PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU UKUR TANAH SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR
ILMU UKUR TANAH SISWA KELAS X TEKNIK
GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1
LUBUK PAKAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SANGKOT ABDULLAH EFENDI HARAHAP 5113311023
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Sangkot Abdullah Efendi Harahap. NIM 5113311023. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
Skripsi. Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar Ilmu Ukur Tanah. Populasi penelitian adalah siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan yang
berjumlah 64 siswa. Sampel dalam penelitian adalah kelas TGBB sebagai kelas
Eksperimen yang berjumlah 32 siswa dan sebagai pembanding adalah kelas TGBA
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa. Variabel penelitian ada dua yaitu model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction sebagai variable bebas dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah sebagai variable terikat.
Sebelum penelitian ini dilaksanakan instrument penelitian terlebih dahulu diuji cobakan dilanjutkan dengan uji validitas menggunakan rumus Korelasi Point Biserial dan uji reliabilitas digunakan rumus K-R20.Instrumen tes hasil belajar Ilmu Ukur Tanah yang valid diperoleh 30 butir dari 35 butir tes yang diuji cobakan dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,931.
Dari perhitungan uji-t diperoleh bahwa thitung= 2,556 > ttabel= 1,671, berarti
Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar, dengan kata lain model pembelajaran Group Investigation memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Ilmu Bahan Ukur Tanah pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
(6)
ii
ABSTRACK
Sangkot Abdullah Efendi Harahap. Registration Number 5113311021. The Influence of Model Learning Group Investigation Againstthe Results of a Study Surveying Students Class X Architecture Engineering SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Essay.Faculty of Engineering – University of Medan. 2016.
This research aims to know the extent of the influence of model Learning Group Investigation against the results of a study Surveying. The population of the research was the students of class X Architecture Engineering that add up to 64 students. The samples in this research is the TGBB class as a class of 32 students Experiment and comparison TGBA as a class was a class of 32 students control. There are two research variables model Learning Group Investigation and learning models for Direct Instruction as a free variable and the results of the study subjects Surveying as a variable.
Before this research conducted prior research instruments tested continued with test validity of Point Biserial Correlation formula used and reliability test used the formula K-R20. Instrument test results of the study valid surveying the valid retrieved 30 grains of the 35 rounds of tests which tested and reliability coefficients of 0.931.
The calculation of the test-t obtained that thitung= 2.556>ttabel= 1.671, means thank Ha and Ho is rejected. So it can be concluded that there is a difference in learning outcomes, in other words learning model Group Investigation gives a better influence against the results of a study Measuring the ground materials science at grade X Architecture Engineering SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT pencipta langit dan bumi, manusia dan
proses kehidupan. Shalawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
pembawa rahmat bagi seluruh alam, penuntun risalah mulia bagi seluruh manusia.
Syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya kepada penulis hingga skripsi yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015 - 2016” telah selesai
disusun sebagai syarat memenuhi kualifikasi kelulusan memperoleh gelar sarjana
pada Program Studi PendidikanTeknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
Berikut di dalam kata pengantar ini pula, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah member
bantuan moril, arahan dan dorongan yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Dalam hal ini, ucapan terima kasih saya sampaikan
kepada :
1. Drs. Iskandar Tambunan, M.Pd, selaku pembimbing saya yang dengan
senang hati telah banyak membantu saya, dalam hal mengarahkan,
membimbing dan member kemudahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Prof. Dr . Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
(8)
iv
3. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Pembimbing Akademik saya dan
selaku Ketua Prodi yang telah memberikan masukan, bimbingan, arahan
kepada saya.
4. Drs. Sorgang Siagian, M.Pd, selaku narasumber dan penguji yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan untuk lebih baiknya skripsi ini.
5. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd selaku narasumber dan penguji yang telah
banyak memberikan kritik dan saran yang membangun demi kelengkapan
penulisan skripsi ini.
6. Drs. Asri Lubis, ST,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
BangunanUniversitas Negeri Medan.
7. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd, Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.
8. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.
9. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yakni : Ruslan Efendi S.Pd (Alm)
dan Ibu saya tercinta T. Dahlia Nasution yang telah membesarkan dan
mendidik saya dengan penuh kasih sayang. Serta adik-adik saya yang selalu
mendukung dengan do’a, moril dan material hingga saat ini.
10. Kepada istri tercinta Siti Aisyah Az-Zahra yang selalu senantiasa
mendampingi dengan penuh cinta dan doa disetiap sujudnya.
