dengan berat badan lahir 2500 gram sebanyak 9 penderita 27.3. Sedangkan berat badan lahir yang tidak terukur adalah sebanyak 10 penderita 30.3
5.1.2.3 Distribusi Penderita berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.3 Distribusi Penderita berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah n Persentase
Laki-laki 24
72.7 Perempuan
9 27.3
JUMLAH 33
100.0
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa penderita pneumonia yang banyak adalah pada laki-laki sebanyak 24 penderita 72.7, berbanding dengan perempuan
sebanyak 9 penderita 27.3.
5.1.2.4 Distribusi Penderita berdasarkan Status Gizi
Tabel 5.4 Distribusi Penderita berdasarkan Status Gizi
Status Gizi Frekuensi n
Persentase Gizi baik
20 60.6
Gizi buruk 13
39.4 JUMLAH
33 100.0
Dari tabel 5.4 didapati bahwa penderita pneumonia yang banyak adalahpada pasien dengan gizi baik sebanyak 20 penderita 60.6. Frekuensi status gizi
penderita pneumonia terendah adalah gizi buruk sebanyak 13 penderita 39.4.
5.1.2.5 Distribusi Penderita berdasarkan Status Imunisasi
Tabel 5.5 Distribusi Penderita berdasarkan Status Imunisasi Status Immunisasi
Fekuensi n Persentase
Diimunisasi 15
45.5 Tidak diimunisasi
18 54.5
JUMLAH 33
100.0
Dari tabel 5.5 didapati bahwa kebanyakkan yang menderita pneumonia adalah pasien yang tidak diimunisasi yaitu sebanyak 18 penderita 54.5. Penderita
pneumonia yang diimunisasi adalah sebanyak 15 penderita 45.5.
5.1.2.6 Distribusi Penderita berdasarkan Kesembuhan
Tabel 5.6 Distribusi Penderita berdasarkan Kesembuhan Kesembuhan
Frekuensi n Persentase
Sembuh 8
24.2 Meninggal
7 21.2
Pulang atas permintaan sendiri
18 54.5
JUMLAH 33
100.0
Dari tabel 5.6 didapati bahwa frekuensi kesembuhan tertinggi adalah pulang atas permintaan sendiri yaitu sebanyak 18 penderita 54.5. Frekuensi kesembuhan
terendah adalah meninggal yaitu sebanyak 7 penderita 21.2 dan diikuti dengan yang sembuh sebanyak 8 penderita 24.2.
5.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014,
diperoleh data mengenai karakteristik penderita yang Pneumonia. Data-data tersebut akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan
dijabarkan sebagai berikut.
5.2.1 Distribusi Penderita Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini, usia penderita pneumonia pada anak yang terbesar adalah pada kelompok berusia 2 bulan
– 5 tahun diikuti kelompok berusia 5 tahun – 18 tahun. Sedangkan usia penderita pneumonia anak yang berjumlah kecil adalah pada
kelompok berusia 2 bulan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian 2012.
Menurut Dian, rentang usia 2 bulan – 5 tahun dan kelompok berusia 5 tahun –
18 tahun berisko lebih besar untuk terkena pneumonia berbanding dengan anak berusia dari 2 bulan. Hal ini karena, sudah banyak berinteraksi dengan faktor
lingkungan dan sistem imun yang lemah akibat malnutrisi.
5.2.2 Distribusi Penderita Berdasarkan Berat Badan Lahir
Dari hasil penelitian ini, anak yang menderita pneumonia lebih besar pada anak berat badan lahir rendah 2500 gram dibandingkan dengan yang normal.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian 2012, yang menyatakan bahwa anak dengan berat badan lahir rendah mempunyai resiko
terkena pneumonia dibandingkan dengan anak dengan berat badan lahir normal. Hal ini karena, menurut Kartasasmita 2010, berat badan saat lahir menentukan
perkembangan fisik serta mental pada masa balita. Adapun masalah kesehatan yang dialami oleh anak yang berat badan lahir rendah lebih mudah terkena penyakit
infeksi, terutama pneumonia dan infeksi saluran pernapasan akut ISPA lainnya. Hal ini dikarenakan pembentukan sistem kekebalan yang belum sempurna.
5.2.3 Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, anak laki-laki lebih banyak yang mengalami kejadian pneumonia dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dian 2012, yang menyatakan bahwa pneumonia anak lebih banyak menyerang anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.
Menurutnya, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian pneumonia anak. Hal ini disebabkan karena proporsi anak pneumonia pada
anak perempuan dan laki-laki hampir sama. Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nur 2007, yang menyatakan bahwa anak perempuan lebih cenderung terkena pneumonia. Menurutnya, hal ini mungkin terkait dengan pendekatan antara anak
perempuan dengan ibinya, sehingga kemungkinan lebih sering dibawa ke dapur yang berasap.
