Hasil yang dicapai pada program promosi kesehatan dalam upaya pencegahan diare pada anak

xci pula dukungan dari pet ugas kesehat an dan kader kesehat an agar perilaku dapat t erpelihara.

2. Hasil yang dicapai pada program promosi kesehatan dalam upaya pencegahan diare pada anak

Pemahaman masyarakat t ent ang diare di Puskesmas M angkuraw ang masih kurang t epat . M ereka beranggapan diare pada anak adalah hal yang biasa. Anak yang m engalam i diare m erupakan suat u pert anda bahw a anak akan bert ambah pint ar at au dengan diare t ersebut badan anak akan menjadi lebih ringan at au “ ent eng” . Diare pada anak t ersebut m ereka anggap suat u peralihan pase perkembangan anak. M isalnya dari t engkurap unt uk bisa duduk, dari duduk bisa berdiri, dari berdiri unt uk bisa berjalan. At au pada saat anak akan t umbuh gigi. Dalam ist ilah set empat mereka m enyebut nya maruas. Anggapan lain di masyarakat bahw a sebagian masyarakat belum m enget ahui hubungan diare dengan pemberian ASI sehingga banyak masyarakat yang t idak m emberikan ASI ekslusif. M asyarakat meyakini bahw a apabila bayi m enangis maka dengan diberikan makanan akan cepat diam . Hal ini juga sangat berpengaruh pada usus bayi sehngga dapat m enyebabkan diare. Salah sat unya adalah M alabsorpsi Lakt osa pada anak. M alobsorpsi m erupakan suat u keadaan di mana t erjadi gangguan proses digest i dan obsorpsi nut rient sehingga nut rient t idak dapat m emasuki usus. M alobsorpsi lakt osa adalah segala sesuat u yang m erujuk pada hidrolist is lakt osa yang t idak lengkap, yang diukur dengan uji klinis yang obyekt if yang xcii bermanifest asi sebagai int oleransi lakt osa. Int oleransi lakt osa adalah suat u keadaan yang dit andai dengan t im bulnya gajala gast roint est inal sebagai akibat t idak dicernanya lakt osa karena defisiensi lact ase. Beberapa keadaan yang berhubungan dengan t erjadinya int oleransi lakt osa berupa diare, infeksi parasit , defisiensi besi, dermat it is at opi dan kolik infant ile ht t p: aslinar.blogspot .com 2010 11 . Pemahaman masyarakat t erhadap penyebab t erjadinya diare adalah hal- hal yang mempengaruhi t erjadinya diare m enurut pemahaman m ereka. M asyarakat m enunjuk fakt or-fakt or risiko t erjadinya diare sebagai penyebab diare. Pemahaman masyarakat t erhadap penyebab penyakit yang belum t epat ini mem pengaruhi t indakan masyarakat dalam m elakukan t indakan pencegahan apalagi didukung oleh pemahaman sebagian besar masrayakat yang menganggap diare bukan penyakit m enular. Anggapan masyarakat bahw a diare bukan penyakit m enular ini dipengaruhi oleh pemahaman bahw a penularan penyakit hanya dapat t erjadi melalui udara dan kont ak langsung saja. Hal ini t idak sesuai dengan pernyat aan dalam Department of child helath medical school 1987 bahw a sebagian besar penularan diare adalah m elalui penularan oral-fekal. Pemahaman masyarakat bahw a diare t idak m enular ini sesuai dengan penelit ian Djaafar 2002 yang menyat akan bahw a masyarakat menganggap bahw a diare t erjadi karena salah makan dan anak sedang bert umbuh. Pemahaman masyarakat t ent ang pengaruh lingkungan t erhadap diare ini t idak sesuai dengan Philips et al. 1987 dan Tjit ra et al . 1994 bahw a fakt or risiko t erjadinya penyakit diare adalah: um ur, higiene perorangan, sanit asi lingkungan, xciii st at us sosial ekonom i, st at us gizi dan st at us sosial ekonom i. M enurut Zubir 2005 fakt or risiko yang berkait an dengan t erjadinya diare di Kabupat en Kut ai Kart anegara adalah pemberian ASI, kebiasaan t idak cuci t angan sebelum m enyuapi anak dan buang air besar t idak di jamban. Pemahaman masyarakat t ent ang pengaruh lingkungan dan sumber air yang kurang t epat ini sesuai dengan hasil penelit ian Djaafar 2002 yang m enyat akan bahw a masyarakat m enganggap diare t idak menular dan t idak dit ularkan m elalui air. Berdasar uraian di at as t erlihat bahw a pemahaman masyarakat t ent ang diare di Puskesmas M angkuraw ang masih kurang t epat . Terdapat beberapa persepsi yang t idak t epat . Pemahaman dan persepsi masyarakat ini dipengaruh i oleh penget ahuan dan informasi yang dit erima. Selama ini kegiat an penyuluhan lebih dit ekankan pada penanganan diare dari pada usaha pencegahan dan pengert ian diare it u sendiri. Pemahaman masyarakat t ent ang penyakit diare sebagai hal biasa dan dapat dit angani sendiri m empengaruhi t indakan yang diam bil apabila t erjadi diare. M asyarakat umum nya m enunggu sampai 3 hari sebelum m embaw a anak berobat . Penanganan sendiri yang dilakukan berupa pemberian cairan rehidrasi oral dan pemberian obat t radisional. Pemberian rehidrasi oral kepada penderit a diare ini sesuai dengan penelit ian Vict oria, et .al. 2000 yang m enyat akan bahw a cairan rehidrasi oral t erbukt i bermanfaat unt uk mengat asi dehidrasi pada anak. Penget ahuan masyarakat m engenai penanganan pert ama diare sudah cukup baik dibandingkan dengan penget ahuan t ent ang pencegahan diare. M asyarakat m enguasai t indakan pert ama yang harus diam bil sepert i usaha xciv pemberian rehidrasi oral dan pengenalan t anda-t anda dehidrasi sebagai t anda m ereka harus m em baw a anak m ereka peraw at an lebih lanjut . Berikut adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai t ingkat annya : 1.Dehidrasi ringan. M uka m em erah, rasa sangat haus, kulit kering dan pecah-pecah, volum e urine berkurang dengan w arna lebih gelap dan biasanya pusing dan lemah, kram ot ot t erut ama pada kaki dan t angan, m engant uk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang. 2.Dehidrasi sedang. Tekanan darah m enurun, pingsan, kont raksi kuat pada ot ot lengan, kaki, perut dan punggung. Perut kembung, gagal jant ng, ubun-ubun cekung, denut nadi cepat dan lemah. 3. Dehidrasi berat . Kesadaran berkurang. Tidak buang air kecil. Tangan dan kaki m enjadi dingin dan lem bab. Denyut nadi cepat dan lemah hinga t idak t eraba. Tekanan darah m enurun drast is hingga t idak dapat diukur. Ujung kaki, ujung jemari t angan, mulut dan lidah berw arna kebiruan ht t p: ht t pyasirblogspot com .2009 03 . Namun masyarakat kurang dapat menghubungkan ant ara diare dengan lingkungan sehingga masyarakat t idak melakukan t indakan pencegahan . Unt uk it u perlu dilakukan promosi kesehat an yang bert ujuan unt uk memberikan informasi kepada masyarakat t ent ang pengaruh lingkungan t erhadap pencegahan diare. Dengan informasi yang diberikan diharapkan masyarakat m enget ahui hubungan xcv ant ara lingkungan dengan diare sehingga diharapkan akan m elakukan t indakan pencegahan yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan penyat aan Green dan Kreut er 1991 bahw a penget ahuan merupakan fakt or yang m empengaruhi seseorang unt uk melakukan t indakan. Kebut uhan masyarakat akan prom osi pencegahan diare berbent uk program pendidikan kesehat an yang dapat memberikan peningkat an penget ahuan. M asyarakat m enginginkan mat eri yang diberikan m