PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 LUBUK PAKAM.

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

NUMBERED

HEADS TOGETHER

(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR

KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK

GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1

LUBUK PAKAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk uemenuhi Sebagian Dari Syarat uemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

NURUL HUSNIYAH LUBIS 5 1 1 1 5 1 1 0 1 0

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Nurul Husniyah Lubis. NIM 5111511010, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I (ganjil), pada dua kelas yaitu kelas X TGB A sebagai kelas eksperimen dan kelas X TGB B sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan desain penelitian semu atau quasy eksperimental. Dari perhitungan hasil uji coba instrumen diperoleh 34 soal valid yang digunakan untuk penelitian. Perhitungan hasil belajar siswa pada kemampuan kognitif, diperoleh rata – rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (12,514) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (10,886). Hasil perhitungan uji hipotesis ANAVA, diperoleh Fhitung = 4,341 lebih besar dari Ftabel = 3,984. Kemudian dilanjutkan dengan uji t, diperoleh thitung = 2,092 > ttabel = 1,672. Perhitungan hasil belajar siswa pada kemampuan psikomotorik, diperoleh rata – rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (11,657) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (9,971). Hasil perhitungan uji hipotesis ANAVA, diperoleh Fhitung = 7,402 lebih besar dari Ftabel = 3,984. Kemudian dilanjutkan dengan uji t, diperoleh thitung = 2,721 > ttabel = 1,672. Hasil penelitian untuk kemampuan kognitif dan psikomotorik menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction. Perhitungan hasil belajar siswa pada kemampuan afektif, diperoleh rata – rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (38,26) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (37,00). Hasil perhitungan uji hipotesis ANAVA, diperoleh Fhitung = 1,827 lebih kecil dari Ftabel = 3,984 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara nyata untuk kedua model pembelajaran tersebut, dengan kata lain kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan afektif siswa pada kelas kontrol.

Rata-rata peningkatan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Togehter pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.A 2015/2016 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Direct Instruction. Dengan demikian model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan. Hasil penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi guru, siswa, dan pihak sekolah dalam meningkatkan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan.

Kata kunci: Numbered Heads Together, HasilBelajar


(6)

ABSTRACT

Nurul Husniyah Lubis. NIM 5111511010, Effect of Application of Learning Model Numbered Heads Together Against Learning Outcomes Building Construction Class X Architecture Engineering SMK N 1 Lubuk Pakam. Thesis, Faculty of Engineering, State University of Medan.

This study aims to look at the differences in learning outcomes among students that learned with a learning model Numbered Heads Together (NHT) with student learning outcomes that learned and a learning model of Direct Instruction (DI) in class X Expertise Program Architecture Engineering SMK 1 Lubuk Pakam School Year 2015/2016. The research was conducted in the first half (odd), two classes of class X TGH A as an experimental class and class X TGH H as a control class. This study research design or quasy quasi experimental. From the calculation of the test results obtained by 34 about valid instrument used for research. The calculation of student learning outcomes on cognitive ability, obtained the average score of student learning outcomes in experimental class (12.514) was higher than the control class (10.886). ANOVA hypothesis test calculation results, obtained Fcalculate = 4.341 greater than Ftable = 3.984. Then proceed with the t test, obtained tcalculate = 2,092> ttable = 1.672. The calculation of student learning outcomes in psychomotor ability, obtained the average score of student learning outcomes in experimental class (11.657) was higher than the control class (9.971). ANOVA hypothesis test calculation results, obtained Fcalculate = 7.402 greater than Ftable = 3.984. Then proceed with the t test, obtained tcalculate = 2,721> ttable= 1.672. Results of research for cognitive and psychomotor abilities indicate that the learning outcomes of students that learned with a learning model Numbered Heads Together higher than student learning outcomes that learned with Direct Instruction learning model. The calculation of student learning outcomes in affective abilities, obtained average score of student learning outcomes in experimental class (38.26) was higher than the control class (37.00). ANOVA hypothesis test calculation results, obtained Fcalculate = 1.827 smaller than F table = 3.984 it can be concluded that there is no real difference for the two models of learning, in other words affective abilities of students in the experimental class equally with affective abilities of students in the control class. The mean increase in the results of study subjects in the Huilding Construction students who use cooperative learning model type Numbered Heads togehter in class X Architecture Engineering Expertise Program SMK 1 Lubuk Pakam FY.2015/2016 was higher than the Direct Instruction learning. Thus the type of cooperative learning model Numbered Heads Together is more effective in improving learning outcomes subjects Huilding Construction. The results of this study should be useful for teachers, students, and the school in improving the learning results of Huilding Construction.

