Berdasarkan tujuan PKLM yang pertama untuk mengetahui Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak yaitu:
Piutang pajak yang dapat dihapuskan dalam:
a. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT;
b. Surat Ketetapan Pajak SKP;
c. Surat Ketetapan Pajak Tambahan SKPT;
d. Surat Tagihan Pajak STP;
e. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB;
f. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT;
g. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah.
B. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Piutang Pajak Di KPP Pratama
Medan Polonia
1. Kendala-kendala yang di hadapi oleh KPP Pratama Medan Polonia
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Medan Polonia antara lain :
a. Masalah tenaga kerja di KPP Pratama Medan Polonia khususnya pada seksi
Penagihan yang menangani pekerjaan, maupun subseksi lainnya masih
dirasakan kurang. Hal ini berpengaruh sekali dalam pencatatan Kohir yang sebenarnya membutuhkan tenaga yang begitu banyak.
b. Prosedur Penghapusan Piutang Pajak tersebut di atas terlalu memakan
waktu yang sangat lama dan terlalu panjang yang dilihat dari jangka waktu penyelesaian Penghapusan Piutang Pajak itu sendiri.
c. Kurangnya tenaga administrasi dalam hal penerbitan Surat Tagihan.
d. Banyaknya Wajib Pajak yang sudah tidak ditemukan lagi pindah alamat
sehingga sulit untuk melakukan penelusuran lebih lanjut dan data Wajib Pajak yang tidak up to date
e. Pembatasan akses ke perbankan
f. Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi yang tidak mau memberikan
surat keterangan atas suatu harta yang dijadikan objek sita g.
Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi bangkrut sehingga tidak bisa membayar utang pajaknya
2. Masalah Penghapusan Piutang Pajak yang Belum Dilakukan Di KPP Pratama
Medan Polonia Pada dasarnya di KPP Pratama Medan Polonia akan dilakukan Penghapusan
Piutang Pajak, tapi sampai saat ini belum dapat dilaksanakan dikarenakan belum adanya persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. Sehingga banyak
sekali Piutang Pajak di KPP Pratama Medan Polonia yang belum terselesaikan. Usulan Penghapusan Piutang Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
mengusulkan ke Kantor Wilayah Kanwil lalu Kanwil mengusulkan ke
Dirjen Pajak kemudian ke pusatnya yaitu Menteri Keuangan. sumber, KPP Pratama Medan Polonia.
C. Upaya - upaya yang Dilakukan Oleh KPP Pratama Medan Polonia
UntukMengatasi Kendala Penghapusan Piutang Pajak
1. Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak mau membayar pajaknya
Pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Adapun sanksi yang
dikenakan bagi Wajib Pajak yang tidak mau membayar pajaknya terbagi dua antara lain :
a. Sanksi Administrasi yang terdiri dari :
1. Sanksi administrasi berupa denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam UU perpajakan. Terkait besarannya denda dapat
ditetapkan sebesar jumlah tertentu, persentase dari jumlah tertentu, atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu.
2. Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan utang pajakmenjadi lebih besar. Jumlah bunga dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari suatu jumlah, mulai dari saat bunga itu menjadi hakkewajiban sampai dengan saat diterima dibayarkan.
3. sanksi administrasi berupa kenaikan adalah sanksi yang paling ditakuti oleh Wajib Pajak karena apabila dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak
yang harus dibayar bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan
pada dasarnya dihitung dengan angka persentase tertentu jumlah pajak yang tidak kurang dibayar.
b. Sanksi Pidana
Kita sering mendengar sanksi pidana dalam peradilan umum. Dalam perpajakan juga dikenai adanya sanksi pidana. UU KUP menyatakan bahwa
pada dasarnya pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.\
2. Menghimbau masyarakat akan kesadaran untuk melaporkan sendiri pajak
terutang kepada Dirjen Pajak dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan ataupun dengan mengirimkan surat himbauan kepada Wajib Pajak untuk
membayar pajak terhutangnya kepada Dirjen Pajak. 3.
Kantor Pelayanan Pajak harus melakukan up to date data Wajib Pajak, up to date yang dimaksud agar dapat memperbarui data Wajib Pajak terdaftar.
4. Melakukan penambahan petugas pelaksana administrasi dikarenakan banyaknya
jumlah Wajib Pajak terdaftar yang memiliki piutang tidak sebanding dengan jumlah petugas administrasi.
5. Melakukan antisipasi dengan melakukan penagihan secara konsisten terutama
untuk Wajib Pajak yang memiliki tunggakan. 6.
Melakukan penyelidikan dan penyisiran terhadap harta Wajib Pajak melalui pejabat wilayah setempat dimana harta tersebut berada.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan