53
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai. Situmorang dan Lufti, 2015:125. Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak mengalami atau tidak terjadi hetersoskedastisitas.
2. Jika nilai signifikansi 0,05 maka mengalami atau terjadi heteroskedostisitas.
3.12.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF Varians Inflation Factors melalui program SPSS. Kriteria
yang dipakai adalah : Melihat nilai Tolerance:
- Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance 0,1. - Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance 0, 1.
Melihat nilai VIF Variance Inflation Factor - Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF 10
- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF 10
3.13 Uji Hipotesis
3.13.1 Uji secara Simultan Uji F
Uji – F digunakan untuk melihat variabel Lingkungan kerja X
1
, variabel Stres kerja X
2
dan secara bersamaan berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Y. jika F
hitung
F
tabel ,
maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika
Universitas Sumatera Utara
54
F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak atau H
a
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka H
ditolak dan H
a
diterima
.
Situmorang dan Lufti:2015:171
3.13.2 Uji secara Parsial Uji T
Uji – T digunakan untuk melihat variabel Lingkungan kerja X
1
, variabel Stres kerja X
2
dan secara parsial sendiri-sendiri berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Y. jika T
hitung
T
tabel ,
maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika T
hitung
T
tabel
, maka H ditolak atau H
a
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka H
ditolak dan H
a
diterima
.
Situmorang dan Lufti:2015:172.
3.13.3 Koefisien Determinasi R
2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi R2, yaitu untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas. Koefisien determinasi R² ini
berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤
R² ≤ 1 . Semakin mendekati nol
berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, namun apabila R-square atau nilai determinan R2 mendekati satu, berarti model
semakin baik Situmorang dan Lutfi, 2015: 169.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan peraturan Pemerintah no.9 tahun 1996 merupakan hasil peleburan 3 Badan Usaha
Milik Negara BUMN yaitu PT. Perkebunan Nusantara IV Persero dinyatakan sebagaimana dalam Akta Pendirian Perusahaan Perseroan Persero PT.
Perkebunan Nusantara IV no. 37 tanggal 11 maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun kamil,SH, Notaris di Jakarta, yang anggaran dasar telah mendapat
pengesahan dari Mentri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana dimaksut dakam Surat Keputusan Tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam
BeritaNegara Republik Indonesia Tanggal 8 Oktober 1996 Nomor 81 dan Tambahan Berita Negara No. 8675.
4.1.2 Profil PT. Perkebunan Nusantara IV
PT. Perkebunan Nusantara IV adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agrobisnis dan agroindustri. Dalam menjalankan usahanya
PT.Perkebunan Nusantara IV mengelola 2 segmen usaha komoditi perkebunan yaitu :
1. Segmen usaha komoditi kelapa sawit 2. Segmen usaha komoditi teh
PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki 30 unit kebun yang mengelola budidaya kelapa sawit, 1 unit kebun yang mengelola te h dan 1 unit kebun plasma kelapa
Universitas Sumatera Utara