PENGARUH PROFITABILITAS, TANGIBILITY, LIKUIDITAS DAN GROWTH TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

(1)

GROWTH TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh: Nurina Purmalasari

F.1305597


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(3)

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

“Empat hal yang tak mungkin kembali adalah yang terucap, masa lalu, kesempatan yang terlewat,

dan waktu yang terbuang tanpa hasil.” (Omar Ind Al Halif)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh

dan hanya ke[ada Alloh kami berharap.” (QS. Al–Insyarah : 6 – 8)

“Alloh tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”


(5)

Kupersembahkan karya ini untuk :

BAPAK

&

MOMMA tercinta,

Terimakasih terutama atas segala kesabaran, doa, kasih sayang, dan semua

nasihat yang sangat membantuku dalam menjalani hidup.

Adek-adekku FENDI, ASTRI

&

TATA tersayang

Yang selalu memberi dan berbagi kisah, kasih, keceriaan, doa, dan cinta.

Aku sayang kalian...


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Thanks to . . .

Keluarga besarku, keluarga Hadi Sarsono dan keluarga Oemar Sahid

Reksoatmoj o, t erimakasih t elah memberikan doa dan dorongannya.

Aku t ahu kalian mengharapkan yang t erbaik unt ukku. . .

Teman-t eman kos KINASIH 1, makasih at as segala keceriaan dan warna yang kalian t orehkan dalam bent angan hidupku.

Maz Langgeng, makasih banyak banged buat bant uannya selama ini. Kenapa nggak dari dulu ya maz. . .

Mba’ Nelly, t eman seperj uanganku, walaupun sebenarnya kit a t erpisah j arak, ayo mbak, segera . . . ! ! !

Dhek’ Rara at awa Dest y, makasih udah set ia banged nemenin aku


(7)

Puji syukur penulis panjatkan pada Alloh SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Tangibility, Likuiditas, dan Growth Terhadap Struktur Modal Perusahaan” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Falikhatun, Msi., Ak., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. Dra. Y Anni Aryani, M.Prof.Acc.,Ph.D.,Ak. Dan Drs. Jaka Winarna, M.Si.,Ak., selaku tim penguji skripsi.

3. Seluruh staf pengelola Fakultas Ekonomi yang telah membantu penulisan selama proses belajar.

4. Pada Dosen Fakultas Ekonomi UNS yang telah berbagi pengetahuan dan ilmunya kepada penulis.

5. Keluarga, Sahabat, dan semua pihak yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan motivasi kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan dimasa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRACT ... xiii

INTISARI ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8


(9)

C. Tanggibility dan Srtultur Modal ... 15

D. Likuiditas dan Struktur Modal ... 17

E. Growth dan Struktur Modal ... 19

F. Kerangka Penelitian ... 22

BAB III. METODA PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Data, Populasi, dan Sampel ... 23

C. Definisi Operasional Variabel ... 24

D. Statistik Penelitian ... 26

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Pengumpulan Data ... 30

B. Statistik Deskriptif ... 31

C. Uji Normalitas Data ... 32

D. Analisis Data ... 34

E. Uji Hipotesis ... 37

BAB V. KESIMPULAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Implikasi Penelitian ... 44


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Berfikir ... 22

Gambar IV.1 Uji Normalitas Data 1 ... 33

Gambar IV.2 Uji Normalitas Data 2 ... 34


(11)

Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel ... 30

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif ... 31

Tabel IV.3 Uji Multikolinieritas ... 35

Tabel IV.4 Uji Autokorelasi ... 36

Tabel IV.5 Koefisien Determinasi ... 38

Tabel IV.6 Nilai F Regresi ... 38


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN ... LAMPIRAN 2 STATISTIK DESKRIPTIF ... LAMPIRAN 3 UJI NORMALITAS DATA ... LAMPIRAN 4 UJI REGRESI ...


(13)

ABSTRACT

INF LUENCE OF PROF ITABILITY, TANGGIBILITY, LIQUIDITY, AND GROWTH TO CAPITAL STRUCTURE AT MANUF ACTUR COMPANY

NURINA PURMALASARI F. 1305597

The purpose of this study is to get empirical evidance about influence of profitability, tanggibility, liquidity, and growth to capital structure at manufactur company enlisted in Jakarta Stock Exchange in 2006 until 2008.

This study is focused on manufacturing companies listed in Jakarta Stock Exchange in 2006 until 2008. One hundred and twelve companies were taken as samples by using purposive sampling methode.

Analyse the data colection by using multiple regression metode to test the influence of each independent variable (profitability, tangibility, liquidity, and growth) to variable dependent (capital structure). This regression result show that profitability and liquidity have effect to capital structure, while tangibility and growth do not have a significant effect.


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii ABSTRAKSI

PENGARUH PROFITABILITAS, TANGIBILITY, LIKUIDITAS DAN

GROWTH TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

NURINA PURMALASARI F. 1305597

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth terhadap struktur modal perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 – 2008.

Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 sampai 2008. Seratus dua belas perusahaan diambil sebagai sampel penelirian dengan menggunakan metode puposive sampling.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen (profitabilitas,

tangibility, likuiditas, growth) terhadap variabel dependen (struktur modal). Hasil

regresi menunjukkan hanya variabel profitabilitas dan likuiditas yang berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel tangibility dan

growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Menurut Christianti (2006), salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan manajer dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan adalah struktur modal perusahaan. Seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan pendanaan harus mempertimbangkan secara teliti sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih. Hal ini karena masing-masing sumber pendanaan mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda. Proporsi penggunaan sumber dana intern dan ekstern dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang selanjutnya disebut dengan struktur modal menjadi sangat penting dalam manajemen keuangan perusahaan.

Brigham dan Daves (2004) menyatakan bahwa kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya.

Aditya (2006) menyebutkan bahwa masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Setiap perusahaan berupaya untuk membentuk struktur modal yang optimal dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Crnigoj dan Mramor (2009) menyatakan bahwa teori struktur modal modern di dominasi oleh dua model teori yaitu trade-off theory dan pecking

order theory. Menurut trade-off theory, perusahaan membentuk struktur modal

optimal dengan cara memanfaatkan keuntungan pajak dari hutang jika dibandingkan dengan biaya kebangkrutan. Teori yang kedua, pecking order

theory, memandang bahwa upaya untuk membentuk struktur modal yang optimal

dipengaruhi oleh asimetri informasi yang dihasilkan dari tahapan yang spesifik dari proses keuangan perusahaan.

