-20 1
+1 jika leher berputarbengkok 20
2 -ekstensi
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
3. Kaki Legs
Gambar 3.4. Postur Tubuh Bagian Kaki Legs
Tabel 3.3. Skor Kaki Legs
Pergerakan Skor
Skor Perubahan
Posisi normalseimbang berjalanduduk 1 +1 jika lutut antara 30-60
+2 jika lutut 60 Bertumpu pada satu kaki lurus
2 Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Beban Load
Gambar 3.5. Ukuran Beban Load
Tabel 3.4. Skor Beban Pergerakan Skor
Skor Pergerakan
5 kg +1 jika kekuatan cepat
5-10 kg 1
10 kg 2
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
Grup B 1. Lengan Atas Upper Arm
Gambar 3.6. Postur Lengan Atas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.5. Skor Lengan Atas Pergerakan
Skor Skor Perubahan
20 1
ke depan dan belakang +1 jika bahu naik
+1 jika lengan berputarbengkok -1 miring, menyangga berat lengan
20 ke belakang atau 20-45
2 45-90
3 90
4 Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics
Methods.
2. Lengan Bawah Lower Arms
Gambar 3.7. Postur Lengan Bawah REBA
Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah REBA Pergerakan
Skor
60-100 1
60 atau 100
2 Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
3. Pergelangan Tangan Wrist
Gambar 3.8. Postur Tubuh Bagian Pergelangan Tangan Wrist
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA Pergerakan
Skor Skor Perubahan
0-15 1
ke atas dan bawah +1 jika pergelangan tangan putaran
menjauhi sisi tengah 15
2 ke atas dan bawah
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
4. Coupling
Tabel 3.8. Coupling
Coupling Skor
Keterangan
Baik Kekuatan pegangan baik
Sedang 1
Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh
Kurang baik 2
Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin
Tidak dapat diterima 3 Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak
ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh
Tabel 3.9. Skor Aktivitas Aktivitas
Skor Keterangan
Postur statik +1
1 atau lebih bagian tubuh statisdiam Pengulangan
+1 Tindakan berulang-ulang
Ketidakstabilan +1
Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur tidak stabil
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.10. Nilai Level Tindakan REBA Skor REBA
Level Risiko Level Tindakan
Tindakan
1 Dapat diabaikan 0
Tidak diperlukan 2-3
Kecil 1
Mungkin diperlukan 4-7
Sedang 2
Perlu 8-10
Tinggi 3
Segera 11-15
Sangat tinggi 4
Sekarang juga Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
Tabel 3.11. Perhitungan Grup A Untuk REBA Neck Leg
Trunk
1 2 3 4
5
1 1
1 2 2 3
4 2
2 3 4 5
6 3
3 4 5 6
7 4
4 5 6 7
8
2 1
1 3 4 5
6 2
2 4 5 6
7 3
3 5 6 7
8 4
4 6 7 8
9
3 1
3 4 5 6
7 2
3 5 6 7
8 3
5 6 7 8
9 4
6 7 8 9
9 Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.12. Perhitungan Grup B Untuk REBA Lower
Arm Wrist
Upper Arm
1 2
3 4
5 6
1 1
1 1
3 4
5 7
2 2
2 4
5 7
8 3
2 3
5 5
8 8
2 1
1 2
4 5
7 3
2 2
3 5
5 8
9 3
3 4
5 7
8 9
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
Tabel 3.13. Perhitungan Metode REBA Score
B Score A
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 1
1 2
3 4
6 7
8 9
10 11
12 2
1 2
3 4
4 6
7 8
9 10
11 12
3 1
2 3
4 4
6 7
8 9
10 11
12 4
2 3
4 4
5 7
8 9
10 11
11 12
5 3
4 4
5 6
8 9
10 10
11 12
12 6
3 4
5 6
7 8
9 10
10 11
12 12
7 4
5 6
7 8
9 9
10 11
11 12
12 8
5 6
7 8
8 9
10 10
11 12
12 12
9 6
6 7
8 9
10 10
10 11
12 12
12 10
7 7
8 9
9 10
11 11
12 12
12 12
11 7
7 8
9 9
10 11
11 12
12 12
12 12
7 8
8 9
9 10
11 11
12 12
12 12
Sumber: Stanton, nevile, Hand Book Of Human Factor and Ergonomics Methods.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4. Antropometri