ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN

55

BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN

V.1 Analisa Indeks Prasarana Jalan IPJ V.1.1 Kualifikasi dan Pembobotan Variabel Indeks Prasarana Jalan Untuk mengestimasi skor IPJ di suatu wilayah diperlukan adanya proses kualifikasi dan pembobotan variabel penyusun IPJ sehingga diperoleh suatu skor IPJ yang mampu menggambarkan kondisi umum penyediaan prasarana jalan di suatu wilayah. Kualifikasi dan bobot variabel IPJ diperoleh dari analisis persepsi para responden terhadap kualifikasi nilai besaran dan tingkat kepentingan dari masing–masing variabel, yakni: Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj. Kinerja Prasarana Jalan Knj, Beban Lalulintas Bln dan Pelayanan Prasarana Jalan Pyp. Bentuk kuisioner yang digunakan dalam studi ini disampaikan dalam lampiran. Secara umum kuisioner tersebut berisi penjelasan mengenai maksud dan tujuan studi serta pelaksanaan survey, deskripsi wilayah pembanding serta daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Untuk kualifikasi suatu variabel IPJ, responden dihadapkan pada beberapa nilai variabel IPJ dimensional untuk dikualifikasi dengan skor 1 s.d 10 nondimensional. Sebagai gambaranacuan dalam melakukan kualifikasi responden disodorkan beberapa nilai variabel IPJ di sejumlah kabupaten atau kota di Indonesia yang karakteristiknya berlainan. Universitas Sumatera Utara 56 Sedangkan untuk pembobotan antar variabel, responden dihadapkan pada pertanyaan mengenai seberapa penting setiap variabel IPJ Ktj, Knj, Bln, Pyp untuk dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan dalam menyusun kebijakan penyelenggaraan jalan. Responden dipilih dari para pengambil keputusan di dinasinstansi terkait dengan penyelenggaraan jalan di daerah yakni wakil dari Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda dan Dinas Perhubungan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dipilih menjadi wilayah studi. Dalam studi ini jumlah responden bukanlah penentu keabsahan data namun kualitaskapasitas responden yang lebih menentukan, sehingga dalam hal ini responden dipilih dari para penentu kebijakan penanganan jalan di daerah.

V.1.1.1 Kualifikasi Variabel Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj

Dalam rumusan IPJ yang digunakan pada studi ini variabel ketersediaan prasarana jalan Ktj didefinisikan sebagai “panjang total jaringan jalan per luas wilayah ” dengan satuan kmkm 2 . Terdapat 2 definisi yang perlu dijelaskan terlebih dahulu untuk menghitung nilai variabel ini, yakni tentang: - Definisi panjang total jaringan jalan yang merepresentasikan penyediaan jaringan jalan di suatu wilayah: apakah hanya jalan KabKota saja, jalan Propinsi saja, jalan Nasional saja dan lain sebagainya. - Definisi mengenai luas wilayah yang merepresentasikan cakupan luasan wilayah yang harus dilayani prasarana jalan: apakah hanya luas wilayah terbangun, luas wilayah daratan, atau luas wilayah administrasi secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara 57 No. Nilai Ktj Keterangan Skor Rata - rata 1 0,05 kmkm 2 1 km jalan melayani 20 km² wilayah 2,57 2 0,25 kmkm 2 1 km jalan melayani 4 km² wilayah 3,83 3 1,25 kmkm 2 1 km jalan melayani 0,8 km² wilayah 5,03 4 2,00 kmkm 2 1 km jalan melayani 0,5 km² wilayah 6,17 5 5,00 kmkm 2 1 km jalan melayani 0,2 km² wilayah 7,17 y = 0.9847lnx + 5.3189 R² = 0.9696 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 1 2 3 4 5 6 S k or Ktj kmkm² Model Kualifikasi Variabel Ktj Universitas Sumatera Utara 58 Jawaban para responden memberikan spektrum penilaian pada kualifikasi variabel Ktj yang tidak linier. Hasil analisis menyatakan bahwa fungsi yang paling tepat untuk mendekati perilaku kualifikasi para responden tersebut adalah dengan pendekatan fungsi logaritmik. Adapun hasil kalibrasi menghasilkan fungsi kualifikasi skoring variabel sebagai berikut : Skor Ktj = 0,9847 ln nilai Ktj + 5,3189.....R 2 = 0,9696..........................5.1