Keywords: Numbered Heads Together, Learning Outcomes


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karna atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulisan menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Drs. Sempurna Perangin-Angin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan perhatian, dorongan, bimbingan, serta saran yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini. 2. Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Plt. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Medan.

3. Drs. Asri Lubis, ST, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Zulkifli Matondang, M. Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.


(8)

6. Drs. Edim Sinuraya, ST, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen narasumber dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

7. Drs. Sorgang Siagian, M.Pd selaku dosen narasumber yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Dr. Ir. Putri Lynna A Luthan, M.Sc selaku dosen narasumber yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

10. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis melakukan perkuliahan.

11. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 12. Drs. Kiniken, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. 13. Drs. Yafao Zebua selaku Kepala Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan dan Saibin Saragih, S.Pd selaku guru mata pelajaran yang telah membantu selama observasi dan penelitian.

14. Teristimewa yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya, Ayahanda Ir. H. Parlaungan Lubis dan Ibunda Hj. Intan Khoiriah Nasution yang selalu memberikan doa, nasihat dan kasih sayang yang berlimpah serta dukungan moril maupun materiil kepada penulis.


(9)

15. Terimakasih kepada kakanda Atiqah Hajar Lubis, S.Ikom dan kedua adik penulis Ghina Alimah Parlina Lubis dan Amirah Hanun Lubis yang selalu memberi dorongan dan semangat kepada penulis.

16. Terimakasih kepada teman – teman PTB Ekstensi yang memberikan semangat dan dukungan kepada penulis terutama untuk Liana Atika, S.Pd, Yaumil Akhir Riadi, Fia Artika, Aprillya A Haloho.

17. Semua orang yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan semua. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Februari 2016 Penulis,

Nurul Husniyah Lubis 5111511010


(10)

DAFTAR ISI

STRAT PERNYATAAN... i

LEMBAR PERSETTJTAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHTLTAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Pembatasan Masalah... 9

D. Rumusan Masalah... 10

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Manfaat Penelitian... 10

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJTAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori... 12

1. Hakikat Hasil Belajar Konstruksi Bangunan... 12

a. Hakikat Belajar... 12

b. Hakikat Hasil Belajar... 13

2. Model Pembelajaran... 20

a. Model Pembelajaran Kooperatif... 20

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 24

c. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)... 29 d. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered


(11)

Heads Together (NHT) dengan Model Pembelajaran

Langsung... 34

B. Penelitian Yang Relevan... 35

C. Kerangka Berpikir... 37

D. Pengujian Hipotesis... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 41

B. Populasi dan Sampel... 41

C. Metode Penelitian... 41

D. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian... 42

E. Desain Penelitian... 43

F. Prosedur Penelitian... 44

G. Teknik Pengumpulan Data... 46

H. Kontrol Terhadap Eksperimen... 49

1. Kesahihan Eksternal (Eksternal Validity)... 49

a. Kesahihan Populasi... 49

b. Kesahihan Ekologi... 49

2. Kesahihan Internal (Internal Validity)... 50

a. Pengaruh Historis... 50

b. Pengaruh Kematangan atau Kejenuhan... 50

c. Pengaruh Instrumen Pengukuran... 50

d. Pengaruh Kehilangan Peserta Eksperimen... 51

I. Uji Instrumen Penelitian... 51

1. Validitas Test... 51

2. Reabilitas Test... 53

3. Uji Tingkat Kesukaran... 54

4. Uji Daya Pembeda... 55

5. Indeks Distraktor (Indeks Pengecoh)... 56

J. Teknik Analisis Data... 57

1. Deskripsi Data Penelitian... 57

2. Uji Persyaratan Analisis... 58

a. Uji Normalitas... 58

b. Uji Homogenitas Data... 59

c. Uji Hipotesis... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 63

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together... 63

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Direct Instruction... 67

B. Uji Persyaratan Analisis... 71

1. Uji Normalitas... 71


(12)

