Kasus Bankers Trust Company, Bankers Trust International dan

xciv Selain itu, ketiga negara, sebagaimana Swiss, telah meratifikasi Perjanjian Internasional tentang Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing New York Convention 1958. Untuk merespons tindakan KBC, Pertamina melakukan upaya hukum berupa permohonan kepada pengadilan agar menolak eksekusi putusan arbitrase. Dasar dari permohonan adalah Pertamina sedang melakukan upaya hukum pembatalan atas putusan arbitrase. Dasar ini dibenarkan oleh New York Convention 1958. Memang, upaya hukum pembatalan atas putusan arbitrase berhasil dengan keluarnya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sayang, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dianggap tidak mempunyai makna di mata pengadilan AS. Alasannya, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dianggap bukan pengadilan yang berwenang competent authority untuk membatalkan putusan arbitrase sebagaimana dimaksud dalam New York Convention 1958.

b. Kasus Bankers Trust Company, Bankers Trust International dan

PT. BT. Prima Securities Indonesia dengan PT. Mayora Indah Tbk Dalam kasus Bankers Trust Company dan Bankers Trust International PLC BT melawan PT Mayora Indah Tbk Mayora, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tetap menerima gugatan Mayora walaupun ada klausul arbitrase didalamnya dan menjatuhkan putusan No.46Pdt.G1999 tanggal 9 Desember 1999, yang memenangkan Mayora. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam putusan No.001 dan 002PdtArb.Int1999PN.JKT.PST juncto 02 Pdt.P 2000 PNJKT. PST, tanggal 3 Februari 2000, menolak permohonan BT bagi pelaksanaan putusan Arbitrase London, dengan alasan pelanggaran ketertiban umum, pelanggaran ketertiban umum yang dimaksud adalah bahwa perkara tersebut masih dalam proses peradilan dan belum memiliki kekuatan hukum tetap. Penolakan PN Jakarta Pusat tersebut dikuatkan oleh Putusan Mahkamah Agung No.02KEx’rArb.Int Pdt xcv 2000, tanggal 5 September 2000. Dalam Pasal 3 Undang-Undang Arbitrase Nomor 30 Tahun 1999 Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase. Oleh karena itu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang memeriksanya karena ada perjanjian arbitrasenya. Para pihak dapat mengajukan sengketanya ke lembaga arbitrase yang sudah ditunjuk dalam perjanjian tersebut. Keputusan yang dihasilkan adalah putusan yang final and binding . Putusan tersebut harus dilaksanakan menurut hukum acara yang berlaku dalam wilayah negara dimana putusan arbitrase yang bersangkutan dimohon eksekusi. Sedangkan untuk mendaftarkannnya dapat dilakukan di Pengadilan Negeri setempat untuk arbitrase nasional dan untuk arbitrase asing di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Penolakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam hal pengakuan dan eksekusi putusan arbitrase asing, diberi wewenang untuk menanganinya sebagaimana tertuang dalam ketentuan pasal 66 Undang-Undang Arbitrase No. 30 Tahun 1999, terhadap permohonan eksekusi dari Putusan Arbitrase London yang telah dideponir di kepaniteraan PN Jakarta Pusat tanggal 14 Desember 1999. Pihak pemohon adalah Bankers Trust Company, Bankers Trust International dan PT. BT. Prima Securities Indonesia. Pihak termohon adalah PT. Mayora Indah Tbk. Karena penolakan permohonan eksekuatur tersebut maka Pemohon mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 14 Maret 2000 tapi sampai batas waktu yang ditentukan Undang- Undang untuk jangka waktu penyelesaian perkara sampai 90 hari tidak dapat dipenuhi, sehingga mengulur waktu lebih lama sampai berbulan- bulan sejak pengajuan kasasi dan baru ada keputusan pada tanggal 5 September 2000 yang menyatakan menolak permohonan kasasi. Karena alasan putusan telah melanggar ketertiban umum. xcvi

c. Kasus Pertamina dan Pertamina EP dengan PT. Lirik Petroleum