Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Defenisi Operasional Variabel Penelitian Jenis dan Sumber Data Penelitian Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dari penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah disebutkan, maka penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis deskriptif dan kuantitaif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dan dilaksanakan mulai Oktober 2016.

3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

1. Pertumbuhan ekonomi adalah besarnya laju pertumbuhan PDRB di Provinsi Sumatera Utara dan KabupatenKota dalam kurun waktu 2010-2015. 2. Ketimpangan pembangunan ekonomi antar KabupatenKota diukur dengan menggunakan rumus Indeks Williamson dengan kisaran 0-1. 3. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Per kapita adalah nilai PDRB kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara per tahun atas dasar harga konstan. Universitas Sumatera Utara 28

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari buku referensi, jurnal, penelitian terdahulu, internet, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS provinsi Sumatera Utara. 3.5 Populasi Penelitian Populasi yang dipilih oleh peneliti yaitu di Provinsi Sumatera Utara dan menurut data Badan Pusat Statistik BPS jumlah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adalah 33 kabupatenkota yaitu yang terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota.

3.6 Metode Analisi Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunankan analisis deskriptif dan kuantitaif, dimana analisis deskriptif dan kuantitatif ini bertujuan untuk menghitung hal-hal yang terkait dengan tujuan penelitian, yaitu dalam penelitian ini menggunakan analisis Klassen Typologi dan perhitungan indeks ketimpangan daerah yaitu Williamson Index.

3.6.1 Klassen Typologi

Model yang paling popular untuk mengindentifikasi daerah tertinggal adalah Klassen Typologi. Klassen Typolgi digunakan untuk membandingkan daerah dengan menggunakan pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah sehingga daerah tersebut dapat dikategorikan dalam empat klasifikasi yaitu daerah I adalah daerah cepat maju dan cepat tumbuh hight Universitas Sumatera Utara 29 growth and hight income, daerah II adalah daerah maju tapi tertekan high income but low growth, daerah III adalah daerah berkembang cepat high growth but low income, dan daerah IV adalah daerah relatif tertinggal low growth and low income. Tabel 3.1 Klasifikasi Klassen Typology Laju pertumbuhan PDRB r PDRB Per Kapita y Y1y Y1y R1r Tipe I Daerah makmur Tipe II Daerah tertinggal dalam proses membangun R1r Tipe III Daerah makmur yang sedang menurun potensial untuk tertinggal Tipe IV Daerah tertinggal

3.6.2 Williamson Index

Salah satu indikator yang biasa dan dianggap cukup representatif untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan antardaerah regional adalah indeks ketimpangan daerah yang dikemukakan Jeffrey G. Williamson 1965. Berikut ini adalah formulasi dari indeks ketimpangan daerah yang dikemukakan oleh Jeffrey G. Williamson Arsyad Lincolin, 2010 : Universitas Sumatera Utara 30 √∑ , yaitu 0 Vw 1 Di mana : Vw = indeks Williamson Yi = pendapatan per kapita di tingkat provinsi Y = pendapatan per kapita nasional F i = jumlah penduduk di tingkat provinsi n = jumlah penduduk nasional Hal ini berarti bahwa pada dasarnya indeks Williamson merupakan koefisien persebaran coefficient of variation dari rata-rata nilai sebaran dihitung berdasarkan estimasi dari nilai-nilai PDRB dan penduduk daerah-daerah yang berada pada lingkup wilayah yang dikaji dan dianalisis. Ada tiga kriteria dalam perhitungan Indeks Williamson ini, yaitu jika Indeks Williamson menunjukkan:  Angka 0,0 sampai 0,2, maka ketidakmerataannya rendah.  Angka 0,21 sampai 0,35, maka ketidakmerataannya sedang.  Angka 0,35, maka ketidakmerataannya tinggi. Universitas Sumatera Utara 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1 -4 Lintang Utara dan 98 -100 Bujur Timur. Provinsi ini berbatasan dengan daerah perairan dan laut serta dua provinsi lain: di sebalah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, di sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Berdasarkan kondisi letak dna kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 tiga kelompok wilayahkawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nisa Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padangsidimpuan, Kota Sibolga dan Kota Gunungsitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupetaen Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungu, Kabupaten Dairi, Kabupetan Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pematangsiantar. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Bedagai, Kota Tanjungbalai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai. Universitas Sumatera Utara 32

4.1.1 Lokasi Dan Keadaan Geografis

Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km 2 , sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau- pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun bagian timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupatenkota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km 2 atau sekitar 8,58 dari total luas Sumatear Utara, diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km 2 atau 8,40, kemudian Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 6.030,47 km 2 atau sekitar 8,26. Sedangkan luas daerah terkecil adlaah Kota Sibolga dengan luas 41,31 km 2 atau sekitar 0,06 dari total luas wilayah Sumatera Utara. Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bias mencapai 33 C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landau, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bias mencapai 15 C. Sebagiannya provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember, diantara kesua musim itu terdapat musim pancaroba. Universitas Sumatera Utara 33

