Kromatografi gas spektrometri massa GC-MS Kromatografi gas spektrome t

pada ulat kubis dan bersifat toksik terhadap beberapa jenis serangga dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera dan Orthoptera Faradita, 2010. Menurut Kardinan 2001, menyatakan bahwa kandungan senyawa rotenone yang terdapat pada bagian akar tumbuhan tuba, yaitu 0,3 – 12. Menurut Sugianto 1984, zat – zat beracun yang terkandung lainnya adalah deguelin, tefrosin dan toksikarol, tetapi daya racunnya lemah atau tidak sekuat rotenon. Rotenone adalah racun kuat bagi serangga. Sedangkan pada bengkuang, semua bagian tanaman kecuali umbi bengandung rotenon. Kandungan rotenone pada batang adalah 0,03, daun 0,11, polong 0,02, dan biji 0,66 Martono dkk., 2004. Kandungan rotenone murni pada biji yang telah masak sekitar 0,5 - 1,0 Faradita dkk., 2010. Hansberry dkk 1947, Pachyrrhizus erosus mengandung gugus rotenon, eroson dan pachyrrizid. Gugus yang mempunyai sifat insektisida adalah rotenon, yang terdapat dalam polong dan biji matangnya. Senyawa rotenon tersebut didapatkan pada tumbuhan dengan cara melakukan ekstraksi. Uji fitokimia merupakan suatu pemeriksaan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu simplisia tumbuhan. Uji tersebut dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya senyawa kimia tertentu dalam tumbuhan untuk dapat dikaitkan dengan aktivitas biologinya Farnsworth, 1966.

D. Kromatografi gas spektrometri massa GC-MS

Kromatografi gas spektrometri massa GC-MS merupakan instrumen analisis hasil kombinasi antara kromatografi gas dan spektrometri massa, Menurut Kardinan 20 20 01, menya a ta ta ka k n bahwa kandungan senyawa rotenone yang terd d a apat pada bagian akar tumbuhan n t t uba, yaitu 0,3 – 12. – Menurut Su u gi gianto 1984, zat t – z z at a b b er er ac ac un n yang terkandu ung ng lainnya adalah – deguel l in in, tefrosin dan an t t ok ok sikarol, tetapi daya r rac acun un ny ny a a lemah atau t t idak sekuat ro o t tenon. R R ot ot en en on on e adal al ah ah r acun kuat ba gi ser an gg a. a S S edangk gk an an p pada beng ngkuang, semu a a ba ba gi gi an t t an an am an kecuali umbi be ngandung rot en on. Kand d un unga gan n rote n none pa a da da b batang g adalah 0,03 , daun 0,11, polong ,0 2 , dan bi ji i 0,66 M Marton n o dk dk k. k. , 200 04 . Kandungan rot en on e mu rn i pada b ij i yang telah mas ak s s ekit itar ar 0 ,5 5 - 1,0 Fa radita d kk., 2010. Ha ns be rry dk k 1 94 7, Pachyr rh h izus erosu sus s menga an dung gugus rotenon , eros on dan pac hy rrizid . Gugus yang m em mpunyai ai sifa at inse kt kt is is ida ad alah r r ot ot en en on on, ya ya ng terdapat da da la la m m po po lo lo ng d an bij i m matangny ny a. a. Senyawa rotenon tersebut didapat t ka kan p pada tumbuhan dengan cara melaku kuka ka n n ek ekstra raks k i. Uj Uji i fi fi t to ki ki mi mia a me merupakan n su su at at u u p pemerik k sa sa an an g gol olon ga n senyaw awa a k kimia yang te te rdap p at t d d al alam suatu sim m pl p isia tum umbuhan. Uji ter r se se bu b t dapa pa t t d digunakan untuk membuktikan ada tidaknya ya senyawa kimia tertentu dalam tumbuhan untuk dapat dikaitkan dengan aktivitas b biologinya a Farnsworth, 1966.