Sibilkov (2009) mengungkapkan bahwa para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajer keuangan mengenai penggunaan modal harus efisien, khususnya dalam menjalankan fungsi keputusan pendanaan (financing decision) harus mencari sumber-sumber alternatif dana untuk kemudian dianalisis dalam kaitannya untuk pengambilan keputusan


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

investasi (investment decision). Struktur modal yang memaksimalkan harga saham tidak selalu dapat dicapai oleh perusahaan sehingga diperlukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.

Jensen (1986) menyatakan bahwa manajemen lebih menyukai investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai oleh modal sendiri dari laba ditahan dari pada dengan hutang. Hal ini disebabkan karena adanya resiko kegagalan hutang. Sedangkan bagi pemegang saham apabila investasi didanai dengan hutang, tugas pemegang saham dalam mengawasi manajer akan terbantu dengan pengawasan dari pihak ketiga yang berpentingan atas hutangnya. Hal ini bermanfaat terutama untuk menghindari perilaku oportunis manajer yang menghamburkan uang perusahaan pada proyek-proyek yang tidak menguntungkan.

Christianti (2006) menyatakan bahwa semakin banyak assets tangibility

suatu perusahaan berarti semakin banyak collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. Hal ini dikarenakan pihak kreditur akan meminta collateral assets untuk memback-up hutang. Assets

tangibility berpengaruh positif terhadap leverage. Perusahaan dengan level fixed

assets yang rendah mempunyai lebih banyak masalah asymetric information

dibandingkan perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi. Perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan saham dengan harga yang fair sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasi. Dengan demikian berdasar pada

Pecking Order Theory (POT) tangibility assets berpengaruh negatif terhadap


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kurshev and Strebulaev (2006) melakukan penelitian tentang ukuran perusahaan dan struktur modal. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini membedakan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan dengan aktiva yang besar akan memiliki kemudahan untuk memperoleh sumber pendanaan baik dari saham ataupun hutang. Perusahaan besar memililiki aset besar yang dapat dijadikan jaminan dalam kontrak hutang. Perusahaan besar dinilai memiliki kemampuan investasi yang lebih baik dari pada perusahaan kecil sehingga diharapkan mempu memberikan return yang tinggi.

Sibilkov (2009) melakukan penelitian tentang likuiditas aset dan struktur modal perusahaan. Lukuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya. Penelitian ini memandang pengaruh likuiditas aset terhadap struktur modal perusahaan baik dari sisi pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Menurut Sibilkov (2009), pihak yang melihat likuiditas aset berpengaruh positif terhadap struktur modal, menilai bahwa ketika aset tidak likuid maka aset akan dijual dengan diskon yang tinggi. Hal tersebut tentunya akan kurang bernilai bagi kreditur atau pemegang saham ketika terjadi likuidasi atau kebangkrutan. Bank ataupun pasar obligasi akan mengeluarkan cost of debt bagi perusahaan yang tidak likuid yang tentunya akan kurang menarik bila dilihat dari aspek pendanaan. Sementara pihak yang menilai likuiditas aset berpengaruh negatif terhadap struktur modal menilai bahwa ketika aset dijadikan sebagai jaminan kredit maka manajer tidak memeiliki disrection atas aset. Hal ini akan menjadikan leverage menjadi optimal. Namun apabila aset tidak dijaminkan untuk kredit maka lukuiditas aset yang besar akan menurunkan optimal leverage


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dimiliki oleh perusahaan. Lukuiditas aset akan membuat manajer lebih berbiaya apabila akan melakukan transformasi aktiva sedangkan bagi pemegang saham likuiditas aset akan megurangi biaya pengawasan terhadap manajer (Sibilkov, 2009).

Penelitian ini akan membahas beberapa determinan struktur modal perusahaan. Penelitian ini dikembangkan berdasarkan hasil penelitian Crnigoj dan Mramor (2009), perbedaannya antara lain :

1. Crnigoj dan Mramor (2009) dilakukan di negara Slovenia dengan sampel perusahaan non keuangan tahun 1999-2006, penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2006-2008 dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Menambahkan variabel likuiditas asset dengan mengacu pada hasil penelitian Sibilkov (2009).

3. Menambahkan variabel growth mengacu pada penelitian Christiansi (2006). 4. Analisis yang dilakukan oleh Christiansi (2006) adalah dengan menggunakan

analisis jalur atau path analysis, sedangkan penelitian ini menggunakan alat analisis berupa regresi linier berganda.

B. Perumusan Masalah

Seorang manajer keuangan perusahaan harus mampu membuat kebijakan struktur modal yang optimal, hal ini penting bagi perusahaan karena kebijakan struktur modal yang optimal dapat digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Berdasar hal tersebut maka perlu pemahaman tentang beberapa


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal. Adapaun perumusan masalah adalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan ? 2. Apakah tangibility berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan ? 3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan ? 4. Apakah growth berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Memberikan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan.

2. Memberikan bukti empiris pengaruh tangibility terhadap struktur modal perusahaan.

3. Memberikan bukti empiris pengaruh likuiditas terhadap struktur modal perusahaan.

4. Memberikan bukti empiris pengaruh growth terhadap struktur modal perusahaan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi manajer tentang faktor-faktor perlu yang dipertimbangkan dalam menentukan komposisi struktur modal perusahaan.


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Bagi Pemegang saham

Memberikan gambaran kepada pemegang saham mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan acuhan bagi pemegang saham untuk meningkatkan monitoring terhadap kinerja manjemen serta pertimbangan dalam menentukan investasinya.

3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyempurnakan riset sebelumnya tentang struktur modal perusahaan. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar pengembangan penelitian selanjutnya berkaitan dengan struktur modal perusahaan.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur Modal

Menurut Brigham dan Daves (2004), struktur modal merupakan rasio keuangan perusahaan yang membandingkan sumber pendanaan perusahaan yaitu yang bersifat internal berupa saham dan yang berasal dari eksternal berupa hutang. Perusahaan akan selalu berusaha untuk struktur modal yang optimal, yaitu membentuk komposisi antara hutang dan saham dengan tepat agar diperoleh biaya modal yang terendah. Dana yang diperoleh dari hutang atau saham akan digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Perusahaan harus memperhitungkan antara biaya modal dengan return yang diperoleh dari investasi agar nilai perusahaan dapat maksimal.

Sriwardany (2006) menyatakan bahwa kombinasi pemilihan struktur modal yang optimal (optimal capital structure) merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi pemilihan struktur modal tersebut akan mempengaruhi tingkat biaya modal (cost of capital) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tingkat biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana guna membiayai investasinya. Namun bagi investor, tingkat biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return) atas investasi suatu aset perusahaan berdasarkan tingkat resiko yang diterima. Oleh sebab itu, tingkat biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan akan sama dengan tingkat


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user pengembalian yang diinginkan oleh investor.

