commit to user
ii
ABSTRAKSI PENGARUH PROFITABILITAS,
TANGIBILITY
, LIKUIDITAS DAN
GROWTH
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN NURINA PURMALASARI
F. 1305597
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas,
tangibility
, likuiditas dan
growth
terhadap struktur modal perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada
tahun 2006 – 2008. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 sampai 2008. Seratus dua belas perusahaan diambil sebagai sampel penelirian dengan menggunakan metode
puposive sampling.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen profitabilitas,
tangibility
, likuiditas,
growth
terhadap variabel dependen struktur modal. Hasil regresi menunjukkan hanya variabel profitabilitas dan likuiditas yang berpengaruh
secara signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel
tangibility
dan
growth
tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
Kata kunci: profitabilitas,
tanggibility
, likuiditas,
growth
, struktur modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang
saham Siallagan dan Machfoedz, 2006. Menurut Christianti 2006, salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan manajer dalam rangka meningkatkan nilai
perusahaan adalah struktur modal perusahaan. Seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan pendanaan harus mempertimbangkan secara teliti sifat dan
biaya dari sumber dana yang akan dipilih. Hal ini karena masing-masing sumber pendanaan mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda. Proporsi
penggunaan sumber dana
intern
dan
ekstern
dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang selanjutnya disebut dengan struktur modal menjadi sangat
penting dalam manajemen keuangan perusahaan. Brigham dan Daves 2004 menyatakan bahwa kebijakan mengenai
struktur modal melibatkan
trade off
antara risiko dan tingkat pengembalian penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi
meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya.
Aditya 2006 menyebutkan bahwa masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal
perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana
mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Setiap perusahaan berupaya untuk membentuk struktur
modal yang optimal dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Crnigoj dan Mramor 2009 menyatakan bahwa teori struktur modal
modern di dominasi oleh dua model teori yaitu
trade-off theory
dan
pecking order theory
. Menurut
trade-off theory
, perusahaan membentuk struktur modal optimal dengan cara memanfaatkan keuntungan pajak dari hutang jika
dibandingkan dengan biaya kebangkrutan. Teori yang kedua,
pecking order theory,
memandang bahwa upaya untuk membentuk struktur modal yang optimal dipengaruhi oleh asimetri informasi yang dihasilkan dari tahapan yang spesifik
dari proses keuangan perusahaan. Sibilkov 2009 mengungkapkan bahwa para investor akan melakukan
berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajer keuangan mengenai
penggunaan modal harus efisien, khususnya dalam menjalankan fungsi keputusan pendanaan
financing decision
harus mencari sumber-sumber alternatif dana untuk kemudian dianalisis dalam kaitannya untuk pengambilan keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
investasi
investment decision
. Struktur modal yang memaksimalkan harga saham tidak selalu dapat dicapai oleh perusahaan sehingga diperlukan analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jensen 1986 menyatakan bahwa manajemen lebih menyukai investasi
yang dilakukan oleh perusahaan didanai oleh modal sendiri dari laba ditahan dari pada dengan hutang. Hal ini disebabkan karena adanya resiko kegagalan hutang.
Sedangkan bagi pemegang saham apabila investasi didanai dengan hutang, tugas pemegang saham dalam mengawasi manajer akan terbantu dengan pengawasan
dari pihak ketiga yang berpentingan atas hutangnya. Hal ini bermanfaat terutama untuk menghindari perilaku oportunis manajer yang menghamburkan uang
perusahaan pada proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Christianti 2006 menyatakan bahwa semakin banyak
assets tangibility
suatu perusahaan berarti semakin banyak
collateral assets
untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. Hal ini dikarenakan pihak
kreditur akan meminta
collateral assets
untuk mem
back-up
hutang. A
ssets tangibility
berpengaruh positif terhadap
leverage
. Perusahaan dengan level
fixed assets
yang rendah mempunyai lebih banyak masalah
asymetric information
dibandingkan perusahaan dengan level
fixed assets
yang tinggi. Perusahaan dengan level
fixed assets
yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan saham dengan harga yang
fair
sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasi. Dengan demikian berdasar pada
Pecking Order Theory POT tangibility assets
berpengaruh negatif terhadap
leverage.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
Kurshev and Strebulaev 2006 melakukan penelitian tentang ukuran perusahaan dan struktur modal. Model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini membedakan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan dengan aktiva yang besar akan memiliki kemudahan untuk memperoleh sumber
pendanaan baik dari saham ataupun hutang. Perusahaan besar memililiki aset besar yang dapat dijadikan jaminan dalam kontrak hutang. Perusahaan besar
dinilai memiliki kemampuan investasi yang lebih baik dari pada perusahaan kecil sehingga diharapkan mempu memberikan
return
yang tinggi. Sibilkov 2009 melakukan penelitian tentang likuiditas aset dan struktur
modal perusahaan. Lukuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya. Penelitian ini memandang pengaruh likuiditas aset terhadap
struktur modal perusahaan baik dari sisi pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Menurut Sibilkov 2009, pihak yang melihat likuiditas aset berpengaruh
positif terhadap struktur modal, menilai bahwa ketika aset tidak likuid maka aset akan dijual dengan diskon yang tinggi. Hal tersebut tentunya akan kurang
bernilai bagi kreditur atau pemegang saham ketika terjadi likuidasi atau kebangkrutan. Bank ataupun pasar obligasi akan mengeluarkan
cost of debt
bagi perusahaan yang tidak likuid yang tentunya akan kurang menarik bila dilihat dari
aspek pendanaan. Sementara pihak yang menilai likuiditas aset berpengaruh negatif terhadap struktur modal menilai bahwa ketika aset dijadikan sebagai
jaminan kredit maka manajer tidak memeiliki
disrection
atas aset. Hal ini akan menjadikan
leverage
menjadi optimal. Namun apabila aset tidak dijaminkan untuk kredit maka lukuiditas aset yang besar akan menurunkan optimal
leverage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
yang dimiliki oleh perusahaan. Lukuiditas aset akan membuat manajer lebih berbiaya apabila akan melakukan transformasi aktiva sedangkan bagi pemegang
saham likuiditas aset akan megurangi biaya pengawasan terhadap manajer Sibilkov, 2009.
Penelitian ini akan membahas beberapa determinan struktur modal perusahaan. Penelitian ini dikembangkan berdasarkan hasil penelitian Crnigoj
dan Mramor 2009, perbedaannya antara lain : 1.
Crnigoj dan Mramor 2009 dilakukan di negara Slovenia dengan sampel perusahaan non keuangan tahun 1999-2006, penelitian ini menggunakan
periode penelitian tahun 2006-2008 dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Menambahkan variabel likuiditas asset dengan mengacu pada hasil penelitian
Sibilkov 2009. 3.
Menambahkan variabel
growth
mengacu pada penelitian Christiansi 2006. 4.
Analisis yang dilakukan oleh Christiansi 2006 adalah dengan menggunakan analisis jalur atau
path analysis
, sedangkan penelitian ini menggunakan alat analisis berupa regresi linier berganda.
B. Perumusan Masalah