4.1.2 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk SP 1990 penduduk keadaan tanggal 31 Oktober 1990 hari sensus berjumlah 10,26 juta jiwa, kemudian dari hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Selanjutnya dari haisl Sensus Pendudk pada bulan Mei 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.982.204 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahu 1990 adalah 143 jiwa per km 2 kemudian pada tahun 2000 meningkat menjadi 161 jiwa per km 2 dan selanjutnya pada tahun 2010 menjadi 188 jiwa per km 2 . Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 per tahun, dan pada tahun 2000-2010 menjadi 1,22 per tahun. Pada tahun 2015 penduduk Sumatera Utara berjumlah 13.937.797 jiwa yang terdiri dari 6.954.552 jiwa penduduk laki-laki dan 6.983.245 jiwa perempuan atau dengan ratio jenis kelaminsex ratio sebesar 99,59. Pada tahun 2015 penduduk Sumatera Utara lebih banyak tinggal di daerah perkotaan disbanding daerah perdesaan. Jumlah penduduk yang tinggal di perdesaan adalah 6,69 juta jiwa 48,01 dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 7,25 juta jiwa 51,99. Berikut table 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut kabupatenkota tahun 2015. Universitas Sumatera Utara 34 KabupatenKota Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Kabupaten km 2 jiwa jiwakm 2 1 Nias 1,842,51 136,115 74 2 Mandailing Natal 6,134,00 430,894 70 3 Tapanuli Selatan 6,030,47 275,098 46 4 Tapanuli Tengah 2,188,00 350,017 160 5 Tapanuli Utara 3,791,64 293,399 77 6 Toba Samosir 2,328,89 179,704 77 7 Labuhan Batu 2,156,02 462,191 214 8 Asahan 3,702,21 706,283 191 9 Simalungun 4,369,00 849,405 194 10 Dairi 1,927,80 279,090 145 11 Karo 2,127,00 389,591 183 12 Deli Serdang 2,241,68 2,029,308 905 13 Langkat 6,262,00 1,013,385 162 14 Nias Selatan 1,825,20 308,281 169 15 Humbang Hasundutan 2,335,33 182,991 78 16 Pakpak Bharat 1,218,30 45,516 37 17 Samosir 2,069,05 123,789 60 18 Serdang Bedagai 1,900,22 608,691 320 19 Batubara 922,20 400,803 435 20 Padang Lawas Utara 3,918,05 252,589 64 21 Padang Lawas 3,892,74 258,003 66 22 Labuhan Batu Selatan 3,596,00 313,884 87 23 Labuhan Batu Utara 3,570,98 351,097 98 24 Nias Utara 1,202,78 133,897 111 25 Nias Barat 473,73 84,917 179 Kota 26 Sibolga 41,31 86,519 2,094 27 Tanjung Balai 107,83 167,012 1,549 28 Pematang Siantar 55,66 247,411 4,445 29 Tebing Tinggi 31,00 156,815 5,059 30 Medan 265,00 2,210,624 8,342 31 Binjai 59,19 264,687 4,472 32 Padangsidimpuan 114,66 209,796 1,830 33 Gunungsitoli 280,78 135,995 484 SUMATERA UTARA 72,981,23 13,937,97 191 No. Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Dan Kepadatan Penduduk menurut KabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Sumut. Universitas Sumatera Utara 35

4.1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera utara mengalami pertumbuhan naik turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi meningkat 6,52, kemudian pada tahun 2011 laju partumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan menjadi 6,63, dan naik kembali pada tahun 2012 menjadi 6.45, pada tahun 2013 laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara menurun drastis menjadi 6,07. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2014-2015 menjadi 5,23 dan 5,10. Laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Sumatera utara berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang tertinggi adalah Kota Medan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,16. Laju pertumbuhan ekonomi yang terendah antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Nias Selatan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4.12. Universitas Sumatera Utara 36 Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Medan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,69, diikuti Kabupaten Padang Lawas Utara dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,81, kemudian Kabupaten Nias Barat dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,76, dan Kabupaten Nias Utara dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,68. Laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera yang terendah adalah Kabupaten Nias Selatan dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,46. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang tertinggi adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesarr 9,09, Kota Medan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,66, kemudian Kota Pematangsiantar dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,64, dan Kabupaten Nias Barat dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,55. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami tingkat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 17,43, kemudian diikuti Kabupaten Deli Serdang dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 9,22, dan Kabupaten Mandailing Natal dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,37. Laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang Universitas Sumatera Utara 37 mengalami tingkat laju pertumbuhan ekonomi terendah adalah Kabupaten Batubara dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,23. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami tingkat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Deli Serdang dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,51, kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,52, dan Kota Pematangsiantar dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,34. Laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami tingkat laju pertumbuhan ekonomi terendah adalah Kabupaten Batubara dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,20. Selanjutnya, pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami tingkat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Mandailing Natal dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22, kemudian diikuti Kabupaten Padang Lawas Utara dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,94, dan Kabupaten Pakpak Bharat dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,93. Laju pertumbuhan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami tingkat laju pertumbuhan ekonomi terendah adalah Kabupaten Batubara dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,11. Berikut table 4.2 Laju pertumbuhan ekonomi menurut kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan tahun 2010-2015 . Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut KabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2015 Persen Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara. KabupatenKota Kabupaten 1 Nias 6.75 6.81 6.27 6.35 5.47 5.43 6.18 2 Mandailing Natal 6.41 6.40 6.27 6.37 6.52 6.22 6.37 3 Tapanuli Selatan 5.06 5.27 9.09 17.43 4.43 5.02 7.72 4 Tapanuli Tengah 5.13 6.27 5.11 5.18 5.04 5.08 5.30 5 Tapanuli Utara 5.56 5.54 4.90 5.27 5.11 4.81 5.20 6 Toba Samosir 5.50 5.26 5.08 4.85 4.23 4.55 4.91 7 Labuhanbatu 5.15 5.72 6.09 5.98 5.22 5.04 5.53 8 Asahan 4.97 5.37 5.51 5.71 5.89 5.57 5.50 9 Simalungun 5.12 5.81 6.06 5.25 5.33 5.24 5.47 10 Dairi 5.02 5.28 5.03 5.05 5.03 5.04 5.08 11 Karo 6.03 6.57 5.09 4.95 5.09 5.01 5.46 12 Deli Serdang 5.98 6.01 4.99 9.22 7.51 5.25 6.49 13 Langkat 5.74 5.84 6.45 5.61