11. Kepada putra pertama kami, Ahmad Yusuf Faqih Islam sang buah hati
harapan umat. Yang menjadi penghilang peluh dan kesah setiap melihat
(9)
v
12. Kepada kedua mertua dan Abang serta Kakak Ipar, yang sedikit banyaknya
memotivasi saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa kesalahan dan kekhilafan tentu terdapat
dalam penulisan skripsi ini. Semua itu karena sifat ketebatasan, lemah dan
membutuhkan yang lain dari saya sendiri. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dunia pendidikan khususnya.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
Sangkot Abdullah Efendi Harahap Nim. 5113311023
(10)
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12
A. Deskripsi Teori ... 12
1. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah ... 12
a. Hakikat Belajar ... 12
b. Hakikat Hasil Belajar ... 13
1) Hasil Belajar Pengetahuan (Kognitif) ... 15
2) Hasil Belajar Sikap (Afektif) ... 18
3) Hasil Belajar Keterampilan (Psikomotorik) ... 21
2. Hakikat Model Pembelajaran ... 21
a. Hakikat Model Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 27
b. Hakikat Model Pemebelajaran Direct Instruction (DI)... 38
B. Penelitian yang Relevan ... 43
(11)
vii
D. Pengajuan Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 49
1. Populasi Penelitian ... 49
2. Sampel Penelitian ... 49
C. Metode Penelitian ... 50
D. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 50
1. Defenisi Operasional ... 50
2. Variabel Penelitian ... 52
a. Variabel Bebas (X) ... 52
b. Variabel Terikat (Y) ... 52
E. Desain Penelitian ... 52
F. Prosedur Penelitian ... 53
G. Teknik Pengumpulan Data ... 55
H. Kontrol Terhadap Eksperimen ... 57
1. Kesahihan Eksternal (Eksternal validity) ... 57
a. Kesahihan Populasi ... 57
b. Kesahihan Ekologi ... 57
2. Kesahihan Internal (Internal validity) ... 58
I. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 59
1. Validitas Butir Tes ... 59
2. Taraf Kesukaran ... 60
3. Uji Daya Pembeda Tes ... 61
4. Reliabilitas Tes ... 62
J. Teknik Analisis Data ... 63
1. Deskripsi Data Penelitian ... 63
2. Uji Persyaratan Analisis ... 65
a. Uji Normalitas ... 66
b. Uji Homogenitas Data ... 67
(12)
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 70
1. Data Pretest Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen ... 70
2. Data Pretest Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol ... 71
3. Data Postest Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen ... 73
4. Data Postest Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol ... 76
5. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 77
B. Uji Persyaratan Analisis ... 79
1. Uji Normalitas ... 79
2. Uji Homogenitas ... 80
3. Uji Hipotesis ... 80
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Implikasi ... 85
C. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
(13)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perolehan Hasil Ujian Harian Ilmu Ukur Tanah Siswa Kelas X TGB SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam ... 4
Tabel 2. Indikator Evaluasi Hasil Belajar Pengetahuan ... 17
Tabel 3. Perbedaan empat pendekatan pada model pembelajaran kooperatif 29 Tabel 4. Langkah–langkah Model Investigasi Kelompok menurut Joyce ... 35
Tabel 5. Langkah-Langkah model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation menurut Arends ... 36
Tabel 6. Fase-Fase Model Pembelajaran Direct Instruction ... 40
Tabel 7. Penelitian yang Relevan ... 43
Tabel 8. Jumlah Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan ... 50
Tabel 9. Control Group Pretest-Posttest Design ... 53
Tabel 10. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah ... 56
Tabel 11. Rumus Tingkat Kecenderungan Variabel ... 65
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Skor Pretest Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation .. 70
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Skor Pretest Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Direct Instruction... 72
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Data Skor Postest Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation .. 73
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Data Skor Postest Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Direct Instruction... 76
Tabel 16. Rumus Tingkat Kecenderungan Variabel ... 77
Tabel 17. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah pada Kelas Eksperimen ... 78
Tabel 18. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah pada Kelas Kontrol ... 78
Tabel 19. Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Liliefors ... 79
(14)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SILABUS ... 90
Lampiran 2a. RPP Kelas Eksperimen ... 106
Lampiran 2b. RPP Kelas Kontrol ... 107
Lampiran 3. Naskah Pembelajaran ... 111
Lampiran 4. Tabel Uji Coba Validitas Tes Ilmu Ukur Tanah ... 129
Lampiran 5. Perhitungan Validitas Tes ... 131
Lampiran 6. Tabel Uji Coba Taraf Kesukaran Tes Ilmu Ukur Tanah ... 134