D. Kromatografi gas spektrome t

tri massa GC-MS kromatografi gas memiliki kemampuan yang sangat baik dalam hal pemisahan dan analisis kuantitatif komponen sedangkan spektrometri massa memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal identifikasi atau analisis kualitatif. Lebih dari 20 tahun GC-MS telah diperkenalkan untuk analisis sehingga alat ini semakin populer digunakan dalam analisis di bidang kimia, ilmu kedokteran, farmasi, dan lingkungan. Di bidang lingkungan, GC dapat digunakan untuk analisis pestisida Harvey 2000. Menurut Harvey 2000, prinsip kerja kromatografi didasarkan pada perbedaan kepolaran dan massa molekul sampel yang dapat diuapkan. Sampel yang berupa cairan atau gas dapat langsung diinjeksikan ke dalam injektor, jika sampel dalam bentuk padatan maka harus dilarutkan pada pelarut yang dapat diuapkan. Aliran gas yang mengalir akan membawa sampel yang teruapkan untuk masuk ke dalam kolom. Komponen-komponen yang ada pada sampel akan dipisahkan berdasarkan partisi diantara fase gerak gas pembawa dan fase diam kolom. Hasilnya adalah berupa molekul gas yang kemudian akan diionisasikan pada spektrometer massa sehingga melokul gas itu akan mengalami fragmentasi yang berupa ion-ion positif. Ion akan memiliki rasio yang spesifik antara massa dan muatannya mz. Ada dua alasan utama terjadinya hal tersebut. Pertama adalah telah ditemukannya alat yang dapat menguapkan hampir semua senyawa organik dan mengionkan uap. Kedua, fragmen yang dihasilkan dari ion molekul dapat dihubungkan dengan struktur molekulnya. Instrumen alat ini adalah gabungan dari alat GC dan MS, hal ini berarti sampel yang akan diperiksa diidentifikasi dahulu kemampuan yang tinggi dala a m m h hal identifi i ka ka si si atau analisis kualitatif. Lebih dari 20 tahun GC-MS t t el elah diperkenalkan untuk analisis se se hingga alat ini semakin populer digu u n nakan dalam analis s is d d i i bi i da da ng ng kim im ia, ilmu kedok kte te ran, farmasi, dan lingku u n ngan. Di bidan n g g l ling ng kungan, GC dapat t d dig igun unak ak a an untuk ana li li si s s pestisida H Harvey 20 00 00 . Me Men nurut t Ha rv ey 2000, p ri ns ip kerja kro ma to gr graf a i d dida da sa sark rk an p pada pe e rb rb d edaan k ke polaran dan massa mole ku l sampel y ang dapat di diuapk kan an. Samp el e ya ya ng ng ber r up a cairan atau gas da pat la ng sung d iinj eksikan ke dal am m injek ek to tor r, jika sampel l d alam b en tu k padatan ma ka h arus d il arutkan pa da pelar ut t yang dapa pa t diuapk k an . Aliran gas yang me ng al ir akan me mb aw a sampel yang teru a apkan u untu k k masu u k k ke dal am k k ol ol om om. Ko Ko mp mp onen-kompo po ne ne n n ya ya ng ng a da p ad a sa sam mpel aka ka n n di d pisahkan berdasarkan partisi diant nt ar a a a fa fase gerak gas pembawa dan fase di d am am k kol ol om om. Hasilnya adalah berupa molekul gas yang kemudian akan d d ii ii on onis isas as ik ik an pa pada da spe kt ktro me t ter ma mass ss a a sehing g ga ga m mel el ok ok ul ul gas i i tu tu a aka ka n n me ng l alami fr r ag agme me ntasi yang b b er er up p a io o n- n- io ion positif. Ion a a kan mem miliki rasio yan n g g sp sp esifik a a nt ntara massa dan muatannya mz. Ada dua alasan utama t t erjadinya a hal tersebut. Pertama adalah telah ditemukannya alat yang dapat men n gu g ap p k kan hampir semua senyawa organik dan mengionkan uap Kedua fragmen yang dihasilkan dari ion molekul dapat dengan alat GC kromatografi gas kemudian diidentifikasi dengan alat MS spektrometri massa. GC dan MS merupakan kombinasi kekuatan yang simultan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-komponen campuran Harvey 2000.

E. Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Akar Tuba (Derris eliptica (Roxb.) Benth) Terhadap Hama Penggulung Daun Kedelai (Lamprosema indicata F) Di Lapangan

1 71 56

Daya Racun Ekstrak Akar Tuba (Derris elliptica (Roxb.) Benth) terhadap Rayap Tanah (Coptotermes curvignatus Holmgren)

1 74 47

EFEKTIVITAS KOMPOSISI PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta Thunberg) PADA TANAMAN PADI DI LAPANG

0 7 14

EFEKTIVITAS KOMPOSISI PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta Thunberg) PADA TANAMAN PADI DI LAPANG

0 6 6

Efektivitas Komposisi Pestisida Nabati Terhadap Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) Pada Tanaman Padi Di Lapang

0 4 14

SKRIPSI EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA (Derris eliptica Benth) DAN BIJI BENGKUANG (Pachyrrhyzus erosus Urban) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA TERHADAP SERANGGA WALANG SANGIT (Leptocorisa accuta Thunberg).

1 10 13

I. PENDAHULUAN EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA (Derris eliptica Benth) DAN BIJI BENGKUANG (Pachyrrhyzus erosus Urban) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA TERHADAP SERANGGA WALANG SANGIT (Leptocorisa accuta Thunberg).

0 7 6

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA (Derris eliptica Benth) DAN BIJI BENGKUANG (Pachyrrhyzus erosus Urban) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA TERHADAP SERANGGA WALANG SANGIT (Leptocorisa accuta Thunberg).

0 10 14

II. TINJAUAN PUSTAKA EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MAJA (Aegle marmelos) TERHADAP MORTALITAS WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta) PADA TANAMAN PADI.

3 11 7

Efektivitas ekstrak akar tuba (derris elliptica) sebagai pestisida nabati terhadap mortalitas hama walang sangit (leptocorisa acuta thunberg) pada tanaman padi sawah - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18