Gejala Klinis Faktor Risiko

nafas nafas cepat dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Klasifikasi bukan pneumonia mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada ke dalam. Dengan demikian klasifikasi bukan pneumonia mencakup penyakit-penyakit ISPA diluar pneumonia seperti batuk pilek biasa commom cold, pharyngitis, tonsillitis, otitis. WHO merekomendasikan klasifikasi klinis dan pengobatan yang diberikan pada balita usia 2 bulan sampai 5 tahun yang memiliki batuk atau kesukaran bernafas, dapat dilihat pada table sebagai berikut: Table 2.1 Kriteria WHO Terhadap Pengobatan Pada Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun Yang Memiliki Batuk Atau Kesukaran Bernafas Sesuai Dengan Klasifikasi Klinis Penderita Kriteria Pneumonia Gejala Klinis dan Pengobatan Bukan pneumonia Tidak ada sesak nafas, tidak ada tarikan dinding dada, tidak diberikan antibiotik. Pneumonia Nafas cepat, tidak ada tarikan dinding dada. Pengobatan di rumah dengan pemberian antibiotik kotrimaxazol atau amoksisilin. Pneumonia berat Nafas cepat, tarikan dinding dada, tidak ada sianosis, masih mampu makan minum. Dirujuk ke rumah sakit. Pneumonia sangat berat Nafas cepat, tarikan dinding dada, ada sianosis, tidak mampu makan minum, kejang, sukar dibangunkan, stidor sewaktu tenang, gizi buruk. Dirujuk ke rumah sakit.

2.6.2 Berdasarkan etiologi Table 2.2. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Etiologi

Grup Penyebab Tipe Pneumonia Bakteri - Streptococcus Pneumonia - Streptococcus Piogenesis - Staphilococcus aureus - Klebsiela pneumonia - Eschereria coli - Yersinia pestis - Legionnaires bacillus Pneumoni bacterial Legionnaires disease Virus - Influenza virus - Virus respiratory Syncytial Pneumonia virus Mikroplasma - Mikroplasma pneumonia Pneumonia mikroplasmal Protozoa - Pneumositis Carinii Pneumonia pneumosistis pneumonia plasma sel Sumber : Alsagaff dan Mukty, 2010. 2.7 Diagnosis Diagnosis gejala pneumonia bervariasi tergantung pada umur penderita dan penyebab infeksinya. Pneumonia karena infeksi bakteri biasanya menyebabkan anak sakit berat mendadak dengan demam tinggi dan nafas cepat. Infeksi karena virus umumnya lebih gradual dan bisa memburuk setiap saat. Gejala - gejala yang sering ditemui pada anak dengan pneumonia adalah nafas cepat dan sulit bernafas, batuk, demam, menggigil, sakit kepala, nafsu makan hilang, dan mengik. Balita yang menderita pneumonia berat bisa mengalami kesulitan bernafas, sehingga dadanya bergerak naik turun dengan cepat atau tertarik ke dalam saat menarik nafas atau inspirasi yang dikenal sebagai “lower chest wall indrawing”. Gejala pada anak usia muda bisa berupa kejang, kesadaran menurun, suhu turun hipotermia, tidak bereaksi letargi dan minum terganggu Depkes, 2010. Pemeriksaan foto toraks chest X-ray merupakan baku emas gold standard untuk memastikan kecurigaan akan adanya pneumonia Baker, 2001. Indikasi pemeriksaan foto toraks pada pneumonia Kunnamo, 2005: - Anak dengan suara nafas berkurang. - Anak dengan gejala saluran pernafasan bawah seperti takipneu. - Tanda-tanda infeksi bakteri demam dan peningkatan konsentrasi serum CRP walaupun focus infeksi tidak diketahui. - Aspirasi benda asing kebanyakan benda asing tidak dapat dilihat pada foto dada tetapi mungkin dapat menyebabkan tanda-tanda infeksi atau hiperinflasi. Table 2.3. Pedoman Tatalaksana Kasus Pneumonia Pada Anak Gejala Diklasifikasikan sebagai Pengobatan Nafas cepat Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Stidor pada anak dalam keadaan tenang Pneumonia berat Segera dirujuk rumah sakit untuk pemberian suntikan antibiotika dan pemberian oksigen bila diperlukan. Berikan 1 dosis antibiotika yang tepat. Nafas cepat Pneumonia tidak berat Berikan antibiotika yang tepat untuk diminum. Nasihati ibu dan beritahu bila harus kembali untuk kunjungan control. Tidak ada nafas cepat Bukan pneumonia penyakit paru lain Nasihati ibu dan beritahu kapan harus kembali bila gejala menetap atau keadaan memburuk. Disebut nafas cepat, apabila: Anak usia 2 bulan bernafas 60 kali atau lebih per menit Anak usia 2 bulan sampai 11 bulan bernafas 50 kali atau lebih per menit Anak usia 12 bulan sampai 5 tahun bernafas 40 kali atau lebih per menit

2.8 Pencegahan Pneumonia

Pencegahan pneumonia selain dengan menghindarkan atau mengurangi faktor risiko dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman diagnosis dan pengobatan pneumonia, penggunaan antibiotika yang benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus yang pneumonia berat. Peningkatan gizi termasuk pemberian ASI eksklusif dan asupan seng, peningkatan cakupan imunisasi, dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat pula mengurangi faktor risiko. Penelitian terkini juga menyimpulkan bahwa mencuci tangan dapat mengurangi kejadian pneumonia Depkes, 2010. Usaha Untuk mencegah pneumonia ada 2 yaitu: Pencegahan Non spesifik Meningkatkan derajat sosio-ekonomi i. Mengurangkan kemiskinan ii. Meningkatkat tingkat pendidikan iii. Mencegah masalah kurang gizi iv. Meningkatkan derajat kesehatan v. Mengurangkan morbiditas dan mortalitas Lingkungan yang bersih, bebas polusi Pencegahan Spesifik i. Cegah bayi berat lahir rendah BBLR ii. Pemberian makanan yang baikgizi seimbang