Kesimpulan Tata Cara Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia. Dari data-data yang ada pada bab terdahulu dapat disimpulkan: 1. Adapun tata cara penghapusan piutang pajak: Kepala KPP setiap bulan wajib melakukan inventarisasi terhadap piutang-piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, penghapusan piutang pajak dapat dilakukan dari: Wajib Pajak yang meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan, dan tidak mempunyai ahli waris, wajib pajak yang tidak mempunyai harta kekayaan lagi, dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang, wajib pajak yang hak penagihannya telah daluwarsa berdasarkan pasal 22 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007, Wajib Pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena sebab lain, seperti Wajib Pajak yang tidak dapat ditemukan lagi. Piutang pajak dapat juga dihapuskan yang tertera dalam: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT, Surat Ketetapan Pajak SKP, Surat Ketetapan Pajak Tambahan SKPT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, atau Piutang Pajak yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena: Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan, Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi. Hak untuk melakukan penagihan daluwarsa, sebab lain sesuai hasil penelitian. 2. Kendala yang ditemui penulis dalam tata cara penghapusan piutang pajak pada KPP Pratama Medan Polonia sangat membutuhkan waktu yang sangat lama dan belum pernah dilakukan, hanya diusulkan saja. Proses atau prosedur pelaksanaan piutang pajak belum dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dan dengan cara yang efisien. 3. Adapun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah yaitu: a. Mengenakan denda bagi wajib pajak yang tidak mau membayar pajaknya. b. Menghimbau masyarakat akan kesadaran untuk melaporkan sendiri pajak terutang kepada Dirjen Pajak. c. Kantor Pelayanan Pajak harus melakukan up to date data Wajib Pajak. d. Melakukan penambahan petugas pelaksana administrasi. e. Melakukan antisipasi dengan melakukan penagihan secara konsisten terutama untuk Wajib Pajak yang memiliki tunggakan. f. Melakukan penyelidikan dan penyisiran terhadap harta Wajib Pajak melalui pejabat wilayah setempat dimana harta tersebut berada.

B. Saran