2.11 Kerangka Konseptual
Menurut Erlina 2011:33 kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting
yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara
variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas memiliki hubungan positif dan negatif
terhadap variabel terikat. Biaya audit mempunyai hubungan positif terhadap opini audit qualified. Biaya audit yang lebih tinggi dapat merencanakan kualitas audit
yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan biaya audit yang lebih rendah. Dengan tingginya biaya audit yang dibayarkan kepada auditor dapat
meningkatkan upaya yang dilakukan auditor dalam menemukan salah saji material yang terjadi dalam laporan keuangan auditee. Besar biaya audit yang dibayarkan
auditee kepada auditor dapat mempengaruhi upaya seorang auditor dalam
mengumpulkan bukti-bukti audit. Upaya yang maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti audit tersebut akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehingga
memungkinkan ditemukannya errror, fraud, ataupun salah saji meterial dalam laporan keuangan auditee. Hasil penelitian Ramy Elitzur dan Haim Falk 1996
menghasilkan kesimpulan biaya audit audit fee yang lebih tinggi dapat merencanakan kualitas audit yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan biaya
audit audit fee yang lebih rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa biaya audit yang tinggi akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula
Universitas Sumatera Utara
sehingga kemungkinan seorang auditor memberikan kualifikasi pada laporan auditannya lebih tinggi.
Reputasi perusahaan auditor yang diproksikan pada Kantor Akuntan Publik KAP berafiliasi bigfour dan nonbigfour mempunyai hubungan yang positif
terhadap opini audit qualified. Kantor Akuntan Publik KAP bigfour diidentifikasikan sebagai auditor dengan kualitas yang lebih baik dan memiliki
kapabilitas dalam mendeteksi kesalahan-kesalahan salah saji material, kecurangan serta earning manajemen serta memiliki kemungkinan yang lebih besar dalam
mengkualifikasi laporan auditannya dibandingkan dengan Kantor Akuntan Publik KAP nonbigfour Craswell et al., 2002. Kantor Akuntan Publik KAP bigfour
merupakan perusahaan yang lebih independen dibandingkan Kantor Akuntan Publik nonbigfour. Independensi sangat mempengaruhi seorang auditor dalam
melaporkan salah saji yang material dalam laporan keuangan auditee. Independensi yang tinggi memungkinkan seorang auditor dalam memberikan
kualifikasi dalam laporan keuangan auditee. Kondisi keuangan perusahaan auditee dalam penelitian ini diproksikan pada rasio
operating margin to total asset OPMTA, rasio profit margin net profitsales,
rasio current asset to current liabilities dan rasio receivable to sales. Rasio operating margin to total asset OPMTA merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan
auditee dalam memperoleh laba dan efisiensi manajerial secara keseluruhan.
Semakin tinggi nilai OPMTA semakin efektif pula pengelolaan aktiva
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Sebaliknya semakin rendah nilai OPMTA menunjukkan ketidakefisienan kinerja manajerial secara keseluruhan sehingga kemungkinan
diberikannya kualifikasi audit lebih besar. Hal ini menunjukkan semakin rendah rasio OPMTA pada laporan keuangan perusahaan auditee akan semakin tinggi
kemungkinan auditor memberikan opini audit qualified pada laporan keuangan auditee
tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio operating margin to total asset OPMTA dengan
penerimaan opini audit qualified. Profit margin
net profit to sales merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan ;perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau tingkat biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen, dengan demikian
peluang memperoleh kualifikasi audit lebih besar. Hal ini menunjukkan semakin rendah rasio profit margin pada laporan keuangan perusahaan auditee akan
semakin tinggi kemungkinan auditor memberikan opini audit qualified pada laporan keuangan auditee. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat
pengaruh yang signifikan antara rasio profit margin perusahaan auditee dengan penerimaan opini audit qualified.
Dalam kaitannya dengan likuiditas semakin kecil rasio current asset to current liabilities
, maka perusahaan dinyatakan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar utang kepada para krediturnya. Ketika perusahaan mengalami
Universitas Sumatera Utara
masalah likuiditas yang serius maka hal tersebut dapat membuat auditor ragu akan kelangsungan hidup entitas. Dalam keadaan demikian kemungkinan seorang
auditor memberi opini audit qualified semakin tinggi. Hal ini menunjukkan semakin kecil rasio current asset to current liabilities akan semakin tinggi
kemungkinan auditor memberikan opini audit qualified. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio current asset to
current liabilities perusahaan auditee dengan penerimaan opini audit qualified.
Rasio piutang terhadap penjualan receivable to sales menurut Houghton dan Jubb
1999 dipercaya dapat menangkap risiko atau kesulitan dalam mengaudit aset yang melibatkan waktu dan usaha audit yang lebih dibandingkan aset lainnya.
Lebih lanjut Jubb mengatakan bahwa pengukuran tersebut mewakili “risiko bisnis” klien dan dibutuhkan untuk menangkap “risiko audit”. Ketika rasio ini
tinggi maka menunjukkan besarnya kemungkinan piutang yang tidak dapat tertagih. Dalam keadaan demikian maka kemungkinan diberikannya opini audit
qualified oleh auditor semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio receivable to sales perusahaan auditee
dengan penerimaan opini audit qualified. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini menggunakan proksi berupa
rasio pertumbuhan penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan dapat going concern. Menurut Pandiangan
2013 penjualan yang terus meningkat akan memberikan peluang untuk memperoleh tingkat laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan
perusahaan auditee maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan tersebut
Universitas Sumatera Utara
menerima opini audit qualified. Sebaliknya, perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang negatif mengindikasikan akan mengalami kebangkrutan sehingga
tidak dapat melanjutkan kegiatan operasinya sehingga kemungkinan perusahaan tersebut menerima opini audit qualified semakin besar. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan perusahaan auditee dengan penerimaan opini audit qualified.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan menguji pengaruh audit fee, tipe perusahaan
audit, kondisi keuangan perusahan auditee dan pertumbuhan perusahaan auditee secara simultan dan parsial terhadap opini audit qualified., maka dapat dibangun
kerangka konseptual seperti pada gambar 2.1
Universitas Sumatera Utara
\
2.12 Hipotesis