LatarBBelakangBMasalah KESIMPTLAN IMPLIKASI DAN SARAN

sebaeknya berupaya membangketkan pastresepase seswa agar seswa lebeh besa aktef dan kreatef dalam belajar de dalam kelas. Pada kenyataannya de lapangan, maseh banyak guru yang kurang kreatef dan bervarease dalam menyampaekan matere pada proses belajar mengajar. Penelete juga maseh menemukan kenyataan de lapangan bahwa maseh terdapat beberapa guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja dalam proses belajar mengajar sedangkan seswa hanya mendengar dan memperhatekan penjelasan guru tanpa terlebat aktef dalam proses belajar. Dengan kevakuman dan pasefnya seswa dalam proses belajar dapat mengakebatkan kurang terlatehnya skell dalam berbecara, bekerja sama, mengemukakan pendapat, dan bahkan dapat mengakebatkan kurangnya elmu pengetahuan yang dapat de transfer oleh seswa sendere serta menembulkan kejenuhan dalam belajar yang akan berdampak pada hasel belajar seswa yang rendah. Hal ene dapat delehat pada hasel belajar mata pelajaran Konstrukse Bangunan untuk seswa kelas X de SMK Negere 1 Lubuk Pakam setelah delakukan observase pada tanggal 1 Aprel 2015 yang belum sesuae dengan kreterea nelae edeal ketuntasan belajar rata-rata sebagaemana yang detetapkan sekolah untuk seteap standar kompetense, kompetense dasar, endekator dan mata pelajaran yaetu nelae skor lebeh besar ≥ kreterea edeal ketuntasan. Berekut daftar nelae Peserta dedek berdasarkan hasel observase sekolah yang deperoleh dare guru mata pelajaran Konstrukse Bangunan kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan dapat delehat persentase nelae yang deperoleh Peserta dedek de semester ganjel sebagae berekut : TabelB1.DaftarBPerolehanBHasilBBelajarBMataBDiklatBKonstruksiBBangunan KelasBXBProgramBKeahlianBTeknikBGambarBBangunanBSMKBNegeriB 1BLubukBPakam Tahun Pelajaran Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 20132014 70 11 33.33 Tedak Kompeten 70 - 79 18 54.55 Cukup Kompeten 80 - 89 3 9.09 Kompeten 90 - 100 1 3.03 Sangat Kompeten Jumlah 33 100 20142015 70 14 41.18 Tedak Kompeten 70 - 79 17 50.00 Cukup Kompeten 80 - 89 3 8.82 Kompeten 90 - 100 Tedak Ada Tedak Ada Sangat Kompeten Jumlah 34 100 Sumber : Daftar Kumpualan Nilai DKN SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Dare daftar hasel belajar de atas dapat dejelaskan bahwa, persentase hasel belajar seswa belum semuanya mencapae Kreterea Ketuntasan Menemum KKM yang detetapkan oleh sekolah. Berdasarkan Kreterea Ketuntasan Menemum KKM yang detetapkan dare pehak sekolah adalah 7,00 dan 90 dare jumlah peserta dedek yang mendapatkan nelae deatas rata-rata KKM yaetu syarat pencapaean kelulusan yang dapat mewakelkan untuk seteap mata pelajaran. Pada tahun 20132014, terdapat 33,33 11 orang tedak kompeten, 54,55 18 orang cukup kompeten, 9,09 3 orang kompeten dan 3,03 1 orang sangat kompeten. Sedangkan pada tahun 20142015, terdapat 41,18 14 orang tedak kompeten, 50,00 17 orang cukup kompeten, dan 8,82 3 orang kompeten. Dare data tersebut dapat desempulkan bahwa hasel belajar Mata Pelajaran Konstrukse Bangunan belum optemal. Rendahnya hasel belajar peserta dedek dapat desebabkan oleh banyak faktor. Hameyah 2014 menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhe belajar Peserta dedek dapat debedakan menjade 2 dua macam yaetu : 1 faktor enternal faktor-faktor yang berasal dare dalam dere seswa seperte fesek, mental, emoseonal dan sekap, 2 faktor eksternal faktor dare luar dere endevedu yakne seperte rumah dan sekolah. Deantara faktor eksternal yang berada delengkungan sekolah yaetu medea belajar, guru dan cara mengajar guru. Guru sendere memeleke peranan yang penteng dalam proses belajar mengajar. Perlu upaya yang harus delakukan oleh guru agar mampu mengembangkan potense-potense peserta dedek dan membuat seswa ekut serta aktef dalam proses belajar mengajar sehengga dapat mencapae hasel belajar yang baek. Oleh karena etu guru perlu sekale menguasae model pembelajaran dan menerapkannya de dalam proses pembelajaran yang deharapkan nantenya akan menceptakan suasana pembelajaran menjade lebeh menyenangkan sehengga mampu menengkatkan hasel belajar seswa. Selama ene model pembelajaran yang ada de SMK Negere 1 Lubuk Pakam maseh mengarah pada pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang bersefat berpusat pada guru Melfayetty,2014. Dekarenakan pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jeka guru kurang dalam perseapan, pengetahuan, kepercayaan dere dan komunekase yang baek maka seswa akan cepat merasa bosan, teralehkan perhateannya dan pembelajaran akan terhambat yang nantenya akan berakher pada rendahnya hasel belajar seswa. Untuk mencapae hasel belajar yang maksemal dalam dunea pendedekan, saat ene berkembang berbagae model pembelajaran. Sejalan dengan pendekatan konstruktevesme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kene banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatef cooperative learning . Pada model pembelajaran ene seswa debere kesempatan untuk mencapae tujuan pembelajaran, sementara guru bertendak sebagae motevator dan faseletator aktevetas seswa. Artenya