V.1.1.2 Kualifikasi Variabel Kinerja Jaringan Jalan Knj

Dalam rumusan IPJ yang digunakan pada studi ini variabel Kinerja Jaringan Jalan Knj didefinisikan sebagai “panjang jalan kota mantap per total panjang jaringan jalan kabupaten“ yang dimensinya berupa proporsi atau persentase jumlah panjang jalan yang mantap. Jalan mantap merupakan jalan dengan kondisi sedang sampai dengan baik. Distribusi jawaban kualifikasi dari para responden mengenai beberapa nilai Knj yang disodorkan dalam kuisioner disampaikan pada Tabel V.2. Adapun bentuk model dari skoringkualifikasi jawaban responden dalam bentuk grafis disampaikan pada Gambar V.2. Tabel V.2 Rata – Rata Skor Kualifikasi Responden Terhadap Variabel Knj No. Nilai Knj Keterangan Skor Rata - rata 1 25 25 jalan mantap, 75 jalan tidak mantap 2,20 2 40 40 jalan mantap, 60 jalan tidak mantap 3,23 3 60 60 jalan mantap, 40 jalan tidak mantap 4,70 4 0,75 75 jalan mantap, 25 jalan tidak mantap 6,13 5 0,95 95 jalan mantap, 5 jalan tidak mantap 7,53 Universitas Sumatera Utara 59 y = 7,745x + 0,189 R² = 0,997 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 20 40 60 80 100 S k or Knj jalan mantap Model Kualifikasi Variabel Knj Universitas Sumatera Utara 60 No. Nilai Bln Keterangan Skor Rata - rata 1 5 km1000 smp 1 km jalan melayani 200 kendaraan 5,70 2 10 km1000 smp 1 km jalan melayani 100 kendaraan 5,40 3 25 km1000 smp 1 km jalan melayani 40 kendaraan 5,10 4 40 km1000 smp 1 km jalan melayani 25 kendaraan 4,67 5 60 km1000 smp 1 km jalan melayani 17 kendaraan 4,50 y = -0,49lnx + 6,521 R² = 0,994 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 10 20 30 40 50 60 70 S k or Bln km1000smp Model Kualifikasi Variabel Bln Universitas Sumatera Utara 61 Jawaban para responden memberikan spektrum penilaian pada kualifikasi variabel Bln yang tidak linier. Hasil analisis menyatakan bahwa fungsi yang paling tepat untuk mendekati perilaku kualifikasi para responden tersebut adalah dengan pendekatan fungsi logaritmik. Adapun hasil kalibrasi menghasilkan fungsi kualifikasi skoring variabel sebagai berikut : Skor Bln = - 0,49 lnnilai Bln + 6,521.....R 2 =0,994................................5.3

V.1.1.4 Kualifikasi Variabel Pelayanan Prasarana Jalan Pyp

Dalam rumusan IPJ yang digunakan pada studi ini variabel Pelayanan Prasarana Jalan Pyp didefinisikan sebagai “panjang total jaringan jalan kota per jumlah penduduk” yang dimensinya berupa kmpenduduk. Variabel ini diharapkan memberikan proporsi penyediaan jalan terhadap populasi penduduk di suatu wilayah sebagaimana determinan utama pelaku perjalanan maupun yang menghasilkan kebutuhan barang. Meskipun dalam sejumlah studi dibuktikan bahwa tingkat produktivitas penduduk PDRB perkapita juga sangat mempengaruhi besarnya kebutuhan perjalanan, namun jika pengembangan prasarana jalan diharapkan memberikan kesempatan yang sama terhadap semua penduduk, maka berapapun produktivitasnya harus memiliki akses yang sama terhadap jalan. Distribusi jawaban kualifikasi dari responden mengenai beberapa nilai Pyp yang disodorkan dalam bentuk kuisioner disampaikan pada Tabel V.4 berikut ini. Adapun bentuk model skoringkualifikasi jawaban responden tersebut dalam bentuk grafis disampaikan pada Gambar V.4 Universitas Sumatera Utara 62 y = 0.212lnx + 4.793 R² = 0.934 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 1 2 3 4 5 6 S k o r Pyp km1000 orang Model Kualifikasi Variabel Pyp No. Nilai Pyp Keterangan Skor Rata - rata 1 0,2 km1000 orang 1 km jalan melayani 5000 orang 4,40 2 0,5 km1000 orang 1 km jalan melayani 2000 orang 4,63 3 1,0 km1000 orang 1 km jalan melayani 1000 orang 4,90 4 2,0 km1000 orang 1 km jalan melayani 500 orang 4,97 5 5,0 km1000 orang 1 km jalan melayani 200 orang 5,07 Universitas Sumatera Utara 63