2. Uji Homogenitas... 74

3. Uji Hipotesis... 76

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 78

BAB V KESIMPTLAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan... 82

B. Implikasi... 83

C. Saran... 85

DAFTAR PTSTAKA... 86


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Rancangan Penelitian... 45 Gambar 2. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kemampuan

Kognitif... 64 Gambar 3. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kemampuan

Psikomotorik... 66 Gambar 4. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kemampuan

Afektif... 67 Gambar 5. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Kemampuan

Kognitif... 68 Gambar 6. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Kemampuan

Psikomotorik... 69 Gambar 7. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Kemampuan

Afektif... 70


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ... 88

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 91

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol... 102

Lampiran 4. Lembar Penilaian Diri... 111

Lampiran 5. Soal Tes Hasil Belajar Kontruksi Bangunan... 115

Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar Konstrusi Bangunan... 119

Lampiran 7. Lembar Jawaban... 120

Lampiran 8. Analisa Data Instrumen Penelitian... 121

Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi Bangunan... 134

Lampiran 10. Sebaran Data Uji Indeks Kesukaran Tes Konstruksi Bangunan 135 Lampiran 11. Tabel Uji Daya Pembeda Tes Konstruksi Bangunan... 136

Lampiran 12. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Tes... 137

Lampiran 13. Perhitungan Hasil Penelitian Pada Kemampuan Kognitif... 138

Lampiran 14. Perhitungan Hasil Penelitian Pada Kemampuan Psikomotori. 152 Lampiran 15. Perhitungan Hasil Penelitian Pada Kemampuan Afektif... 166

Lampiran 16. Materi Ajar... 179

Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian... 193

Lampiran 18. Daftar gilai Kritis L Untuk Uji Liliefors... 196

Lampiran 19. Distribusi gormal Kumulatif Z... 197

Lampiran 20. Daftar Tabel nilai Persentil Untuk Distribusi F... 198

Lampiran 21. Tabel gilai – nilai Distribusi T... 203


(15)

BABBIB PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Pendedekan merupakan hal penteng yang berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa, sebab kemajuan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak dedek dalam mengekute kemajuan pengetahuan dan teknologe dengan segala kemudahan. Pendedekan yang mampu mendukung pembangunan bangsa de masa mendatang adalah pendedekan yang mampu mengembangkan potense peserta dedek, sehengga peserta dedek mampu menghadape dan memecahkan problema kehedupan yang dehadapenya.

Pendedekan yang berkualetas memperseapkan manusea Indonesea untuk mampu bersaeng, bermetra dan mandere atas jate derenya guna menghadape era globalesase. Era globalesase menuntut kualetas sumber daya manusea yang tangguh, kreatef, dan mampu menguasae elmu pengetahuan dan teknologe. Untuk mampu menghadape persaengan dalam era globalesase, pemerentah berusaha mengantesepase melalue penengkatan kualetas sumber daya manusea dengan penengkatan kualetas pendedekan.

Sesuae dengan tujuan pendedekan naseonal yang derumuskan dalam UUD No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Pendedekan naseonal berfungse mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehedupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potense peserta dedek agar menjade manusea yang bereman dan


(16)

2

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulea, sehat, berelmu, cakap, kreatef, mandere dan menjad warga Negara yang demokrates serta bertanggung jawab.

Mengacu pada ese Undang-Undang Sestem Pendedekan Naseonal No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenae tujuan pendedekan naseonal dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendedekan kejuruan merupakan pendedekan menengah yang memperseapkan peserta dedek terutama untuk bekerja debedang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendedekan menengah dengan kekhususan memperseapkan lulusannya untuk seap bekerja. SMK bertujuan untuk memperseapkan peserta dedek menguasae keterampelan profeseonal untuk memasuke lapangan kerja dan sekalegus memberkan bekal untuk melanjutkan penddekan kejuruan yang lebeh tengge. Hal ene sejalan dengan tujuan sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dekemukakan oleh Anonymous dalam Dene (2010) yakne :

1. Menyeapkan seswa untuk memasuke lapangan kerja serta mengembangkan sekap profeseonal,

2. Menyeapkan seswa agar mampu memeleke kareer, mampu berkompetense dan mampu mengembangkan dere,

3. Menyeapkan tenaga kerja menengah untuk mengese kebutuhan dunea usaha dan endustre pada saat ene maupun pada saat yang akan datang, dan

4. Menyeapkan tamatan agar menjade Warga Negara yang produktef, adaptef dan kreatef.

Berdasarkan tujuan Sekolah Menengah Kejuruaan de atas, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagae sub sestem pendedekan naseonal seyogyanya mengutamakan memperseapkan peserta dedeknya untuk mampu memlehe karer,


(17)

3

memasuke lapangan kerja, berkompetese dan mengembangkan derenya dengan sukses de lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.