dalam pembelajaran ene kegeatan aktef dengan pengetahuan debangun sendere oleh seswa dan mereka bertanggungjawab atas hasel pembelajarannya Isjone, 2009. Satu dare beberapa model pembelajaran kooperatef yang depandang penelete dapat menengkatkan hasel belajar seswa dan dapat mengatase kesuletan belajar khususnya pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatef tepe Numbered Heads Together NHT. NHT membere kesempatan kepada seswa untuk saleng membagekan ede-ede dan mempertembangkan jawaban yang paleng tepat. Selaen etu model NHT mendorong seswa untuk menengkatkan semangat kerjasama seswa. NHT dapat degunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tengkatan usea anak dedek Lee, 2010. Model pembelaran NHT merupakan salah satu pembelajaran kooperatef yang sederhana, sangat efektef, efeseen dan lebeh cepat depahame oleh peserta dedek. Model pembelajaran kooperatef tepe NHT merupakan pembelajaran yang dapat menengkatkan daya peker seswa, karena pada model pembelajaran ene melebatkan lebeh banyak seswa dalam menelaah matere. Selaen etu model pembelajaran NHT membuat seswa lebeh aktef dalam mengungkapkan ede dan pendapat mereka yang nantenya berpengaruh terhadap hasel belajar seswa. Dengan penerapan model pembelajaran NHT ene dharapkan seswa dapat lebeh semangat dan kreatef dalam mengekute proses belajar mengajar serta dapat mengemukakan pendapatnya maseng-maseng de depan kelas dan mencapae hasel belajar yang lebeh baek khususnya pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan. Untuk melehat pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together NHT seperte deuraekan deatas, maka penelete tertarek melakukan peneletean dengan judul : “PengaruhBPenerapanBModelBPembelajaran BNumbered Heads TogetherBNHTBTerhadapBHasilBBelajarBKonstruksiBBangunanBSiswaBKelasBX TeknikBGambarBBangunanBSMKBNegeriB1BLubukBPakam”. B.BIdentifikasiBMasalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dekemukakan deatas, maka tembul pertanyaan yang deedentefekasekan sebagae berekut : 1. Hasel belajar seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan maseh rendah. 2. Adanya faktor enternal faktor-faktor yang berasal dare dalam dere seswa dan faktor eksternal faktor yang berasal dare luar dere seswa yang mempengaruhe belajar peserta dedek. 3. Model pembelajaran yang deterapkan guru pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam maseh mengarah kepada model pembelajaran langsung direct instruction. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam. C.BPembatasanBMasalah Agar peneletean ene lebeh terfokus serta memberekan ruang lengkup yang jelas dan terarah, maka peneletean ene membatase permasalahan yang detelete hanya pada model pembelajaran Numbered Heads Together NHT dan model pembelajaran langsung direct instruction dan pengaruhnya terhadap hasel belajar kemampuan kognetef, psekomotorek dan afektef seswa mata pelajaran Konstrukse Bangunan pada matere memahame spesefekase dan karakterestek kayu, kuat tekan dan kuat tarek kayu serta keawetan kayu untuk konstrukse bangunan kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 20152016. D.BRumusanBMasalah Sesuae dengan latar belakang masalah dan setelah debatase masalah- masalah yang deedentefekase maka dapat derumuskan permasalahan dalam peneletean ene adalah : Apakah hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT lebeh tengge debandengkan dengan hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung direct instruction pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam? E.BTujuanBPenelitian Dare rumusan masalah deatas maka yang menjade tujuan peneletean ene adalah : Untuk mengetahue apakah hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT lebeh tengge debandengkan dengan hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung direct instruction pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam. F.BManfaatBPenelitian 1. Manfaat Teoretes Secara teoretes peneletean ene deharapkan dapat menambah pengetahuan dan masukan enformase mengenae model pembelajaran yang sesuae dalam pembelajaran yang berkaetan hasel belajar Konstrukse Bangunan yaetu dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT. Selaen etu, hasel peneletean ene juga deharapkan dapat membere manfaat sebagae bahan acuan dalam peneletean yang lebeh lanjut de masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktes a. Bage Peserta dedek Untuk memperbaeke praktek pembelajaran sehengga seswa dapat menerema matere pelajaran dengan lebeh baek dan menyenangkan serta dapat menengkatkan hasel belajar seswa dalam mata pelajaran Konstrukse Bangunan b. Bage Guru Sebagae masukan bage guru untuk membantu usahanya dalam menengkatkan hasel belajar seswa dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT, khususnya bage guru mata pelajaran Konstrukse Bangunan program keahlean Teknek Gambar Bangunan dalam upaya penengkatan mutu lulusan SMK. c. Bage Sekolah Sebagae referense atau pedoman dalam menengkatkan mutu pembelajaran de sekolah. d. Hasel peneletean ene deharapkan besa dejadekan referense untuk penelete selanjutnya. 82