Akhtar (2005) melakukan penelitian tentang beberapa faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan pada perusahaan multinasional di Australia. Menurut Akhtar (2005), struktur modal merupakan salah satu isu kotroversial dalam keuangan perusahaan. Sejak penelitian yang dilakukan oleh Modigliani and Miller (1958) yang menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, telah banyak penelitian yang mencoba mengungkapkan tentang determinan dari struktur modal perusahaan. Beberapa faktor yang diteliti antara lain ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas.

Brigham dan Daves (2004) menyatakan bahwa terdapat beberapa teori terkait dengan struktur modal perusahan, antara lain :

1. Trade Off Theory

Esensi dari trade off theory adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih lebih besar, hutang akan ditambah. Tetapi apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka hutang tidak boleh ditambah lagi. Model trade off theory mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya agensi yang akan timbul dengan penggunaan hutang tersebut.

2. Agency Theory

Agency relationship merupakan sebuah ikatan kerja dimana satu orang

atau lebih sebagai pemegang saham perusahaan (principal) menunjuk pihak lain


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

principal. Apabila kedua perusahaan berusaha untuk memaksimumkan utility

masing-masing, maka dapat dipastikan bahwa agent tidak akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi keinginan dari principal. Principal akan berusaha meminimalkan penyimpangan dari agent agar tetap fokus kepada tujuan principal dengan cara memberikan insentif kepada agent dan menyediakan biaya monitoring agar meminimumkan penyimpangan dari agent.

Hal lain yang dilakukan oleh principal adalah menerapkan bonding cost, dimana

agent juga akan dikenakan biaya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa

yang telah diputuskan apabila merugikan principal. Bentuk pertanggungjawaban dari agent dapat berupa penalty dari principal, misalnya mengurangi jumlah bonus yang seharusnya menjadi hak agent. Namun demikian, pada umumnya tidak mungkin bagi principal, at zero cost memastikan bahwa agent akan mengambil keputusan akan optimal seperti yang diharapkan oleh principal. Jadi secara singkat, agency theory merupakan penjumlahan dari biaya monitoring dari

principal, bonding expenditure dari agent dan residual loss.

3. Pecking Order Theory

Pecking order theory mengemukakan bahwa perusahaan cenderung

mempergunakan sumber pendanaan internal (retairned earning) sebanyak mungkin untuk membiayai proyek-proyek di dalam perusahaan. Hutang menjadi pilihan kedua setelah sumber pendanaan internal kemudiaan convertible bonds,

preferred stock, dan pada akhirnya apabila masih memerlukan dana, perusahaan

akan menerbitkan common stock (external equity). Hal ini terjadi karena adanya


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

theory menjelaskan mengapa perusahaan yang sangat menguntungkan pada

umumnya mempunyai hutang yang lebih sedikit. Hal ini terjadi bukan karena perusahaan tersebut mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi disebabkan karena perusahaan memang tidak membutuhkan dana dari pihak eksternal.

4. Signaling Theory

Signaling theory merupakan langkah-langkah manajemen dari perusahaan

yang sebenarnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Pada umumnya perusahaan yang menguntungkan akan berusaha menghindari penjualan saham dan berusaha mencari sumber dana alternatif lain. Sedangkan perusahaan yang kurang menguntungkan akan berusaha untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham sebenarnya merupakan sinyal bahwa manajemen perusahaan tersebut memandang prospek perusahaan sedang suram, itulah sebabnya pada saat awal emisi saham, harga saham akan rendah. Selanjutnya, sejalan dengan kepercayaan investor maka harga saham akan meningkat.

Menurut Sriwardany (2006), kebijakan struktur modal pada dasarnya dibangun dari hubungan antara keputusan dalam pemilihan sumber dana dengan jenis investasi yang harus dipilih oleh perusahaan agar sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Dengan asumsi bahwa keputusan investasi dan tingkat dividen konstan maka keputusan dalam pemilihan sumber dana (financing decision) yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan investasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Sumber dana dapat berasal dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang,


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dan modal saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen, dan saham biasa. Penggunaan hutang jangka pendek sebagai sumber pembiayaan untuk investasi yang bersifat jangka panjang relatif tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena walaupun hutang jangka pendek memiliki resiko yang telatif rendah namun hutang jangka pendek memiliki jatuh tempo yang telatif lebih pendek sehingga perputaran hutang jangka pendek tidak akan mampu menutupi pengembalian yang dihasilkan oleh investasi jangka panjang. Oleh sebab itu, hutang jangka pendek hanya digunakan sebagai modal kerja perusahaan. Sedangkan untuk pembiayaan investasi yang bersifat jangka panjang, perusahaan sebaiknya menggunakan komponen sumber pembiayaan yang bersifat jangka panjang yaitu hutang jangka panjang atau saham.

B. Profitabilitas dan Struktur Modal

Wang (2008) menyatakan bahwa manajemen menghendaki struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal diharapkan dapat menyelaraskan kepentingan antara pemegang saham dan manajemen. Struktur modal menunjukkan alokasi perusahan pada sumber pendanaan. Komposisi struktur modal hendaknya harus optimal karena manajemen juga memiliki kewajiban atas dana milik pemegang obligasi. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Struktur modal yang optimal diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Aditya (2006), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Suatu perusahaan yang mempunyai earnings yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan hutang. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai earnings yang tidak stabil dan unpredictable akan menanggung resiko tidak dapat membayar beban bunga pada tahun atau keadaan yang buruk. Seperti diketahui bahwa variabilitas pendapatan dapat dijadikan ukuran bagi resiko bisnis. Kreditur cenderung bersedia memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki laba yang cenderung stabil.

Kasseeah (2008) melakukan penelitian tentang determinan struktur modal di negara China. Salah satu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA sebagai proksi profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Waliullah dan Nishat (2008) menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memperoleh banyak laba akan cenderung untuk menggunakan dana dari sumber internal dari pada menggunakan hutang yang lebih beresiko. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki harga sahan yang tinggi sehingga akan lebih mudah untuk menerbitkan ekuitas baru, maka menurut Waliullah dan Nishat (2008), hubungan antara profitabilitas dan struktur modal adalah negatif.