Lampiran 7. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes ... 135
Lmapiran 8. Tabel Uji Coba Daya Pembeda Tes Ilmu Ukur Tanah ... 137
Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Tes ... 138
Lampiran 10. Tabel Uji Coba Reliabilitas Tes Ilmu Ukur Tanah ... 140
Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Tes ... 141
Lampiran 12. Tabel Ringkasan Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah ... 143
Lampiran 13. Soal Tes Belajar Ilmu Ukur Tanah ... 144
Lampiran 14. Lembar Jawaban ... 151
Lampiran 15. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah ... 152
Lampiran 16. Tabel Data Penelitian Nilai Pretest dan Postest Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah Pada Kelas Eksperimen ... 153
Lampiran 17. Tabel Data Penelitian Nilai Pretest dan Postest Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah Pada Kelas Kontrol ... 158
Lampiran 18. Prosedur Perhitungan Rata-Rata (Mean), Standar Deviasi dan varians ... 159
Lampiran 19. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 163
Lampiran 20. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 167
Lampiran 21. Uji Normalitas Data Penelitian ... 170
Lampiran 22. Uji Homogenitas Data Penelitian ... 179
(15)
xii
Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian ... 184
Lampiran 25. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ... 185
Lampiran 26. Daftar Nilai Kritis L Untuk Lilliefors ... 186
Lampiran 27. Distribusi Normal Kumulatif Z ... 187
Lampiran 28. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi F ... 188
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) di Indonesia terus-menerus
dilakukan. Hal tersebut, merupakan sebuah bentuk tindakan pemerintah Indonesia
untuk senantiasa mampu bersaing di dunia Internasional. Dan salah satu bukti
nyata upaya tersebut adalah dengan terus melakukan usaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Contoh konkret dari upaya tersebut dapat dilihat dari
penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Yang diharapkan
salah satunya, upaya tersebut mampu menghasilkan SDM yang memiliki daya
saing dalam kancah Internasional dengan lebih baik.
Dalam Depdiknas (2010) disebutkan bahwa rasio jumlah siswa SMK : SMA
juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Mulai yang awalnya dari
perbandingan 30 : 70 pada tahun 2004 menjadi 49 : 51 menurut perhitungan
sementara pada akhir bulan September 2009. Begitupula perbandingan jumlah
SMK yang dibentuk bertaraf Internasional atau dirintis bertaraf Internasional jauh
lebih banyak dibanding dengan SMA. Yakni dengan jumlah 300 SMK dan 259
SMA berdasarkan data tahun 2008.
Perubahan perbandingan tersebut mengindikasikan bahwa upaya pemerintah
untuk menyiapkan lulusan atau output yang siap kerja dan bersaing dalam kancah
Internasional semakin digalakkan. Hingga diharapkan para lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) nantinya dapat memiliki kualifikasi kompetensi yang
sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
(17)
2
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa SMK kini
memiliki peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan para lulusan yang
berkompeten. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah banyak
melakukan usaha untuk peningkataan kualitas lulusan SMK yang dapat dilihat
dari pencapaian hasil belajar siswa.
Menurut Hamalik (2006) hasil belajar dapat dilihat sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan sendiri dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan
menjadi sopan dan sebagainya. Adapun menurut Sudjana (2009) hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas, mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Namun, harapan untuk memperoleh SDM berkualitas, terlebih lulusan SMK
hingga hari ini masih belum tercapai. Kenyataan tersebut dapat dilihat secara real
maupun melalui survey dari lembaga pendidikan nasional maupun internasional.
Menurut (Windiatmojo, 2012: 2) mengatakan :
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2009. Studi Internasional TIMSS (Trend International Mathematical Science Study) dan PISA (Programme for International Student Assesment) tahun 2007 dan 2009 dalam laporannya menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada diurutan bawah. Menurut kajian TIMSS (2007), Indonesia berada pada urutan 35 dari 49 negara peserta, sedangkan menurut kajian PISA (2009), Indonesia berada pada urutan 60 dari 65 negara peserta. Hal yang paling memprihatinkan
(18)
3
ditemukan bahwa siswa Indonesia lemah dalam kemampuan pemecahan masalah (Problem solving). Rendahnya kemampuan pemecahan masalah merupakan indikasi bahwa siswa Indonesia belum memiliki tingkat berfikir tinggi (Higher Order Thingking). Pada era globalisasi menuntut siswa untuk lebih tanggap terhadap lingkungan dan mampu memecahkan masalah tanpa meninggalkan kerjasama antar individu.