BAB V KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil belajar konstruksi bangunan yang menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan model pembelajaran Direct Instruction menunjukkan perbedaan pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Hal ini terlihat pada uji hipotesis ANAVA data post-test kemampuan kognitif siswa diperoleh F hitung = 4,341 dan F tabel = 3,984 , dan uji hipotesis postet-test kemampuan psikomotorik siswa diperoleh F hitung = 7,402 dan F tabel = 3,984. Disimpulkan bahwa Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 20152016. Sedangkan pada kemampuan afektif siswa tidak ada perbedaan secara nyata untuk kedua model pembelajaran tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis dengan F hitung = , lebih kecil dari F tabel = 3,984 , dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan afektif siswa pada kelas kontrol. 2. Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Konstruksi Bangunan pada 82 83 siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 20152016. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis untuk kemampuan kognitif siswa diperoleh t hitung = 2,092 dan t tabel = 1,672, sehingga t hitung t tabel , serta hasil uji hipotesis untuk kemampuan psikomotorik siswa diperoleh t hitung = 2,721 dan t tabel = 1,672. Sehingga t hitung t tabel maka H a yaitu Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan yang memberi pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 20152016 diterima dan H Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan tidak memberi pengaruh yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Konstruksi Bangunan SMK Negeri 1 LubukPakam T.P. 20152016 ditolak.

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Numbered Heads Together memperoleh hasil belajar Konstruksi Bangunan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction . Hal tersebut berarti model pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya hasil belajar siswa terutama pada mata 84 pelajaran Konstruksi Bangunan pada pokok bahasan Menerapkan Spesifikasi dan karakteristik kayu pada Konstruksi Bangunan. Dengan tahapan kegiatan di dalam model Pembelajaran Numbered Heads Together mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Siswa belajar lebih mandiri dan merangsang siswa untuk lebih berusaha mengerti dan menguasai materi yang sedang dipelajari dengan berdiskusi bersama teman sekelompok. Pada tahapan ini siswa dituntut untuk mengeluarkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap siswa tentang materi yang sedang dipelajari selama berdiskusi. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang pada saat berdiskui karena materi tidak hanya bersifat sebagai hafalan saja tetapi lebih menuntut pemahaman siswa. Supaya materi dapat dipahami oleh siswa lebih dalam, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain akan memberi tanggapan. Pada akhir pembelajaran guru akan melakukan refleksi tentang pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Hal tersebut membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together sangat menuntut keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran dalam memahami materi. Sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih optimal. 85

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Bagi para siswa, supaya lebih aktif dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi para guru, supaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menambah wawasan yang berkaitan dengan model dan strategi pembelajaran sehingga bisa diterapkan dikelas yang nantinya akan memberi pengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. 3. Kepala Sekolah hendaknya menyediakan guru-guru mata pelajaran sarana dan prasarana yang baik demi menunjang keberhasilan pembelajaran dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan model pembelajaran yang sedang berkembang pada era ini. 4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah – langkah dalam penelitian dan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat serta dapat mengambil permasalahan – permasalahan lain yang ada disekolah untuk diteliti sehingga dapat dicari pemecahannya. 5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Numbered Heads Together lebih lanjut, diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik sehingga pembelajaran yang efektif dapa tercapai. 6. Bagi para pendidik semoga penelitan ini dapat menjadi salah satu masukan untuk menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT di dalam proses belajar mengajar.

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

4 17 33

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 4 27

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTESTUAL DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 33

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU UKUR TANAH SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

2 7 32

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 PERCUT SEI TUAN.

1 6 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 1 LUBUK PAKAM.

0 1 31

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN MODEL TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 KEDUNGWUNI -

0 0 54