Jensen (1986) menyatakan terdapat hubungan positif antara leverage

dengan profitability jika pasar dalam mengontrol perusahaan efektif. Sebaliknya, jika pasar dalam mengontrol perusahaan tidak efektif terdapat hubungan negatif antara profitability dengan leverage perusahaan. Penelitian ini mengganggap


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

bahwa terdapat pengaruh negatif antara profitability dengan leverage untuk POT. Sebaliknya, berdasar pada STO tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Artinya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah mempunyai tingkat leverage yang tinggi.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1a : ROE berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan

Frank dan Goyal (2008) menyatakan bahwa menurut static trade-off

theory, ketika profitabilitas perusahaan meningkat maka perusahaan akan lebih

banyak menggunakan hutang dalam sumber pendanaannya, tujuannya untuk menghindari terjadinya masalah keagenan dan mengurangi pajak. Hasil penelituan Frank dan Goyal (2008) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan melakukan peningkatan dalam penggunaan hutang dan melakukan permebalin kembali saham. Sebaliknya perusahaan yang mengalami penurunan profitabilitas akan cenderung mengurangi hutang dan menerbitkan saham baru. Menurut Frank dan Goyal (2008), hubungan antara profitabilitas dan struktur modal perusahaan adalah positif.

Barros and Silveira (2007) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, dividen, profitabilitas dan tangibility merupakan faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang lebih baik. Dengan asumsi

centeris paribus, profitabilitas yang tinggi menghindarkan perusahaan dari


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memberikan hutangnya. Barros and Silveira (2007) menunjukkan bahwa hubungan antara struktur modal dan profitabilitas adalah positif.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1b : NPM berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan

C. Tangibility dan Struktur Modal

Menurut Barros and Silveira (2007), tangibility seperti halnya aktiva tetap merupakan jaminan dari perusahaan ketika akan digunakan sebagai jaminan dalam kontrak hutang. Bagi kreditur tangibility yang besar adalah jaminan keamanan atas kredit yang mereka berikan. Putra (2008) menyatakan bahwa

tangibility merupakan variabel yang penting dalam pengambilan keputusan

perusahaan, karena aset tangible berlaku sebagai jaminan kolateral dan menyediakan keamanan kepada para peminjam saat keadaan keuangan yang sulit. Aset tangible digunakan sebagai aset kolateral dan dapat diasosiasikan dengan

leverage yang tinggi. Hal inilah yang mendasari dugaan penulis bahwa assets

tangibility akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Christianti (2006) menyatakan bahwa semakin banyak assets tangibility

suatu perusahaan berarti semakin banyak collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. Hal ini dikarenakan pihak kreditur akan meminta collateral assets untuk memback-up hutang. Berdasar pada teori STO, assets tangibility berpengaruh positif terhadap leverage. Perusahaan dengan level fixed assets yang rendah mempunyai lebih banyak


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

masalah asymetric information dibandingkan perusahaan dengan level fixed

assets yang tinggi. Perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi umumnya

adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan saham dengan harga yang

fair sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasi. Dengan

demikian berdasar pada teori POT tangibility assets berpengaruh negatif terhadap leverage.

Pandey (2001) menyatakan bahwa mengacu pada trade-off hypothesis,

tangibility yang dijadikan jaminan dalam kontak hutang memberikan jaminan

keamanan tersediri bagi kreditur dari kemungkinan kesulitan keuangan. Jaminan berupa aktiva tetap memberikan kreditur perlindungan akan potensi moral hazard yang mungkin muncul dalam konflik antara pemegang saham dan pemegang hutang. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan antara

tangibility dengan hutang jangka panjang adalah positif sedangkan dengan

hutang jangka pendek adalah negatif.

Crnigoj dan Mramor (2009) menyatakan bahwa tangibilty merupakan rasio fix asset terhadap total aset. Pengaruh antara tangibility terhadap struktur modal diharapkan negatif. Perusahaan yang aktiva tetapnya turun merupakan sinyal peningkatan resiko bagi kreditur karena adanya ancaman kebangkrutan. Evaluasi mengenai tangibilty sangat penting bagi kreditur karena akan berkaitan dengan jaminan hutang perusahaan.

Waliullah dan Nishat (2008) mengungkapkan bahwa salah satu determinant struktur modal perusahaan adalah ukuran perusahaan. Perusahaan dengan aktiva yang besar akan lebih mendapatkan kepercayaan dari pasar modal


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga akan memiliki akses dana yang lebih mudah di pasar modal. Tangibility

merupakan bagian dari aktiva teteap perusahaan, rasio tangibility merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva tetap perusahaan dan total aktiva perusahaan secara keseluruahn. Jika diasumsikan perusahaan menggunakan aktiva tetep sebagai jaminan atas hutang yang dimiliki maka pengaruh tangibility

terhadap struktur modal adalah positif. Aktiva tetap yang besar memperkecil resiko dari pemberi kredit sehingga perusahaan dapat memperoleh hutang dalam jumlah besar apabila asset yang dijaminkan juga besar. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka kreditor tidak perlu khawatir karena masih ada aktiva tetap yang dijaminkan.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H2 : tangibility berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan

D. Likuiditas dan Struktur Modal

Sibilikov (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh likuiditas aset terhadap struktur modal perusahaan. Ada dua pendapat yang diajukan dalam penelitian ini. Pendapat yang pertama, likuiditas aset berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini didasari pada alasan rasional dimana aset yang kurang likuid akan dijual pada dengan diskon yang tinggi sehingga akan menjadi kurang bernilai bagi debtholder atau shareholder ketika terjadi likuidasi. Likuiditas aset akan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi debtholder karena akan lebih mudah melakukan pengawasan dan evaluasi.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Lukuiditas aset yang tinggi akan mengurangi biaya dari pendanaan diluar perusahaan, perusahaan akan lebih mudah apabila akan meminjam dalam jumlah banyak dan akan memberikan leverage yang optimal bagi perusahaan. Dengan kata lain likuiditas aset meningkatkan optimal leverage. Pendapat yang kedua, likuiditas aset berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini di dasari alasan bahwa pengaruh likuiditas aset terhadap leverage akan tergantung pada pembatasan penghapusan aset. Likuiditas aset yang tinggi akan membuat aset lebih mudah dijual karena biaya penjualan aset yang rendah dan nilai aset yang lebih tinggi. Penjualan aset akan membuat ukuran perusahaan menjadi kecil dan nilai dari aset perusahaan akan menjadi berkurang. Hal ni merupakan hal yang buruk bagi kreditur. Pembatasan penghapusan aset akan mengurangi penjualan aset yang akan memberikan nilai lebih bagi kreditur. Pendapat lain mengatakan bahwa aset akan meningkatkan leverage ketika aset tersebut dijadikan jaminan dalam kontrak hutang. Semakin likuid aset maka akan semakin optimal leverage namun jika aset tidak dimasukan sebagai jaminan dalam kontrak hutang maka likuiditas aset akan berpengaruh negatif terhadap leverage.