engenai diare secara keseluruhan t et api sebagian besar masyarakat menginginkan mat eri m engenai penanganan diare saja. Hal ini menunjukkan bahw a masyarakat t idak t erbiasa unt uk m elakukan pencegahan akan t et api masyarakat t erbiasa unt uk melakukan t indakan set elah masalah m uncul. Penget ahuan masyarakat m engenai diare t erbat as pada penyebab t idak langsung yang berkait an dengan kebersihan makanan dan int oleransi makanan saja. Pemahaman masyarakat m engenai fakt or risiko t erjadinya diare dari sisi lingkungan masih kurang sehingga kebut uhan masyarakat unt uk m enget ahui peranan lingkungan dalam pencegahan diare belum ada. Padahal berdasar hasil observasi dan pem eriksaan bakt eriologis air diket ahui bahw a peranan lingkungan cukup besar dalam t erjadinya diare di daerah t ersebut . Cara penyam paian yang dipilih masyarakat adalah dengan ceramah dibandingkan dengan konseling. M enurut Dignan dan Carr 1992 kelebihan xcvi m et ode ini adalah mudah unt uk dilaksanakan, menyajikan informasi, m empengaruhi opini sert a m enumbuhkan pem ikiran krit is dan prakt is. Sem ent ara it u Ew less dan Sim net 1995 m enyat akan bahw a kelemahan m et ode ini adalah ceramah merupakan proses komunikasi sat u arah, sehingga mat eri yang disampaikan kadang-kadang hanya dapat diingat pada akhir pert emuan dan akan berkurang beberapa hari kem udian. Dignan dan Carr 1992 mengat akan bahw a penyusunan media kesehat an adalah berdasarkan krit eria-krit eria a ccept ibilt y yait u m empert imbangkan met ode dan kegiat an yang akan dipergunakan unt uk m enyampaikan pesan promosi kesehat an dapat dit erima oleh masyarakat penerima. Selain it u juga m empert imbangkan literacy yait u t ingkat melek huruf penerima pesan kesehat an, t ingkat audit ory yait u t ingkat masyarakat m enerima pesan melalui m edia audio dan audio visual pada kehidupan sehari –hari. Krit eria lain adalah kebiasaan masyarakat unt uk m endapat kan informasi, biaya yang dibut uhkan unt uk pelaksanaan met ode dan kegiat an, c onvinience yait u kemudahan dalam pelaksanaan, f easibilit y yait u kemungkinan unt uk dapat dilaksanakan dan efekt ifit as. Sehint agga dalam penyusunan m edia kesehat an unt uk pencegahan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang akan m enerima penyuluhan sepert i budaya yang ada di masyarakat , t ingkat pendidikan, umur dan kebiasaan masyarakat dalam m emperoleh informasi. M edia lain sepert i t elevisi dan radio t idak dipilih sebagai saluran informasi karena kurang dapat m emberikan kenyamanan bagi ibu unt uk m endapat kan xcvii informasi. Dua m edia ini m enunt ut int ensit as yang lebih dari penggunanya sement ara t elevisi dipergunakan bersama seluruh keluarga dan para ibu m empunyai kesibukan lain di rumah. Ket idakt ert arikan masyarakat t erhadap informasi yang berasal dari media ini juga didukung oleh masyarakat yang ingin m empert ahankan sikap yang diyakininya selama ini. Selain it u dipengaruhi juga oleh ket idakmampuan masyarakat unt uk m engelola informasi yang komplek. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Egger et al. 1993 yang m enyat akan bahw a kegagalan penyampaian pesan lew at m edia dipengaruhi oleh apat isme masyarakat , mempert ahankan sikap dan ket idakmampuan unt uk m encerna informasi yang kompleks. Sumber pesan yang dipilih adalah t enaga kesehat an. M asyarakat t idak m em ilih secara khusus t enaga kesehat an yang disukai unt uk m enyampaikan pesan. Kemampuan sumber m enguasai masalah m enjadi alasan pem ilihan sumber. M c Guire cit . M ort on et al. ,1995 menyat akan bahw a efekt ivit as komunikat or dalam penyampaian pesan t ergant ung dari credibilit y, at t ract iveness dan power . Ini berart i kredibilit as penyampai pesan, kem enarikan dan kekhasan penyampai pesan sangat berpengaruh t erhadap t arget at au out come yang diinginkan. Kredibilit as komunikat or dit ent ukan oleh kompet ensi dan ket erpercayaan sum ber. xcviii M enurut masyarakat t erkait masalah kesehat an maka sumber informasi yang mereka percaya dan dianggap mem punyai keahlian adalah t enaga kesehat an m eskipun t enaga kesehat an yang t ersedia sangat t erbat as jum lahnya. Unt uk m engat asi ket erbat asan t enaga kesehat an perlu dilakukan usaha unt uk m enambah sum ber informasi lain yang sesuai dengan kebut uhan masyarakat yait u sumber informasi harus m enguasai permasalahan kesehat an. Unt uk it u peran kader kesehat an dapat dit ingkat kan sehingga dapat m enjadi sumber pesan yang dipercayai dan dianggap mampu memberikan informasi. Usaha yang dapat dilakukan ant ara lain dengan pelat ihan kader kesehat an dan pem binaan rut in sehingga kader mam pu menjadi penyuluh kesehat an yang handal. 3.Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program promosi kesehatan. Proses perencanaan di Puskesmas M angkuraw ang juga kurang sesuai dengan prinsip perencanaan dan penganggaran t erpadu Depkes, 2006 yang m enyat akan bahw a proses perencanaan sebaiknya dilakukan t erpadu ant ara Dinas Kesehat an dan Puskesmas sehingga t idak t erjadi t umpang t indih program . Salah sat u prinsip P2KT Perencanaan dan Penganggaran Kesehat an Terpadu adalah int egrasi yait u m engint egrasikan kegiat an yang akan dilakukan. Int egrasi yang dilakukan meliput i pelaksanaan bersama kegiat an berbagai program berbeda, sumberdaya yang dipergunakan bersama, int ervensi, sist em pelayanan dan dana. Unt uk it u diperlukan kesepakat an ant ara Puskesmas dan Dinas Kesehat an mengenai kegiat an yang akan dilakukan. xcix Berdasar uraian di at as, maka proses perencanaan dan pelaksanaan kegiat an di Kabupat en Kut ai Kart anegara selama ini kurang sesuai dengan yang disampaikan Suhart o 1997 bahw a proses perumusan kebijakan sosial m elalui t ahapan, yait u: t ahap ident ifikasi, t ahap implem ent asi dan t ahap evaluasi. Set iap t ahap t erdiri dari beberapa t ahapan yang saling t erkait . Proses perencanaan sebaiknya dilakukan sebelum im plement asi kegiat an dan diakhiri dengan evaluasi. Sem ent ara di Puskesmas M angkuraw ang kegiat an yang dilakukan selama ini berdasar pada kasus yang muncul. Kegiat an yang dilakukan m erupakan bagian dari usaha pemecahan masalah yang m uncul m eskipun apabila masalah muncul dilakukan juga usaha-usaha sepert i pengumpulan dat a, analisis penyebab dan penent uan int ervensi, t et api semua kegiat an t ersebut akan dilakukan hanya apabila muncul kasus yang perlu dit angani. Proses evaluasi yang dilakukan sebagian besar m erupakan evaluasi hasil unt uk m elihat cakupan kegiat an saja sement ara evaluasi proses kadang kala t erabaikan. Salah sat u ham bat an at au kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan promosi pencegahan diare adalah adanya anggapan t ent ang diare it u sendiri, baik di masyarakat maupun di kalangan pet ugas kesehat an. M asih banyak w arga masyarakat yang beranggapan bahw a diare adalah hal yang biasa t erjadi, sedangkan pet ugas m enganggap bahw a diare bukan m erupakan priorit as masalah kesehat an, sepert i penut uran informan berikut . Anggapan lain di masyarakat yait u masyarakat belum m enget ahui hubungan ant ara diare dengan pemberian ASI sehingga masih banyak masyarakat c yang t idak m emberikan ASI eksklusif. Tindakan masyarakat ini disebabkan karena penget ahuan masyarakat t ent ang ASI yang masih kurang. M asyarakat m eyakini bahw a apabila bayi menangis maka d engan diberikan makanan akan cepat diam . Selain it u penget ahuan dan keyakinan masyarakat t erhadap ASI juga masih kurang. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kualit as ASI yang kurang karena asupan gizi ibu ham il yang kurang. Selain adanya anggapan di masyarakat , hambat an lain yang dihadapi m enurut informan adalah perilaku masyarakat yang t idak sesuai dengan penget ahuan yang dim iliki. Hambat an lain yang dihadapi adalah t erbat asnya pet ugas dan belum adanya pet ugas khusus prom osi kesehat an. Promosi kesehat an selama ini dilakukan oleh pet ugas yang m erangkap t ugas, di sam ping melaksanakan t ugas-t ugas yang lain. Pet ugasnya juga t idak t et ap dan sering bergant i-gant i. Sehingga program t idak berkesinambungan. Unt uk seorang PNS, at urannya jelas, PP No. 00 2000 t ent ang Pengangkat an Pegaw ai Negeri Sipil Dalam Jabat an St rukt ural. Disebut kan bahw a PNS yang m enduduki jabat an st rukt ural t idak dapat menduduki jabat an rangkap, baik dengan jabat an st rukt ural maupun dengan jabat an fungsional. At uran lainnya t ert era dalam PP No. 47 2005 t ent ang Perubahan at as PP No. 29 1997 t ent ang PNS yang m enduduki jabat an rangkap. Disebut kan, ada pengecualian dalam hal rangkap jabat an adalah jaksa, penelit i, dan perancang. Namun, dit egaskan kembali dalam perat uran peem rint ah it u, bahw a PNS dilarang m enduduki jabat an rangkap. Larangan ini filosofinya agar pejabat konsent rasi dan bert anggung jaw ab pada sat u jabat an yang diembannya. ci Bagi publik, rangkap jabat an masih bisa dit erima, sejauh it u at as dasar penugasan. Namun, rangkap jabat an it u t idak harus diikut i dengan rangkap pendapat an. M ent al dan karakt er m engemban t ugas negara harus m enjadi landasan unt uk m enegakkan prinsip pendapat an t unggal single incom e principle. blogdet ik.com , 24 maret 2010. cii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Pelaksanaan Program Promosi kesehatan yang sesuai kebutuhan masyarakat dalam upaya pencegahan diare pada anak : a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara insidentil apabila ditemukan masalah atau ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu. Bukan merupakan kegiatan yang sudah terprogram dengan baik. b. Penyuluhan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan Pos Yandu. Konseling dilakukan bersamaan dengan pengobatan baik di Pos Yandu maupun poliklinik puskesmas. c. Penyuluhan dilakukan juga dengan cara pemutaran film layar lebar dan membagi-bagikan pemflet dan poster kesehatan; 2. Hasil yang dicapai oleh program Promosi kesehatan dalam upaya pencegahan diare pada anak. a. Sebagian besar masyarakat sudah mengerti cara melakukan penanganan sendiri terhadap anak batitanya yang terserang diare. b. Program promosi pencegahan diare yang dilakukan di Puskesmas Mangkurawang belum dapat menghilangkan beberapa anggapan yang kurang tepat terhadap diare. Pelaksanaan promosi kesehatan pada kasus diare pada anak masih berorientasi bagaimana cara