Untuk mencapae tujuan tersebut, UNESCO dalam Dene (2010) telah mengemukakan empat pelar pembelajaran yang terdere dare learning to know/learning to learn (belajar yang tedak hanya beroteentase pada produk atau hasel, tetape harus beroreentase kepada proses), learning to do (belajar untuk berbuat), learning to be (belajar untuk bekerja sama). Keempat pelar tersebut perlu dekembangkan de lembaga formal termasuk de SMK dalam upaya mewujudkan pendedekan yang bermutu.

Keempat pelar tersebut memang sangat berpengaruh dalam pendedekan khususnya SMK. Terlebeh pada pelar learneng to do (belajar untuk berbuat). Karena pada pelar learneng to do, belajar bukan hanya mendengar dan melehat dengan tujuan pencapaean pengetahuan, tetape juga belajar untuk berbuat dengan tujuan akher penguasaan kompetense yang sangat deperlukan dalam era persaengan global.

Untuk dapat mewujudkan learneng to do tersebut de dalam kelas, salah satu usaha yang dapat delakukan adalah guru seharusnya lebeh kreatef dan enovatef dalam menyajekan pelajaran sehengga dapat merangsang seswa untuk lebeh aktef dalam mengekute proses belajar mengajar de dalam kelas dan memperoleh hasel belajar yang maksemal. Dengan penyajean pembelajaran yang bervarease seswa akan lebeh tertarek dan tedak cepat merasa bosan pada proses belajar mengajar. Tedak jarang seswa menganggap bahwa belajar merupakan kegeatan yang melelahkan bukan sebagae proses untuk memperdalam elmu. Untuk etu guru


(18)

4

sebaeknya berupaya membangketkan pastresepase seswa agar seswa lebeh besa aktef dan kreatef dalam belajar de dalam kelas.

Pada kenyataannya de lapangan, maseh banyak guru yang kurang kreatef dan bervarease dalam menyampaekan matere pada proses belajar mengajar. Penelete juga maseh menemukan kenyataan de lapangan bahwa maseh terdapat beberapa guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja dalam proses belajar mengajar sedangkan seswa hanya mendengar dan memperhatekan penjelasan guru tanpa terlebat aktef dalam proses belajar.

Dengan kevakuman dan pasefnya seswa dalam proses belajar dapat mengakebatkan kurang terlatehnya skell dalam berbecara, bekerja sama, mengemukakan pendapat, dan bahkan dapat mengakebatkan kurangnya elmu pengetahuan yang dapat de transfer oleh seswa sendere serta menembulkan kejenuhan dalam belajar yang akan berdampak pada hasel belajar seswa yang rendah. Hal ene dapat delehat pada hasel belajar mata pelajaran Konstrukse Bangunan untuk seswa kelas X de SMK Negere 1 Lubuk Pakam setelah delakukan observase pada tanggal 1 Aprel 2015 yang belum sesuae dengan kreterea nelae edeal ketuntasan belajar rata-rata sebagaemana yang detetapkan sekolah untuk seteap standar kompetense, kompetense dasar, endekator dan mata pelajaran yaetu nelae (skor) lebeh besar (≥) kreterea edeal ketuntasan.

Berekut daftar nelae Peserta dedek berdasarkan hasel observase sekolah yang deperoleh dare guru mata pelajaran Konstrukse Bangunan kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan dapat delehat persentase nelae yang deperoleh Peserta dedek de semester ganjel sebagae berekut :


(19)

5 TabelB1.DaftarBPerolehanBHasilBBelajarBMataBDiklatBKonstruksiBBangunan KelasBXBProgramBKeahlianBTeknikBGambarBBangunanBSMKBNegeriB 1BLubukBPakam Tahun Pelajaran Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 2013/2014

<70 11 33.33 Tedak Kompeten

70 - 79 18 54.55 Cukup Kompeten

80 - 89 3 9.09 Kompeten

90 - 100 1 3.03 Sangat Kompeten

Jumlah 33 100

2014/2015

<70 14 41.18 Tedak Kompeten

70 - 79 17 50.00 Cukup Kompeten

80 - 89 3 8.82 Kompeten

90 - 100 Tedak Ada Tedak Ada Sangat Kompeten

Jumlah 34 100

Sumber : Daftar Kumpualan Nilai (DKN) SMK Negeri 1 Lubuk Pakam

Dare daftar hasel belajar de atas dapat dejelaskan bahwa, persentase hasel belajar seswa belum semuanya mencapae Kreterea Ketuntasan Menemum (KKM) yang detetapkan oleh sekolah.Berdasarkan Kreterea Ketuntasan Menemum (KKM) yang detetapkan dare pehak sekolah adalah 7,00 dan 90% dare jumlah peserta dedek yang mendapatkan nelae deatas rata-rata KKM yaetu syarat pencapaean kelulusan yang dapat mewakelkan untuk seteap mata pelajaran.

Pada tahun 2013/2014, terdapat 33,33% (11 orang) tedak kompeten, 54,55% (18 orang) cukup kompeten, 9,09% (3 orang) kompeten dan 3,03% (1 orang) sangat kompeten. Sedangkan pada tahun 2014/2015, terdapat 41,18% (14 orang) tedak kompeten, 50,00% (17 orang) cukup kompeten, dan 8,82% (3 orang)


(20)

6

kompeten. Dare data tersebut dapat desempulkan bahwa hasel belajar Mata Pelajaran Konstrukse Bangunan belum optemal.

Rendahnya hasel belajar peserta dedek dapat desebabkan oleh banyak faktor. Hameyah (2014) menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhe belajar Peserta dedek dapat debedakan menjade 2 (dua) macam yaetu : (1) faktor enternal (faktor-faktor yang berasal dare dalam dere seswa) seperte fesek, mental, emoseonal dan sekap, (2) faktor eksternal (faktor dare luar dere endevedu) yakne seperte rumah dan sekolah. Deantara faktor eksternal yang berada delengkungan sekolah yaetu medea belajar, guru dan cara mengajar guru.

Guru sendere memeleke peranan yang penteng dalam proses belajar mengajar. Perlu upaya yang harus delakukan oleh guru agar mampu mengembangkan potense-potense peserta dedek dan membuat seswa ekut serta aktef dalam proses belajar mengajar sehengga dapat mencapae hasel belajar yang baek. Oleh karena etu guru perlu sekale menguasae model pembelajaran dan menerapkannya de dalam proses pembelajaran yang deharapkan nantenya akan menceptakan suasana pembelajaran menjade lebeh menyenangkan sehengga mampu menengkatkan hasel belajar seswa.

Selama ene model pembelajaran yang ada de SMK Negere 1 Lubuk Pakam maseh mengarah pada pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang bersefat berpusat pada guru (Melfayetty,2014). Dekarenakan pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jeka guru kurang dalam perseapan, pengetahuan, kepercayaan dere dan komunekase yang baek maka


(21)

7

seswa akan cepat merasa bosan, teralehkan perhateannya dan pembelajaran akan terhambat yang nantenya akan berakher pada rendahnya hasel belajar seswa. Untuk mencapae hasel belajar yang maksemal dalam dunea pendedekan, saat ene berkembang berbagae model pembelajaran.

Sejalan dengan pendekatan konstruktevesme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kene banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatef (cooperative learning). Pada model pembelajaran ene seswa debere kesempatan untuk mencapae tujuan pembelajaran, sementara guru bertendak sebagae motevator dan faseletator aktevetas seswa. Artenya dalam pembelajaran ene kegeatan aktef dengan pengetahuan debangun sendere oleh seswa dan mereka bertanggungjawab atas hasel pembelajarannya (Isjone, 2009).

Satu dare beberapa model pembelajaran kooperatef yang depandang penelete dapat menengkatkan hasel belajar seswa dan dapat mengatase kesuletan belajar khususnya pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatef tepe Numbered Heads Together (NHT). NHT membere kesempatan kepada seswa untuk saleng membagekan ede-ede dan mempertembangkan jawaban yang paleng tepat. Selaen etu model NHT mendorong seswa untuk menengkatkan semangat kerjasama seswa. NHT dapat degunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tengkatan usea anak dedek (Lee, 2010).

