Etiologi Karakteristik Pasien Pneumonia Pada Anak di RSUP Haji Adam Malik

Faktor dasar yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas pneumonia anak-balita di negara berkembang adalah Depkes, 2010: 2.5.1 Kemiskinan yang luas. Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan rendah dan status sosio-ekologi menjadi buruk. 2.5.2 Derajat kesehatan rendah. Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi termasuk infeksi kronis dan infeksi HIV mudah ditemukan. Banyaknya komorbid lain seperti malaria, campak, gizi kurang, defisiensi vit A, defisiensi seng Zn, tingginya prevalensi kolonisasi patogen di nasofaring, tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikan ASI dan imunisasi yang tidak adekwat memperburuk derajat kesehatan. 2.5.3 Status sosio-ekologi buruk. Status sosio-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan, daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam-ruang akibat penggunaan biomass bahan bakar rumah tangga dari kayu dan sekam padi, dan polusi udara luar-ruang. Ditambah lagi dengan tingkat pendidikan ibu yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan dan kepercayaan lokal yang salah. 2.5.4 Pembiayaan kesehatan sangat kecil. Di negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang. Sebagai gambaran kesenjangan pembiayaan kesehatan adalah sbb: di seluruh dunia 87 pembiayaan kesehatan di pakai hanya untuk 16 jumlah penduduk di negara ber penghasilan tinggi. Sisanya 13 pembiayaan di pakai untuk sebagian besar 84 penduduk di negara berpenghasilan rendah. Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekwat dan tidak memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, di tambah lagi dengan akses ke fasilitas kesehatan sangat kurang 2.5.5 Proporsi populasi anak lebih besar. Di negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proporsi populasi anak 37, di negara berpenghasilan menengah 27 dan di negara berpenghasilan tinggi hanya 18 dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama pada aspek pembiayaan.

2.6 Klasifikasi

2.6.1 Berdasarkan Umur

Berdasarkan Pola Tatalaksana penderita ISPA Ditjen PP dan PL 2011 pada anak, klasifikasi pneumonia dibedakan untuk golongan umur 2 bulan dan umur 2 bulan sampai 5 tahun, yaitu sebagai berikut: Untuk golongan umur 2 bulan, diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Pneumonia apabila ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam severe chest indrawing. Bukan pneumonia apabila batuk pilek biasa, bisa tidak ditemukan tarikan kuat dinding dada bagain bawah atau nafas cepat. Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun, diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: Pneumonia berat bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas pada saat anak diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta. Pneumonia bila disertai nafas cepat, tidak ada tarikan dinding dada. Bukan pneumonia mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas nafas cepat dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Klasifikasi bukan pneumonia mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada ke dalam. Dengan demikian klasifikasi bukan pneumonia mencakup penyakit-penyakit ISPA diluar pneumonia seperti batuk pilek biasa commom cold, pharyngitis, tonsillitis, otitis. WHO merekomendasikan klasifikasi klinis dan pengobatan yang diberikan pada balita usia 2 bulan sampai 5 tahun yang memiliki batuk atau kesukaran bernafas, dapat dilihat pada table sebagai berikut: Table 2.1 Kriteria WHO Terhadap Pengobatan Pada Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun Yang Memiliki Batuk Atau Kesukaran Bernafas Sesuai Dengan Klasifikasi Klinis Penderita Kriteria Pneumonia Gejala Klinis dan Pengobatan