Berdasarkan pemaparan data diatas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
kualitas siswa Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut sudah tentu sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga diperlukan kiranya sebuah
solusi untuk menanggulangi dan menyelesaikan permasalahan yang ada. Kita
mengetahui bahwa SMK selaku wadah pendidikan formal yang mempersiapkan
lulusan yang siap kerja, pastinya harus mampu membekali para lulusannya dengan
keahlian sesuai bidang yang ditekuni. Termasuk salah satu di dalamnya adalah
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam sebagai tempat peneliti melakukan penelitian.
Agar mengetahui lebih dalam apakah di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam
khususnya pada mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah memang terdapat masalah pada
hasil belajar siswa, maka peneliti melakukan observasi yang dilaksanakan pada
tanggal 07 Mei 2015 di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam pada kelas X Teknik
Gambar Bangunan (TGB).
Adapun landasan penguat peneliti melakukan penelitian pada kelas X TGB
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, didasari oleh hasil pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) yang peneliti lakukan di semester 6 mulai
tanggal 25 Agustus 2014 hingga selesai, yang lebih kurang selama 3 bulan. Disaat
itu peneliti melihat masih kurang optimalnya hasil belajar siswa. Terutama dalam
(19)
4
Berdasarkan hasil Observasi yang peneliti lakukan, diperoleh data yang
menunjukkan bahwa hasil belajar Ilmu Ukur Tanah masih belum optimal.
Sebagaimana yang peneliti paparkan dalam Tabel 1 Perolehan Hasil Belajar Ilmu
Ukur Tanah Siswa Kelas X TGB SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, sebagai berikut :
Tabel 1. Perolehan Hasil Ujian Harian Ilmu Ukur Tanah Siswa Kelas X TGB SMK Negeri 1 Lubuk Pakam
Tahun Ajaran Nilai Jumlah siswa
(orang)
Persentase
(%) Keterangan
2014/2015
<70 7 21.88 Tidak Kompeten
70-79 19 59.38 Cukup Kompeten
80-89 6 18.75 Kompeten
90-100 - - Sangat Kompeten
Jumlah 32 100
Sumber : SMK Negeri 1 Lubuk Pakam
Pada mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang harus diperoleh oleh para siswa adalah 70. Sedangkan berdasarkan data yang
diperoleh peneliti, terdapat 21,88% (7 siswa) yang belum dapat memperoleh
kriteria ketuntasan minimal tersebut. Sedangkan yang memperoleh nilai baik
hanya berkisar 18,75% (6 siswa) saja. Selebihnya yakni 59,38% (19 siswa)
lainnya memperoleh nilai cukup dengan keriteria nilai 70-79. Dan tidak ada
satupun siswa yang memperoleh nilai sangat baik. Ini membuktikan, bahwa hasil
belajar siswa tergolong belum optimal hingga perlu ditingkatkan. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Atika (2015) bahwa hasil belajar perlu ditingkatkan hingga
kompetensi tercapai yaitu dengan persentase dikelas yang telah terdapat 90 % dari
jumlah peserta didik telah berkompeten yaitu memperoleh nilai > 70 pada hasil
(20)
5
Menurut Nurhaimiyah dalam Atika (2015: 5) dinyatakan bahwa rendahnya
hasil belajar yang dialami peserta didik dapat disebabkan oleh dua faktor:
Beberapa unsur yang mempengaruhi belajar peserta didik dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu: Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal (Faktor-faktor-Faktor-faktor yang berada pada diri siswa itu sendiri) antara lain: (1) Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan pancaindra, cacat tubuh, serta penyakit menahun (alergi, asma, dan sebagainya). (2) Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti kurangnya kemampuan mental dan taraf kecerdasan. (3) Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa mnyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa takut, benci, dan antipasti serta ketidakmatangan emosi. (4) Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.Faktor eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu) yaitu berasal dari:Sekolah, antara lain: (1) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel. (2) Terlalu berat beban belajar (siswa) dan atau mengajar (guru). (3) Metode mengajar yang kurang memadai. (4) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.Keluarga (rumah), antara lain: (1) Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis. (2) Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya. (3) Keadaan ekonomi.
Pada saat melakukan observasi di kelas, terlihat guru mata pelajaran
menggunakan cenderung masih menggunakan model Direct Intruction (DI) yang
berpusat pada guru. Sehingga terlihat banyak siswa yang tidak mampu menjawab
pertanyaan dari guru. Kemudian tidak serius mengikuti pelajaran, dan banyak
yang bermain-main sehingga menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran mata
pelajaran Ilmu Ukur Tanah masih belum tercapai dengan baik. Saat melakukan
Observasi dikelas, diperoleh data bahwa 81, 25% siswa mengaku tidak suka
dengan model pengajaran guru hingga 34,38 % siswa beranggapan bahwa Ilmu
Ukur Tanah adalah pelajaran yang sulit. Maka tentu saja hal tersebut berdampak
pada pengaruh hasil belajar siswa. Hal ini terbukti, dari data yang peneliti
(21)
6
ujian. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diberikan solusi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga diharapkan pencapaian lulusan yang
baik dan siswa yang memiliki kualitas dan kompetensi di dunia kerja dapat
tercapai.
Salah satu komponen yang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
dengan diterapkannya model pembelajaran atau perencanaan pembelajran yang
baik. Selain pengaruh dari guru mata pelajaran, model pembelajaran ternyata
memiliki pengaruh besar bagi kesuksesan peserta didik untuk meraih hasil belajar
yang tinggi. Sehingga diharapkan dengan model pelajaran yang baik tersebut akan
berhasil memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil belajar
siswa, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Karena keberhasilan
sebuah pembelajaran, tidak bisa dipungkiri juga dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang baik.
Sebagaimana menurut Anita dalam Atika (2015:6) dilihat dari sisi psikologi
pendidikan :
Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk melaksanakan pembelajaran.Prosedur penyususnan rencana pembelajaran diawali dengan aktifitas menetapkan sasaran prilaku, menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi Instruksional.Sasaran prilaku adalah pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku siswa untuk mencapai tujuan kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu sekali menguasai model pembelajaran dan menerapkannya di dalam proses pembelajaran yang berkualitas.
Model pembelajaran yang diterapkan seharusnya sesuai dengan tipe bidang
mata pelajaran yang diajarkan. Disamping itu, guru juga harus mampu mengajak
siswa untuk berperan aktif, merangsang dan mengarahkan siswa, serta dapat
(22)
7
guru sangat berperan penting sebagai fasilitator, motivator, inisiator serta
inspirator bagi siswanya. Kecakapan guru dalam memilih model dan metode yang
cocok tentu juga akan sangat mempengaruhi kualitas dari hasil belajar siswa itu
sendiri. Dalyono (2005) menyatakan bahwa proses belajar mengajar yang baik
ditandai dengan adanya interaksi antara siswa dan guru.
Salah satu model pembelajaran yang cocok dan dapat digunakan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.
Menurut Miftahul dalam Atika (2015 : 7) :
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah agar semua siswa ditempatkan dalam keadaan kelompok-kelompok kecil (sering kali yang beragam / ability grouping / heterogenous group) dan diminta untuk (a) mempelajari materi tertentu dan (b) saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.
Sebagaimana dinyatakan Slavin (2005) bahwa model pembelajaran ini
merupakan model yang dianggap paling sukses dalam penerapan metode-metode
spesialiasi tugas. Pada model ini, siswa atau peserta didik akan belajar dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil yang bersifat heterogen, kemudian
mengangkat satu topik yang menarik menurut mereka, kemudian fokus dalam
melakukan investigasi untuk mengumpulkan informasi, data, hingga menemukan
dan menyelesaikan masalah.
Tentu saja, di dalam model ini siswa dituntut untuk mampu bekerjasama
dan saling membantu, dengan adanya pembagian tugas, sedangkan guru berfungsi
sebagai fasilitator dan narasumber yang akan memantau bagaimana cara siswa
(23)
8
di dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini siswa akan
mengembangkan kemampuan komunikasinya termasuk psikomotorik dan juga
afektif (sikap)-nya dalam menyelesaikan masalah yang ada. Sehingga, model
pembelajaran ini nantinya bukan hanya mampu meningkatkan kemampuan
kognitif siswa dalam menyelesaikan masalah, namun juga mampu meningkatkan
kemampuan afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itulah peneliti memilih model
kooperatif tipe Group Investigation ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Akcay (2012) bahwa perbedaan yang
signifikan akan diperoleh dari model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dibandingkan model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar siswa dimana hasil belajar lebih baik menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation.
Menurut Mitchell (2008) Model pembelajaran Group Investigation tetap
menawarkan peserta didik untuk berkesempatan memiliki pembelajaran mereka
sendiri serta menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mereka Siswa dituntut
aktif dalam mencari informasi dari berbagai sumber baik dalam maupun di luar
kelas.
Sumber informasi yang didapatkan menurut Slavin (2005) boleh berasal dari
buku, institusi maupun orang yang dirasakan mampu memberikan gagasan, opini,
data, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari.
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, kemudian
untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation
(24)
9
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah Siswa Kelas X
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain sebagai berikut :
1. Hasil belajar Ilmu Ukur Tanah pada peserta didik kelas X TGB di SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam masih tergolong rendah.
2. Siswa mengaku tidak suka dengan model pengajaran guru hingga
beranggapan bahwa Ilmu Ukur Tanah adalah pelajaran yang sulit.
3. Pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar mata pelajaran Ilmu
Ukur Tanah pada peserta didik kelas X TGB di SMK Negeri 1 Lubuk
Pakam masih berpusat pada guru.
4. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar mata pelajaran
Ilmu Ukur Tanah pada peserta didik kelas X TGB di SMK Negeri 1 Lubuk
Pakam masih menggunakan model Direct Instruction.
C. Pembatasan Masalah
Menimbang dari masalah yang dihadapi dalam penelitian ini terlalu
kompleks. Maka peneliti merasa perlu untuk membatasi masalah sesuai dengan
ruang lingkup, waktu, kemampuan peneliti dan kondisi di lapangan. Terlebih
untuk mencegah terjadinya perluasan masalah pada hal-hal yang lainnya. Maka
(25)
10
1. Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Group
Investigation.
2. Model pembelajaran Direct Instruction merupakan model pembelajaran
dengan yang digunakan guru saat mengajar seperti biasanya.
3. Ilmu Ukur Tanah dibatasi pada materi menerapkan dan menyajikan jenis–
jenis peralatan survey dan pemetaan.
4. Siswa yang menjadi sasaran penelitian adalah siswa kelas X TGB di SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah
diidentifikasi, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
Apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Group
Investigation lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada mata
pelajaran Ilmu Ukur Tanah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
1 Lubuk Pakam.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan mampu peneliti peroleh dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Group Investigation lebih tinggi
(26)
11
pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah
siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang peneliti harapkan mampu diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi bidang pendidikan diharapkan mampu memberikan sebuah
gagasan yang inovatif dan inspiratif terkhusus dalam pengembangan
model-model pembelajaran yang meningkatkan kualitas dan hasil
belajar siswa.
b. Bagi bidang psikologi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi, mengelola kelas dan bekerjasama dalam
kelompok satu tim.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, sebagai referensi dan informasi untuk menerapkan model
kooperatif tipe Group Investigation.
b. Bagi siswa, sebagai sarana untuk terus meningkatkan kemampuan
bekerja sama dan meningkatkan hasil belajar Ilmu Ukur Tanah.
c. Bagi sekolah, sebagai informasi yang baik untuk mengembangkan dan
memperbanyak penerapan model-model pembelajaran yang lebih
(27)
84 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut bahwa penggunaan
model pembelajaran Group Investigation member pengaruh yang lebih baik
terhadap hasil belajar Ilmu Ukur Tanah pada siswa Kelas X Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil uji-t diperoleh thitung = 2,556 dan ttabel = 1,671, sehingga
thitung>ttabel, maka H0 ditolak, yaitu hasil belajar Ilmu Ukur Tanah siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation tidak
memberi pengaruh yang berbeda jika dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran
2015/2016, dan Ha diterima, yaitu hasil belajar Ilmu Ukur Tanah siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
memberi pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada
siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun
(28)
85
B. Implikasi
Hasil kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan
menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation memperoleh hasil belajar
Ilmu Ukur Tanah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar
dengan menggunakan Model Pembelajaran Direct Instruction. Terujinya hipotesis
tersebut dijadikan sebagai landasan bagi guru khususnya guru mata pelajaran Ilmu
Ukur Tanah dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan model
Pembelajaran Group Investigation menstimulasi potensi yang dimiliki siswa
untuk dieksplorasikan terhadap pengetahuan yang akan diterima. Memaksimalkan
potensi siswa tersebut akan merangsang siswa mencari jawaban atas
permasalahan dalam pembelajaran dengan difasilitasi oleh guru, dan
pengintegrasian pengetahuan yang sudah ada terhadap pengetahuan baru melalui
proses pemecahan masalah.
Secara aplikatif, guru mata pelajaran Ilmu Ukur Tanahharus senantiasa
menyiapkan diri dalam mengantisipasi segala bentuk penyelesaian masalah
belajar yang dialami siswa yang pada akhirnya memberikan respon terhadap hasil
belajar yang diperoleh siswa.
Melihat karakteristik dari Ilmu Ukur Tanah, maka seorang guru dituntut
untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara
menyeluruh dengan mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dan potensi siswa
dalam pembelajaran. Kapasitas dan pendekatan guru dalam mengetahui
(29)
86
memudahkan perjalanan siswa menuju ilmu pengetahuan yang lebih luas yang
akan sangat berpengaruh bagi hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan maka perlu disarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Dalam proses belajar mengajar guru mata pelajaran hendaknya menambah
wawasan yang berkaitan dengan model pembelajaran dan mendorong
siswauntuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya agar
mendapatkan pengetahuan baru.
2. Kepala Sekolah hendaknya menyarankan kepada guru mata pelajaran Ilmu
Ukur Tanahagar menerapkan Model Pembelajaran Group Investigationyang
telah diuji sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Kepada pemerintahan sebaiknya memberikan anggaran-anggaran dan
fasilitas yang mendukung terselenggaranya acara yang berkaitan dengan
kemajuan pendidikan.
4. Bagi peneliti dan guru mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah agar lebih teliti
dalam memanfaatkan pengalokasian waktu mengajar sesuai dengan tahap
pembelajaran Group Investigation khususnya pada tahap memilih topik.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
Group Investigation, disarankan mencari materi lain agar dapat membandingkan materi yang paling cocok untuk model pembelajaran
(30)
87
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, N. O., Doymus, K. (2012). The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion
Subjects on Students’ Academic Achievements. Jurnal. Educational Sciences
research, Vol 2, No 1
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R. (2010). Taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York, NY: Longman.
Arends, R. (2007). Learning to teach. Penerjemah: Soetjipto, H.P dan Soetjipto, S.M. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Ed.2). Jakarta: Bumi Aksara.
Atika, Liana. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi FT. UNIMED. Medan
Bloom. B. S. (1985). Taxonomy of education objective. Semarang: Semarang Press
Dalyono,M. (2005) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Depdiknas. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.. Jakarta : Depdiknas
Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Hamalik, (2006). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Irwan, Nova. (2015). Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Teamwork Skills Terhadap Hasil Belajar Siswa Farmasi APIPSU T.A 2014/2015. PASCA SARJANA UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Model’s of Teaching (Model–Model
(31)
88
Matondang, Zulkifli. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Ps-V
Medan Estate
Mitchell, M, G., Monthgomery H., Holder M. (2008). Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature. Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research Vol. 54, No. 4.
Muctar, Lizon. (2015). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Lintonghuta. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.
Nur Ma’rifa. (2014). Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).
http://nurmarifa8.blogspot.com/2014/12/pembelaja-ran-langsung-direct-instruction.html(diakses pada tanggal 07 Juni 2015)
Nurhamiyah, Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka: Jakarta.
Pramudiansyah, Ryal. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Grup Investigasi Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014.Skripsi FT. UNIMED. Medan.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar: Yogyakarta.
Rambe, F. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Bangunan SMK Negeri 2 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi FT. UNIMED. Medan. Safwan, E. 2014. Penerapan Pembelajaran Tipe Group Investigation (GI) Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi FT. UNIMED. Medan. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta.
Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slavin, Robert E. (2005). Co-operative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.
(32)
89
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Bumiaksara
Sukmadinata, Nana Syaodih (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syatria, Abadi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi FT. UNIMED. Medan
Windiatmojo, Vera I. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Sma Negeri 5 Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Skripsi dipublikasikan.
(1)
84 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut bahwa penggunaan model pembelajaran Group Investigation member pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Ilmu Ukur Tanah pada siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji-t diperoleh thitung = 2,556 dan ttabel = 1,671, sehingga thitung>ttabel, maka H0 ditolak, yaitu hasil belajar Ilmu Ukur Tanah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation tidak memberi pengaruh yang berbeda jika dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016, dan Ha diterima, yaitu hasil belajar Ilmu Ukur Tanah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation memberi pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016.