5.2.4 Distribusi Penderita Berdasarkan Status Gizi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak dengan gizi baik lebih rentang terkena infeksi pneumonia dibandingkan dengan anak dengan gizi buruk.
Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehRusepno 2005, yang menyatakan bahwa gizi buruk akan menyebabkan anak
lebih rentan terhadap infeksi, seperti pneumonia. Hal ini karena, menurunnya status gizi akan menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh terhadap infeksi yaitu melalui
gangguan imunitas humoral yang disebabkan oleh menurunnya komplemen protein dan menurunnya aktivitas leukosit untuk memfagosit maupun membunuh kuman.
5.2.5 Distribusi Penderita Berdasarkan Status Imunisasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang tidak diberikan imunisasi dasar lebih rentang terkena infeksi pneumonia dibandingkan dengan anak yang
sudah diimunisasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Agussalim 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status imunisasi dan infeksi pneumonia dan penyakit ISPA
yang lain. Hal ini disebabkan karena pemberian imunisasi lengkap sebelum anak mencapai 1 tahun, anak akan terlindung dari infeksi pernafasan termasuk batuk
rejan. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri 2014. Menurutnya, tidak ada hubungan antara pemberian imunisasi dan
terkenanya penyakit pneumonia.
5.2.6 Distribusi Penderita Berdasarkan Kesembuhan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien pulang sembuh adalah 24.2, pasien yang meninggal adalah 21.2 dan yang selebihnya pulang atas
permintaan sendiri sebanyak 54.5. Lain halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Yudhi 2012, yang
menyatakan bahwa pasien sembuhnya lebih tinggi sebanyak 85.1 dibandingkan dengan pasien yang meninggal sebanyak 4.1 dan pasien yang pulang atas
permintaan sendiri sebanyak 10.8. Hal ini karena, kesembuhan penyakit pneumonia sangat bergantung pada status gizi pasien dan berat penyakit serta
penyakit penyerta.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada penderita Pneumonia pada anak pada tahun 2014, dapat diambil kesimpulan seperti berikut:
1. Jumlah kasus pasein anak yang menderita pneumonia di RSUP Haji Adam Malik
pada tahun 2014 adalah 33 orang. 2.
Proporsi kelompok usia tertinggi yang menderita Pneumonia adalah pasien berusia 2 bulan
– 5 tahun sebanyak 16 orang 48.5, diikuti oleh kelompok pasien berusia 5 tahun
– 18 tahun sebanyak 15 orang 45.5. Kelompok usia terendah yang menderita pneumonia adalah pasein berusia 2 bulan yaitu
sebanyak 2 orang 6.1. 3.
Proporsi berat badan lahir tertinggi yang menderita pneumonia adalah anak yang berat badan lahirnya rendah yaitu sebanyak 14 orang 42.4. Penderita
pneumonia dengan berat badan lahirnya normal adalah sebanyak 9 orang 27.3 dan penderita pneumonia yang berat badan lahirnya tidak terukur adalah
sebanyak 10 orang 30.3. 4.
Proporsi jenis kelamin yang tertinggi ynag menderita pneumonia adalah laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu sebanyak 24 orang 72.7. Penderita
pneumonia perempuan adalah sebanyak 9 orang 27.3. 5.
Proporsi status gizi tertinggi yang menderita penyakit pneumonia adalah pasien dengan status gizi baik yaitu sebanyak 20 orang 60.6. Pasien dengan status
gizi buruk yang menderita penyakit pneumonia adalah sebanyak 13 orang 39.4.
6. Proporsi status imunisasi tertinggi yang menderita penyakit pneumonia adalah
pasien yang tidak diimunisasi yaitu sebanyak 18 orang 54,5. Pasien yang
menderita penyakit pneumonia yang telah diimunisasi adalah sebanyak 15 orang 45.5.
7. Proporsi kesembuhan penyakit pneumonia yang tertinggi adalah pasien yang
pulang atas permintaan sendiri sebanyak 18 orang 54,5. Kesembuhan penyakit pneumonia yang terendah adalah pasien yang meninggal sebanyak 7
orang 21.2 dan diikiti oleh pasien sembuh sebanyak 8 orang 24.2.
6.2 Saran
1. Diharapkan peningkatan tingkat pengetahuan masyarakat, tenaga paramedic
dan medis mengenai gejala penyakit pneumonia supaya dapat memperbaiki prognosa penyakit ini dan akan dapat memberikan prognosa yang lebih baik.
2. Data rekam medis perlu dilengkapkan dan dirapikan sehingga informasi yang
ingin digali dapat dibaca dengan lebih mudah dan sempurna, misalnya yang berhubungan dengan faktor- faktor risiko pneumonia.
3. Pencegahan pneumonia salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan
imunisasi dasar pada bayi terutama DPT dan Campak. Salah satu alternatif lain adalah memberikan vaksinasi Hib dan Pneumococus.