Model pembelaran NHT merupakan salah satu pembelajaran kooperatef yang sederhana, sangat efektef, efeseen dan lebeh cepat depahame oleh peserta dedek. Model pembelajaran kooperatef tepe NHT merupakan pembelajaran yang


(22)

8

dapat menengkatkan daya peker seswa, karena pada model pembelajaran ene melebatkan lebeh banyak seswa dalam menelaah matere. Selaen etu model pembelajaran NHT membuat seswa lebeh aktef dalam mengungkapkan ede dan pendapat mereka yang nantenya berpengaruh terhadap hasel belajar seswa. Dengan penerapan model pembelajaran NHT ene dharapkan seswa dapat lebeh semangat dan kreatef dalam mengekute proses belajar mengajar serta dapat mengemukakan pendapatnya maseng-maseng de depan kelas dan mencapae hasel belajar yang lebeh baek khususnya pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan.

Untuk melehat pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) seperte deuraekan deatas, maka penelete tertarek melakukan peneletean dengan judul : “PengaruhBPenerapanBModelBPembelajaran BNumbered Heads TogetherB(NHT)BTerhadapBHasilBBelajarBKonstruksiBBangunanBSiswaBKelasBX TeknikBGambarBBangunanBSMKBNegeriB1BLubukBPakam”.

B.BIdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dekemukakan deatas, maka tembul pertanyaan yang deedentefekasekan sebagae berekut :

1. Hasel belajar seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan maseh rendah.


(23)

9

2. Adanya faktor enternal (faktor-faktor yang berasal dare dalam dere seswa) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dare luar dere seswa) yang mempengaruhe belajar peserta dedek.

3. Model pembelajaran yang deterapkan guru pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam maseh mengarah kepada model pembelajaran langsung (direct instruction).

4. Guru belum menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam.

C.BPembatasanBMasalah

Agar peneletean ene lebeh terfokus serta memberekan ruang lengkup yang jelas dan terarah, maka peneletean ene membatase permasalahan yang detelete hanya pada model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan pengaruhnya terhadap hasel belajar kemampuan kognetef, psekomotorek dan afektef seswa mata pelajaran Konstrukse Bangunan pada matere memahame spesefekase dan karakterestek kayu, kuat tekan dan kuat tarek kayu serta keawetan kayu untuk konstrukse bangunan kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016.


(24)

10

Sesuae dengan latar belakang masalah dan setelah debatase masalah-masalah yang deedentefekase maka dapat derumuskan permasalah-masalahan dalam peneletean ene adalah : Apakah hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebeh tengge debandengkan dengan hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam?

E.BTujuanBPenelitian

Dare rumusan masalah deatas maka yang menjade tujuan peneletean ene adalah : Untuk mengetahue apakah hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebeh tengge debandengkan dengan hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam.

F.BManfaatBPenelitian 1. Manfaat Teoretes

Secara teoretes peneletean ene deharapkan dapat menambah pengetahuan dan masukan enformase mengenae model pembelajaran yang sesuae dalam pembelajaran yang berkaetan hasel belajar Konstrukse Bangunan yaetu dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Selaen


(25)

11

etu, hasel peneletean ene juga deharapkan dapat membere manfaat sebagae bahan acuan dalam peneletean yang lebeh lanjut de masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktes a. Bage Peserta dedek

Untuk memperbaeke praktek pembelajaran sehengga seswa dapat menerema matere pelajaran dengan lebeh baek dan menyenangkan serta dapat menengkatkan hasel belajar seswa dalam mata pelajaran Konstrukse Bangunan

b. Bage Guru

Sebagae masukan bage guru untuk membantu usahanya dalam menengkatkan hasel belajar seswa dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), khususnya bage guru mata pelajaran Konstrukse Bangunan program keahlean Teknek Gambar Bangunan dalam upaya penengkatan mutu lulusan SMK.

c. Bage Sekolah

Sebagae referense atau pedoman dalam menengkatkan mutu pembelajaran de sekolah.

d. Hasel peneletean ene deharapkan besa dejadekan referense untuk penelete selanjutnya.