Andian and Shin (2008) melakukan penelitian tentang likuiditas aset dan leverage. Dalam sistem keuangan di mana pasar bergerak terus menerus, perubahan harga aset menunjukkan perubahan kekayaan bersih perusahaan. Secara eksplisit para pelaku pasar akan menyesuaiakan nilai aktiva yang mereka miliki dalam neraca. Peningkatan likuiditas dapat diartikan sebagai peningkatan pertumbuhan dari sekumpulan aktiva dalam neraca. Ketika harga aset meningkat,


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nilai dari neraca akan meningkat. Tanpa adanya penyesuaian maka nilai leverage akan menjadi rendah karena adanya kelebihan modal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditya (2006) menunjukkan bahwa likuiditas aset akan berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset yang likuid akan mempunyai kemampuan yang besar dalam melunasi hutang. Hutang yang berkurang akan menyebabkan rasio struktur modal menjadi kecil. Hal inilah yang mendasari dugaan penulis bahwa terdapat pengaruh antara likuiditas aset terhadap struktur modal perusahaan.

Waliullah dan Nishat (2008) mengungkapkan hubungan antara likuiditas asset dengan struktur modal perusahaan adalah negatif. Likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar perusahaan dengan hutang lancar perusahaan. Konsisten dengan pecking order theory, perusahaan dengan likuiditas besar akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal sehingga pengaruh antara likuiditas dan struktur modal adalah negatif.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H3 : likuiditas aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan

E. Growth dan Struktur Modal

Menurut Sriwardany (2006), tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena pengunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah, Oleh sebab itu, leverage memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat pertumbuhan sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan, maka semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang lain konstan.

Christianti (2006), hipotesis POT, mempunyai dua sinyal yaitu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan cenderung untuk menjaga dan mempertahankan rasio hutang pada level yang rendah (sinyal negatif) atau perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang (sinyal positif). Fama dan French (2002) dalam Christianti (2006) menganggap kedua sinyal tersebut sebagai kompleksitas dari POT. Namun, penelitian ini menganggap bahwa atribut pertumbuhan (growth) terhadap leverage berpengaruh secara negatif terhadap leverage perusahaan (sinyal negatif).


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aditya (2006) menyatakan bahwa salah satu penentu struktur modal adalah pertumbuhan pendapatan perusahaan. Penentu bagi dana internal adalah tingkat pertumbuhan pendapatan. Jika tingkat pertumbuhan pendapatan tinggi, memungkinkan bagi manajemen memperoleh dana yang lebih besar dari laba ditahan sehingga akan mengurangi dana pinjaman. Hal ini menunjukkan kecenderungan jika perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang tinggi akan mengurangi jumlah hutangnya sehingga struktur modal menjadi rendah.

Pandey (2001) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada struktur modal perusahaan pada negara-negara yang memiliki

emergency market. Dalam penelitian ini ada enam faktor yang diajukan untuk

memprediksi struktur modal perusahaan. Enam faktor tersebut meliputi : Tingkat pertumbuhan perusahaan, investment opprtunity, profitabilitas, resiko, ukuran perusahaan dan tangibility . Perusahaan dengan tinggkat pertumbuhan yang cepat seringkali memiliki kecenderungan untuk memperbesar jumlah aktiva tetap yang dimiliknya. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang tinggi memiliki membutuhkan banyak dana dimasa depan serta akan lebih banyak menahan laba. Mengacu pada trade-off theory, dengan semakin tingginya laba ditahan perusahaan akan lebih banyak berhutang untuk menjaga rasio hutangya.

Waliullah dan Nishat (2008) menyatakan dalam free cash flow theory, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi hendaknya memperbanyak penggunaan sumber pendanaan dari hutang, tujuannya adalah menghindari perilaku manajer yang menghamburkan uang perusahaan pada proyek yang tidak


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

efisien. Hubungan antara growth dan struktur modal dalam penelitian ini diharapkan positif.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H4 : growth berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan

F. Kerangka Penelitian

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini.

Gambar II.1 Kerangka Berpikir

Variabel independen : Profitabilitas, tangibility , likuiditas, growth

Variabel dependen : Struktur modal Profitabilitas

Tangibility

Likuiditas

Growth

Struktur Modal


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk dalam pengujian hipotesis. Melalui penelitian ini penulis akan mencoba memberikan bukti mengenai pengaruh profitabilitas,

tangibility, likuiditas dan growth terhadap struktur modal perusahaan.

B. Data, Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis perusahaan manufaktur dipilih oleh penulis karena memiliki jumlah populasi data yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis industri yang lain. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2006-2008. Data dalam penelitian ini diambil dengan metoda purposive sampling, dengan kriteria :

1. Perusahaan manufaktur yang tidak de-listing selama tahun 2006-2008. 2. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.

3. Menerbitkan laporan keuangan dengan tanggal 31 Desember. 4. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penulis.


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

C. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal perusahaaan. Struktur modal perusahaan mengacu pada penelitian Crnigoj dan Mramor (2009), dinotasikan dengan rumus sebagai berikut.

Struktur modal =

ekuitas Total

hutang total

2. Variabel Independen a. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Diukur dengan ROE dan Net profit margin mengacu pada Crnigoj dan Mramor (2009),notasinya adalah sebagai berikut.

ROE =

Ekuitas Total

Laba

NPM =

Penjualan Total

Laba

b. Tangibility

Tangibility dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio PPE to Total assets

mengacu pada penelitian Christianti (2006).

PPE to total Asset ratio =

Aktiva Total

tetap Aktiva

c. Likuiditas

Likuiditas asset dalam penelitain ini diproksikan dengan cash ratio mengacu pada penelitian Sibilkov (2009).


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cash ratio =

Aktiva Total

Cash

d. Growth

growth merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat pertumbuhan

perusahaan. Mengacu pada Crnigoj dan Mramor (2009), growth diukur dengan asset

growth notasinya adalah sebagai berikut.

Growth =

1 -t 1 -t t Asset Asset -Asset

D. Statistik Penelitian 1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang distribusi data dalam penelitian ini. Statistik deskriptif meliputi mean,

minimum, maximum serta estándar deviasi yang bertujuan mengetahui

distribusi data yang menjadi sampel penelitian. 2. Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2005), uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik Normal P-P of regression

standardized residual. Jika data menyebar disekitar garis diagonal pada

grafik Normal P-P of regression standardized residual dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, selain itu apabila bentuk histogram dari residual memdekati bentuk lonceng


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

yang sempurna meninjukkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi dengan normal.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2005) menyatakan multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi antara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan Tolerance

Value dan Varians Inflating Factor (VIF). Tolerance mengukur

veriabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai Tolerance di atas 0,10 dan VIF di bawah 10 menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Autokorelasi

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pengganggu pada perioda t-1. Jika terjadi korelasi nama dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.) Jika d1 < d < du, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi

atau tidak (ragu-ragu)

3.) Jika 4-d1 < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif

4.) Jika 4-du < d < 4-d1, maka tidak ada kepastian apakah terjadi

autokorelasi atau tidak (ragu-ragu)

5.) Jika du < d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau

negatif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang telah dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier berganda dengan persamaan regresi sebagai berikut.

SM = a + b1 ROE +b2 NPM + b3 TANG+ b4 LIQ + b5 SG + e Keterangan :

SM = Struktur modal ROE = return on equity NPM = net profit margin TANG = Tangibility

LIQ = Likuiditas SG = sales growth

a = konstanta

b1-b5 = koefisien regresi E = error.

(a) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi linier berganda untuk variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi yang dilihat adalah nilai dari adjusted R2. Semakin besar nilai koefisien determinasi menunjukkan semakin baik model regresi yang digunakan dalam penelitian. Melalui pengujian ini akan


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diketahui besar pengaruh profitabilitas, tangibility, likuiditas, dan growth

terhadap struktur modal perusahaan. (b) Nilai F

Nilai F merupakan alat yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam penelitian ini dihitung dengan tingkat signifikansi 0.05. Nilai F bertujuan untuk menguji pengaruh secara simultan profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth terhadap struktur modal perusahaan.

(c) Nilai t

Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0.05. Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai p dibawah 0.05. Nilai t bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth

terhadap struktur modal perusahaan.


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth terhadap struktur modal perusahaan. Berdasar kepada kriteria yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, diperoleh sampel dengan rincian sebagai berikut :

Tabel IV. 1

Hasil Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan Sampel tahun 2006 112 Perusahaan Sampel tahun 2007 112 Perusahaan Sampel tahun 2008 112 Jumlah observasi selama tahun 2006-2008 336

Data Outlier 74

Jumlah Sampel 262

Sumber : Hasil Pengumpulan Data

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sebanyak 112 perusahaan per tahun sehingga jumlah observasi selama tahun 2006-2008 sebanyak 336 perusahaan. Peneliti melakukan uji outlier dengan tujuan untuk mengeluarkan data yang dianggap tidak normal agar distribusi dari data penelitian normal. Hasil uji outliner dilakukan dengan pendekatan nilai Z. Data dengan nilai Z mendekati 3 dianggap outlier (Ghozali, 2005), sehingga harus dikeluarkan dari analisis. Hasil uji outlier meninjukkan


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terdapat 74 data yang outlier sehingga harus dikeluarkan dari analisis. Jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 262 perusahaan.

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik umum penelitian yang digunakan untuk mengetahui persebaran data penelitian. Analisis statistik deskriptif meliputi pengujian statistik yang bersifat umum dari sampel penelitian. Pengujian meliputi nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian :

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 262 -.70 .77 .0977 .17581

NPM 262 -.38 .29 .0344 .08600

TANG 262 .01 .88 .3476 .19591

LIQ 262 .01 .48 .0965 .09784

GROWTH 262 -.97 29.58 .6007 2.74233

SM 262 -2.87 5.39 1.0816 1.12845

Valid N (listwise) 262

Sumber : Hasil Pengolahan Data Keterangan :

ROE = return on equity

NPM = net profit margin

TANG = tangibility

LIQ = likuiditas dengan proksi rasio kas

GROWTH = growth


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel return on equity memiliki nilai minimum sebesar -0.70 dengan nilai maksimum 0.77. Nilai rata-rata return on

equity sebesar 0.09 dengan standar deviasi sebesar 0.17.

Variabel net profit margin memiliki nilai minimum sebesar -0.38 dengan nilai maksimum 0.29. Nilai rata-rata net profit margin sebesar 0.034 dengan standar deviasi sebesar 0.086.

Variabel tangibility memiliki nilai minimum sebesar 0.01 dengan nilai maksimum 0.88. Nilai rata-rata tangibility sebesar 0.34 dengan standar deviasi sebesar 0.19.

Variabel likuiditas memiliki nilai minimum sebesar 0.01 dengan nilai maksimum 0.48. Nilai rata-rata likuiditas sebesar 0.096 dengan standar deviasi sebesar 0.097. Variabel growth memiliki nilai minimum sebesar -0.97 dengan nilai maksimum 29.58. Nilai rata-rata growth sebesar 0.60 dengan standar deviasi 2.74.

Variabel struktur modal memiliki nilai minimum sebesar -2.87 dengan nilai maksimum 5.39. Nilai rata-rata struktur modal sebesar 1.08 dengan standar deviasi sebesar 1.12.

C. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian telah terdistribusi dengan normal. Ghozali (2005) menyatakan bahwa pendekatan histogram Normal P-P of regression standardized residual dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Histogram Normal P-P of regression


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user Regression Standardized Residual

15 10 5 0 -5 -10 F re q u e n c y 250 200 150 100 50 0 Histogram

Dependent Variable: SM

Mean =8.91E-17 Std. Dev. =0.993

N =336

standardized residual dari persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar IV. 1 Uji Normalitas Data 1

Sumber : Hasil pengolahan Data

Histogram di atas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan uji outlier data tidak terdistribusi dengan normal karena bentuk histogram tidak mendekati bentuk lonceng yang sempurna. Langkah selanjutnya adalah mengeluarkan data outlier dari analisis dan kembali melakukan uji normalitas data. Hasil uji normalitas data setelah uji outlier tersaji pada tabel berikut ini.


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Regression Standardized Residual

4 2 0 -2 -4 F req u en cy 50 40 30 20 10 0 Histogram

Dependent Variable: SM

Mean =-1.12E-16 Std. Dev. =0.99

N =262 Gambar IV. 2

Uji Normalitas Data 2

Sumber : Hasil pengolahan Data

Hasil uji normalitas data dengan menggunakan pendekatan histogram menunjukkan bahwa data telah mendekati bentuk lonceng sempurna sehingga penulis menyimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.

D. Analisis Data

1. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik mengharapkan korelasi yang tinggi terhadap variabel dependen bukan sesama variabel


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

independen. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan Varians Inflating

Factor (VIF) dan Tolerance (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas tersaji

pada tabel berikut ini :

Tabel IV.3 Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

ROE 0.639 1.565 Tidak terdapat multikolinieritas NPM 0.604 1.656 Tidak terdapat multikolinieritas TANG 0.797 1.255 Tidak terdapat multikolinieritas LIQ 0.761 1.314 Tidak terdapat multikolinieritas

GROWTH 0.957 1.045 Tidak terdapat multikolinieritas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua nilai tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10. Berdasar hasil pengujian tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du)

dan batas lebih rendah (lower bond atau d1). Cara lain untuk mendeteksi

autokorelais adalah menggunakan kriteria yang diungkapkan Santoso (2000) yang mengakatakan bila nilai DW hitung mendekati +2 maka dalam model


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

regersi tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV. 4 Uji Autokorelasi

D-W Hitung Kriteria Keterangan

1.911 Mendekati + 2 Tidak terdapat autokorelasi Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukkan nilai DW hitung sebesar 1.911. Hasil tersebut mendekati nilai +2 sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel yang benar-benar mempengaruhi kebijakan hutang. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scaterplots (Ghozali, 2005). Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan pada gambar berikut ini.


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Regression Standardized Predicted Value

4 2 0 -2 -4 -6 R e gr e s s ion S tude nt iz e d R e s idua l 4 2 0 -2 -4 Scatterplot

Dependent Variable: SM

Gambar IV.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawah angka nol sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

E. Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi adalah pengujian yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penguji regresi untuk koefisien determinasi tersaji pada tabel berikut ini.


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel IV. 5 Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .359(a) .129 .112 1.06326

Sumber : Hasil pengolahan Data

Hasil uji regresi menunjukkan nilai adjusted R2sebesar 0.112 atau 11.2 %. Hal ini menunjukkan 11.2% perubahan struktur modal dipengaruhi oleh profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth. Sedangkan 88.8% lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.

2. Nilai F

Nilai F merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil nilai F dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel IV.6 Nilai F Regresi

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 42.943 5 8.589 7.597 .000(a)

Residual 289.415 256 1.131

Total 332.358 261

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil pengujian terhadap nilai F regresi diperoleh nilai F sebesar 7,597 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai F memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa profitabilitas, tangibility, likuiditas dan


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3. Nilai t

Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel penelitian terhadap kebijkan hutang. Hasil nilai t dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel IV.7 Hasil Uji Hipotesis

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.610 .186 8.637 .000

ROE -2.289 .468 -.357 -4.888 .000

NPM 2.906 .985 .221 2.951 .003

TANG -.512 .376 -.089 -1.361 .175

LIQ -2.567 .771 -.223 -3.329 .001

GROWTH .036 .025 .087 1.451 .148

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hipotesis 1a bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan ROE terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -2.289 dengan p-value sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis ke-1a di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kasseeah (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memperoleh banyak laba akan cenderung untuk menggunakan dana dari sumber internal dari pada menggunakan hutang yang lebih beresiko. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki harga saham yang tinggi sehingga akan lebih mudah untuk


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

menerbitkan ekuitas baru sehingga hubungan antara profitabilitas dan struktur modal adalah negatif. Dilain pihak jika hubungan antara profitabilitas dan struktur modal adalah positif, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan searah antara profitabilitas dengan struktur modal, jika dilihat dari aspek keagenan maka investor menghendaki adanya hutang agar ada yang mengontrol manajemen perusahaan.

Hipotesis 1b bertujuan untuk menguji pengaruh net profit margin

terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 2.906 dengan p-value sebesar 0.003 Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa net profit margin (NPM) berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis ke-1b di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Barros and Silveira (2007) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang lebih baik. Dengan asumsi

centeris paribus, profitabilitas yang tinggi menghindarkan perusahaan dari

kemungkinan kebangkrutan yang membuat kreditur lebih yakin dalam memberikan hutangnya sehingga hubungan antara struktur modal dan profitabilitas adalah positif. Hubungan negatif antara struktur modal dan profitabilitas yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi memilih untuk mempertahankan rasio hutang pada level yang rendah.

Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh tangibility terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebesar -0.512 dengan p-value sebesar 0.175. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis 2 tidak didukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Christianti (2006) menyatakan bahwa semakin banyak assets tangibility suatu perusahaan berarti semakin banyak

collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang.

Namun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Aditya (2006) yang menemukan bahwa tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Peneliti menduga hasil yang tidak signifikan ini disebabkan karena aset bukan merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan oleh lembaga keuangan dalam memberikan hutangnya. Pemberian hutang lebih banyak melibatkan aspek negosiasi dan kepentingan politis dan hal lain diluar prosedur teknis pemberian hutang sehingga aset sebagai jamainan bukan menjadi faktor utama yang diperhatikan dalam memberikan hutang. Lembaga keuangan juga memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusannya dalam memberikan hutang kepada perusahaan. Faktor tersebut diantaranya dilakukan dengan melakukan beberapa analisis yaitu character (latar belakang perusahaan),

capacity (kemampuan dalam mengembalikan kredit), capital (permodalan

perusahaan), collateral (jaminan dari perusahaan), dan condition of economy

(kondisi dan prospek perusahaan).

Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap struktur modal perusahaan. Hasil dari nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -2.567 dengan p-value sebesar 0.001. Pengujian memberikan hasil yang


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis 3 di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) mengungkapkan hubungan antara likuiditas asset dengan struktur modal perusahaan adalah negatif. Sibilkov (2009) mengungkapkan bahwa pengaruh likuiditas aset terhadap struktur modal akan tergantung pada pembatasan penghapusan aset. Likuiditas aset yang tinggi akan membuat aset lebih mudah dijual karena biaya penjualan aset yang rendah dan nilai aset yang lebih tinggi. Penjualan aset akan membuat ukuran perusahaan menjadi kecil dan nilai dari aset perusahaan akan menjadi berkurang. Hal ini merupakan hal yang buruk bagi kreditur. Pembatasan penghapusan aset akan mengurangi penjualan aset yang akan memberikan nilai lebih bagi kreditur. Sibilkov (2009) mengatakan bahwa aset akan meningkatkan struktur modal ketika aset tersebut dijadikan jaminan dalam kontrak hutang. Semakin likuid aset maka akan semakin optimal struktur modal namun jika aset tidak dimasukkan sebagai jaminan dalam kontrak hutang maka likuiditas aset akan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hubungan yang positif antara likuiditas dengan struktur modal menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai nilai aset yang tinggi akan mendorong investor untuk memberikan hutang yang besar pada perusahaan karena adanya jaminan atas aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Hipotesis 4 bertujuan untuk menguji pengaruh growth terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.036 dengan p-value sebesar 0.148. Pengujian memberikan hasil yang tidak


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis 4 tidak didukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) menyatakan dalam free

cash flow theory, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi hendaknya

memperbanyak penggunaan sumber pendanaan dari hutang, tujuannya adalah menghindari perilaku manajer yang menghamburkan uang perusahaan pada proyek yang tidak efisien. Namun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Aditya (2006) yang menemukan bahwa growth berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan tetapi pengaruh tersebut tidak secara signifikan. Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung mudah dalam memperoleh sumber pendanaan baik dari saham maupun hutang.