(2)
B. Implikasi
Hasil kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation memperoleh hasil belajar Ilmu Ukur Tanah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Direct Instruction. Terujinya hipotesis tersebut dijadikan sebagai landasan bagi guru khususnya guru mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan model Pembelajaran Group Investigation menstimulasi potensi yang dimiliki siswa untuk dieksplorasikan terhadap pengetahuan yang akan diterima. Memaksimalkan potensi siswa tersebut akan merangsang siswa mencari jawaban atas permasalahan dalam pembelajaran dengan difasilitasi oleh guru, dan pengintegrasian pengetahuan yang sudah ada terhadap pengetahuan baru melalui proses pemecahan masalah.
Secara aplikatif, guru mata pelajaran Ilmu Ukur Tanahharus senantiasa menyiapkan diri dalam mengantisipasi segala bentuk penyelesaian masalah belajar yang dialami siswa yang pada akhirnya memberikan respon terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
Melihat karakteristik dari Ilmu Ukur Tanah, maka seorang guru dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara menyeluruh dengan mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dan potensi siswa dalam pembelajaran. Kapasitas dan pendekatan guru dalam mengetahui karakteristik siswa memberikan izin bagi guru untuk memimpin, menuntun dan
(3)
memudahkan perjalanan siswa menuju ilmu pengetahuan yang lebih luas yang akan sangat berpengaruh bagi hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam proses belajar mengajar guru mata pelajaran hendaknya menambah wawasan yang berkaitan dengan model pembelajaran dan mendorong siswauntuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya agar mendapatkan pengetahuan baru.
2. Kepala Sekolah hendaknya menyarankan kepada guru mata pelajaran Ilmu Ukur Tanahagar menerapkan Model Pembelajaran Group Investigationyang telah diuji sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Kepada pemerintahan sebaiknya memberikan anggaran-anggaran dan fasilitas yang mendukung terselenggaranya acara yang berkaitan dengan kemajuan pendidikan.
4. Bagi peneliti dan guru mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah agar lebih teliti dalam memanfaatkan pengalokasian waktu mengajar sesuai dengan tahap pembelajaran Group Investigation khususnya pada tahap memilih topik. 5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
Group Investigation, disarankan mencari materi lain agar dapat membandingkan materi yang paling cocok untuk model pembelajaran Group Investigation.
(4)
87
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, N. O., Doymus, K. (2012). The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Students’ Academic Achievements. Jurnal. Educational Sciences research, Vol 2, No 1
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R. (2010). Taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York, NY: Longman.
Arends, R. (2007). Learning to teach. Penerjemah: Soetjipto, H.P dan Soetjipto, S.M. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Ed.2). Jakarta: Bumi Aksara.
Atika, Liana. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi FT. UNIMED. Medan
Bloom. B. S. (1985). Taxonomy of education objective. Semarang: Semarang Press
Dalyono,M. (2005) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Depdiknas. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.. Jakarta : Depdiknas
Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Hamalik, (2006). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Irwan, Nova. (2015). Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Teamwork Skills Terhadap Hasil Belajar Siswa Farmasi APIPSU T.A 2014/2015. PASCA SARJANA UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Model’s of Teaching (Model–Model Pengajaran), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(5)
Matondang, Zulkifli. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Ps-V Medan Estate
Mitchell, M, G., Monthgomery H., Holder M. (2008). Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature. Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research Vol. 54, No. 4.
Muctar, Lizon. (2015). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Lintonghuta. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.
Nur Ma’rifa. (2014). Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).
http://nurmarifa8.blogspot.com/2014/12/pembelaja-ran-langsung-direct-instruction.html(diakses pada tanggal 07 Juni 2015)
Nurhamiyah, Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka: Jakarta.
Pramudiansyah, Ryal. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Grup Investigasi Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014.Skripsi FT. UNIMED. Medan.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar: Yogyakarta.
Rambe, F. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Bangunan SMK Negeri 2 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi FT. UNIMED. Medan. Safwan, E. 2014. Penerapan Pembelajaran Tipe Group Investigation (GI) Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi FT. UNIMED. Medan. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta. Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slavin, Robert E. (2005). Co-operative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.
(6)
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Bumiaksara Sukmadinata, Nana Syaodih (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syatria, Abadi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi FT. UNIMED. Medan
Windiatmojo, Vera I. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Sma Negeri 5 Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Skripsi dipublikasikan.