(26)

82

BAB V

KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar konstruksi bangunan yang menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together dan model pembelajaran Direct Instruction

menunjukkan perbedaan pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Hal ini terlihat pada uji hipotesis ANAVA data post-test kemampuan kognitif siswa diperoleh Fhitung = 4,341 dan F tabel= 3,984, dan uji hipotesis postet-test

kemampuan psikomotorik siswa diperoleh Fhitung = 7,402 dan F tabel= 3,984.

Disimpulkan bahwa Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan pada kemampuan afektif siswa tidak ada perbedaan secara nyata untuk kedua model pembelajaran tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis dengan Fhitung = , lebih kecil dari Ftabel = 3,984, dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan afektif siswa pada kelas kontrol.

2. Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Konstruksi Bangunan pada


(27)

83

siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis untuk kemampuan kognitif siswa diperoleh thitung = 2,092 dan

ttabel = 1,672, sehingga thitung > ttabel, serta hasil uji hipotesis untuk kemampuan

psikomotorik siswa diperoleh thitung = 2,721 dan ttabel = 1,672. Sehingga thitung

> ttabel maka Ha yaitu Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model

Pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan yang memberi pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan

Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016 diterima dan H0

Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan tidak memberi pengaruh

yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Konstruksi Bangunan SMK Negeri 1 LubukPakam T.P. 2015/2016 ditolak.

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Numbered Heads Together memperoleh hasil belajar Konstruksi Bangunan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut berarti model pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya hasil belajar siswa terutama pada mata


(28)

84

pelajaran Konstruksi Bangunan pada pokok bahasan Menerapkan Spesifikasi dan karakteristik kayu pada Konstruksi Bangunan.

Dengan tahapan kegiatan di dalam model Pembelajaran Numbered Heads

Together mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang

dipelajari. Siswa belajar lebih mandiri dan merangsang siswa untuk lebih berusaha mengerti dan menguasai materi yang sedang dipelajari dengan berdiskusi bersama teman sekelompok. Pada tahapan ini siswa dituntut untuk mengeluarkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap siswa tentang materi yang sedang dipelajari selama berdiskusi. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang pada saat berdiskui karena materi tidak hanya bersifat sebagai hafalan saja tetapi lebih menuntut pemahaman siswa. Supaya materi dapat dipahami oleh siswa lebih dalam, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain akan memberi tanggapan. Pada akhir pembelajaran guru akan melakukan refleksi tentang pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Hal tersebut membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together sangat menuntut keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran dalam memahami materi. Sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih optimal.


(29)

85

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi para siswa, supaya lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi para guru, supaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menambah wawasan yang berkaitan dengan model dan strategi pembelajaran sehingga bisa diterapkan dikelas yang nantinya akan memberi pengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa.

3. Kepala Sekolah hendaknya menyediakan guru-guru mata pelajaran sarana dan prasarana yang baik demi menunjang keberhasilan pembelajaran dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan model pembelajaran yang sedang berkembang pada era ini.

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah – langkah dalam penelitian dan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat serta dapat mengambil permasalahan – permasalahan lain yang ada disekolah untuk diteliti sehingga dapat dicari pemecahannya.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Numbered Heads Together lebih lanjut, diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik sehingga pembelajaran yang efektif dapa tercapai. 6. Bagi para pendidik semoga penelitan ini dapat menjadi salah satu masukan

untuk menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di dalam proses belajar mengajar.


(30)

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :

Jakarta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta : Jakarta

Dahriansah, Deni. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan (PDTB) di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2009/2010. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Djamarah, Syaiful. (1995). Strategi Belajar Mengajar. PT.RINEKA CIPTA : Jakarta.

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Purtaka Belajar : Yogyakarta. Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Purtaka Belajar : Yogyakarta.

Istarani. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. CV.Media Persada : Medan. Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. PT.Grasindo : Jakarta.

Milfayetty, Sri Dkk. (2014). Psikologi Pendidikan. PPs Unimed : Medan.

Muctar, Lizon. (2015). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Contextual Teaching Learning) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Lintongnihuta. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Nurhamiyah, Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka : Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014


(31)

87

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana : Jakarta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. TaRsito : Bandung.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. CV.ALFABETA : Bandung. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada

Media : Jakarta.