(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan softwere SPSS 15.0

For Windows. Bedasar kepada analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) serta penelitian Barros and Silveira (2007).

2. Tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Christianti (2006).

3. Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil peneleitian Sibilkov (2009).

4. Growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008).

B. Implikasi Penelitian

1. Investor hendaknya mempertimbangkan profitabiliats dan likuiditas perusahaan dalam memberikan hutang. Hal ini dikarenakan profitabilitas


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan likuiditas akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya.

2. Manajemen hendaknya mempertimbangkan profitabilitas dalam mencari sumber pendanaan dari hutang untuk menghindari kebangkrutan karena resiko kegagalan membayar hutang.

C. Keterbatasan

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada jenis perusahaan manufaktur sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan generaliasi.

2. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan lima variabel sebagai determinan struktur modal.

D. Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan seperti dividen, arus kas perusahaan dan penerapan corporate governance.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang perioda penelitian dan mengambil sampel diluar perusahaan manufaktur.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menerbitkan ekuitas baru sehingga hubungan antara profitabilitas dan struktur modal adalah negatif. Dilain pihak jika hubungan antara profitabilitas dan struktur modal adalah positif, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan searah antara profitabilitas dengan struktur modal, jika dilihat dari aspek keagenan maka investor menghendaki adanya hutang agar ada yang mengontrol manajemen perusahaan.

Hipotesis 1b bertujuan untuk menguji pengaruh net profit margin

terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 2.906 dengan p-value sebesar 0.003 Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa net profit margin (NPM) berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis ke-1b di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Barros and Silveira (2007) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang lebih baik. Dengan asumsi

centeris paribus, profitabilitas yang tinggi menghindarkan perusahaan dari

kemungkinan kebangkrutan yang membuat kreditur lebih yakin dalam memberikan hutangnya sehingga hubungan antara struktur modal dan profitabilitas adalah positif. Hubungan negatif antara struktur modal dan profitabilitas yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi memilih untuk mempertahankan rasio hutang pada level yang rendah.

Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh tangibility terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sebesar -0.512 dengan p-value sebesar 0.175. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis 2 tidak didukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Christianti (2006) menyatakan bahwa semakin banyak assets tangibility suatu perusahaan berarti semakin banyak

collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang.

Namun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Aditya (2006) yang menemukan bahwa tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Peneliti menduga hasil yang tidak signifikan ini disebabkan karena aset bukan merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan oleh lembaga keuangan dalam memberikan hutangnya. Pemberian hutang lebih banyak melibatkan aspek negosiasi dan kepentingan politis dan hal lain diluar prosedur teknis pemberian hutang sehingga aset sebagai jamainan bukan menjadi faktor utama yang diperhatikan dalam memberikan hutang. Lembaga keuangan juga memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusannya dalam memberikan hutang kepada perusahaan. Faktor tersebut diantaranya dilakukan dengan melakukan beberapa analisis yaitu character (latar belakang perusahaan),

capacity (kemampuan dalam mengembalikan kredit), capital (permodalan

perusahaan), collateral (jaminan dari perusahaan), dan condition of economy

(kondisi dan prospek perusahaan).

Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap struktur modal perusahaan. Hasil dari nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -2.567 dengan p-value sebesar 0.001. Pengujian memberikan hasil yang


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis 3 di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) mengungkapkan hubungan antara likuiditas asset dengan struktur modal perusahaan adalah negatif. Sibilkov (2009) mengungkapkan bahwa pengaruh likuiditas aset terhadap struktur modal akan tergantung pada pembatasan penghapusan aset. Likuiditas aset yang tinggi akan membuat aset lebih mudah dijual karena biaya penjualan aset yang rendah dan nilai aset yang lebih tinggi. Penjualan aset akan membuat ukuran perusahaan menjadi kecil dan nilai dari aset perusahaan akan menjadi berkurang. Hal ini merupakan hal yang buruk bagi kreditur. Pembatasan penghapusan aset akan mengurangi penjualan aset yang akan memberikan nilai lebih bagi kreditur. Sibilkov (2009) mengatakan bahwa aset akan meningkatkan struktur modal ketika aset tersebut dijadikan jaminan dalam kontrak hutang. Semakin likuid aset maka akan semakin optimal struktur modal namun jika aset tidak dimasukkan sebagai jaminan dalam kontrak hutang maka likuiditas aset akan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hubungan yang positif antara likuiditas dengan struktur modal menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai nilai aset yang tinggi akan mendorong investor untuk memberikan hutang yang besar pada perusahaan karena adanya jaminan atas aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Hipotesis 4 bertujuan untuk menguji pengaruh growth terhadap struktur modal perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.036 dengan p-value sebesar 0.148. Pengujian memberikan hasil yang tidak


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis 4 tidak didukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) menyatakan dalam free

cash flow theory, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi hendaknya

memperbanyak penggunaan sumber pendanaan dari hutang, tujuannya adalah menghindari perilaku manajer yang menghamburkan uang perusahaan pada proyek yang tidak efisien. Namun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Aditya (2006) yang menemukan bahwa growth berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan tetapi pengaruh tersebut tidak secara signifikan. Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung mudah dalam memperoleh sumber pendanaan baik dari saham maupun hutang.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, tangibility, likuiditas dan growth terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan softwere SPSS 15.0

For Windows. Bedasar kepada analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008) serta penelitian Barros and Silveira (2007).

2. Tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Christianti (2006).

3. Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

penelitian ini mendukung hasil peneleitian Sibilkov (2009).

4. Growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Waliullah dan Nishat (2008).

B. Implikasi Penelitian

1. Investor hendaknya mempertimbangkan profitabiliats dan likuiditas


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan likuiditas akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya.

2. Manajemen hendaknya mempertimbangkan profitabilitas dalam mencari

sumber pendanaan dari hutang untuk menghindari kebangkrutan karena resiko kegagalan membayar hutang.

C. Keterbatasan

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada jenis perusahaan manufaktur sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan generaliasi.

2. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan

lima variabel sebagai determinan struktur modal.

D. Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan seperti dividen, arus kas perusahaan dan penerapan corporate governance.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang perioda penelitian dan mengambil sampel diluar perusahaan manufaktur.