(1)

BAB V

KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar konstruksi bangunan yang menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together dan model pembelajaran Direct Instruction

menunjukkan perbedaan pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Hal ini terlihat pada uji hipotesis ANAVA data post-test kemampuan kognitif siswa diperoleh Fhitung = 4,341 dan F tabel= 3,984, dan uji hipotesis postet-test kemampuan psikomotorik siswa diperoleh Fhitung = 7,402 dan F tabel= 3,984. Disimpulkan bahwa Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan pada kemampuan afektif siswa tidak ada perbedaan secara nyata untuk kedua model pembelajaran tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis dengan Fhitung = , lebih kecil dari Ftabel = 3,984, dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan

dalam kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan afektif siswa pada kelas kontrol.

2. Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi

pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Konstruksi Bangunan pada


(2)

83

siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis untuk kemampuan kognitif siswa diperoleh thitung = 2,092 dan ttabel = 1,672, sehingga thitung > ttabel, serta hasil uji hipotesis untuk kemampuan psikomotorik siswa diperoleh thitung = 2,721 dan ttabel = 1,672. Sehingga thitung > ttabel maka Ha yaitu Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan yang memberi pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan

Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016 diterima dan H0

Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan tidak memberi pengaruh

yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Konstruksi Bangunan SMK Negeri 1 LubukPakam T.P. 2015/2016 ditolak.

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Numbered Heads Together memperoleh hasil belajar Konstruksi Bangunan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut berarti model pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya hasil belajar siswa terutama pada mata


(3)

pelajaran Konstruksi Bangunan pada pokok bahasan Menerapkan Spesifikasi dan karakteristik kayu pada Konstruksi Bangunan.

Dengan tahapan kegiatan di dalam model Pembelajaran Numbered Heads

Together mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang

dipelajari. Siswa belajar lebih mandiri dan merangsang siswa untuk lebih berusaha mengerti dan menguasai materi yang sedang dipelajari dengan berdiskusi bersama teman sekelompok. Pada tahapan ini siswa dituntut untuk mengeluarkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap siswa tentang materi yang sedang dipelajari selama berdiskusi. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang pada saat berdiskui karena materi tidak hanya bersifat sebagai hafalan saja tetapi lebih menuntut pemahaman siswa. Supaya materi dapat dipahami oleh siswa lebih dalam, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain akan memberi tanggapan. Pada akhir pembelajaran guru akan melakukan refleksi tentang pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Hal tersebut membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together sangat menuntut keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran dalam memahami materi. Sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih optimal.


(4)

85

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi para siswa, supaya lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi para guru, supaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

menambah wawasan yang berkaitan dengan model dan strategi pembelajaran sehingga bisa diterapkan dikelas yang nantinya akan memberi pengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa.

3. Kepala Sekolah hendaknya menyediakan guru-guru mata pelajaran sarana

dan prasarana yang baik demi menunjang keberhasilan pembelajaran dan

mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan model

pembelajaran yang sedang berkembang pada era ini.

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhitungkan waktu

yang dibutuhkan untuk setiap langkah – langkah dalam penelitian dan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat serta dapat mengambil permasalahan – permasalahan lain yang ada disekolah untuk diteliti sehingga dapat dicari pemecahannya.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran

Numbered Heads Together lebih lanjut, diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik sehingga pembelajaran yang efektif dapa tercapai.

6. Bagi para pendidik semoga penelitan ini dapat menjadi salah satu masukan

untuk menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di dalam proses belajar mengajar.


(5)

86

Jakarta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta : Jakarta

Dahriansah, Deni. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan (PDTB) di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2009/2010. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Djamarah, Syaiful. (1995). Strategi Belajar Mengajar. PT.RINEKA CIPTA : Jakarta.

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Purtaka Belajar : Yogyakarta. Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Purtaka Belajar : Yogyakarta.

Istarani. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. CV.Media Persada : Medan. Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. PT.Grasindo : Jakarta.

Milfayetty, Sri Dkk. (2014). Psikologi Pendidikan. PPs Unimed : Medan.

Muctar, Lizon. (2015). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Contextual Teaching Learning) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Lintongnihuta. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Nurhamiyah, Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka : Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014


(6)

87

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana : Jakarta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. TaRsito : Bandung.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. CV.ALFABETA : Bandung. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada

Media : Jakarta.


Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

4 17 33

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 4 27

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTESTUAL DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 33

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU UKUR TANAH SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

2 7 32

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 PERCUT SEI TUAN.

1 6 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 1 LUBUK PAKAM.

0 1 31

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN MODEL TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 KEDUNGWUNI -

0 0 54