V.1.1.5 Bobot Kepentingan antar Variabel IPJ

Sebagaimana disampaikan dalam rumusan IPJ, skor variabel IPJ yang dikualifikasi dengan model yang disampaikan pada Sub Bab V.1.1.1. sampai Sub Bab V.1.1.4 harus terlebih dahulu dikalikan dengan bobotnya masing–masing untuk mendapatkan nilai IPJ secara keseluruhan. Pembobotan terhadap variabel IPJ ini menunjukkan adanya perspektif mengenai perbedaan tingkat kepentingan antar variabel IPJ sesuai dengan pendapat para responden yang dipilih sebagai wakil stakeholders. Perbedaan tingkat kepentingan ini mempresentasikan bobot pertimbangan setiap variabel IPJ dalam pengambilan keputusan penanganan jalan. Dengan bobot yang representatif diharapkan bahwa indikator IPJ yang diperoleh mampu menggambarkan kondisi umum yang dapat mewakili perspektif setiap wilayah dalam pengambilan keputusan. Subyektivitas penilaian kemungkinan tidak dapat dihindarkan, karena perspektif yang berkembang di suatu daerah akan berbeda dengan daerah yang lain, sesuai dengan kondisi dan tantangan yang ada. Namun dengan menggabungkan perspektif tingkat kepentingan variabel IPJ dari semua wilayah studi diharapkan diperoleh perspektif tingkat kepentingan yang unik dan dapat digunakan sebagai acuan yang fair dalam penghitungan IPJ sebagai alat bantu dalam penyusunan kebijakan penanganan jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Resume terhadap hasil pengisian kuisioner yang dilakukan para responden disampaikan pada tabel V.5. Hasil survey menyatakan bahwa untuk urutan tingkat kepentingan no.1 paling penting pilihan terbanyak diperoleh variabel Universitas Sumatera Utara 64 Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj dengan dukungan 67 responden. Sedangkan untuk urutan tingkat kepentingan no.2 suara terbanyak diperoleh variabel Beban Lalulintas Bln dengan dukungan sebanyak 53 responden. Untuk urutan tingkat kepentingan no.3 suara terbanyak diperoleh variabel Kinerja Jaringan Jalan Knj dengan dukungan 60 responden. Dan terakhir, untuk urutan tingkat kepentingan no.4 suara terbanyak diperoleh variabel Pelayanan Prasarana Jalan Pyp dengan dukungan dari responden sebanyak 53. Tabel V.5 Distribusi Urutan Tingkat Kepentingan Variabel IPJ Variabel IPJ Urutan Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj 67 23 3 7 Kinerja Jaringan Jalan Knj 3 23 60 13 Beban Lalu Lintas Bln 17 53 17 13 Pelayanan Prasarana Jalan Pyp 10 20 17 53 Dari tabel tersebut terlihat sudah ada polarisasi urutan tingkat kepentingan yang dilakukan oleh para responden, dimana urutan kepentingan tertinggi no.1 paling banyak diperoleh variabel Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj, dan seterusnya sampai dengan urutan kepentingan terendah no.4 yang paling banyak diperoleh variabel Pelayanan Prasarana Jalan Pyp. Namun demikian dengan sistem perangkingan di atas belum dapat ditentukan bagaimana tingkat perbedaanrentang tingkat perbandingan antara 2 buah variabel IPJ. Hal ini perlu didapatkan untuk mempermudah estimasi IPJ di suatu wilayah dan penggunaannya dalam pengambilan keputusan. Dengan bobot yang kuantitatif diharapkan proses pengambilan keputusan didukung oleh data angka berupa IPJ yang cukup obyektif. Universitas Sumatera Utara 65 Untuk lebih mengkuantitatifkan hasil pengurutan tingkat kepentingan variabel IPJ, maka dilakukan proses pembobotan dengan metodologi yang disampaikan pada Sub Bab III.5.2. Kualifikasi dilakukan untuk setiap variabel IPJ dengan rentang nilai 1-10, dimana nilai 1 diberikan kepada variabel IPJ yang dianggap “sangat tidak penting” dan seterusnya sampai dengan nilai 10 yang diberikan kepada variabel IPJ yang dianggap responden “sangat penting”. Hasil kualifikasi pembobotan yang dilakukan para responden kemudian dijumlahkan dan dirata–ratakan untuk setiap variabel IPJ sebagaimana disampaikan pada Tabel V.6 berikut ini. Tabel V.6 Bobot Kepentingan Variabel IPJ Variabel IPJ Urutan Kepentingan Bobot Kepentingan Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj 1 0,27 Beban Lalu Lintas Bln 2 0,26 Kinerja Jaringan Jalan Knj 3 0,24 Pelayanan Prasarana Jalan Pyp 4 0,23 Total 1,00 Interpretasi dari bobot kepentingan variabel IPJ yang disampaikan pada Tabel V.5 tersebut dalam menghitung variabel IPJ dicontohkan sebagai berikut : • Bobot kepentingan variabel Ktj = 0,28 dan bobot kepentingan variabel Bln = 0,26, sehingga perbandingan kepentingan antara kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : Ktj Bln = 0,270,26 = 1,03 • Artinya, dalam penyusunan IPJ bobot kepentingan variabel Ktj sekitar 1,07 kali lebih besar dibandingkan dengan bobot kepentingan variabel Bln. • Hal ini dapat dilanjutkan interpretasinya bahwa jika indikator IPJ digunakan dalam pengambilan keputusan, misalnya alokasi dana, maka pertimbangan terkait Universitas Sumatera Utara 66 dengan variabel Ktj panjang jalan vs luas wilayah 1,07 kali lebih pentingdiprioritaskan dibandingkan dengan pertimbangan terkait dengan variabel Bln beban lalu lintas. • Perbandingan tersebut juga berlaku untuk variabel – variabel IPJ lainnya.

V.1.1.6 Model Estimasi Indikator IPJ

Dari hasil kualifikasi variabel IPJ sampai dengan pembobotan variabel IPJ yang disampikan pada Sub Bab V.1.1 dapat disusun estimasi IPJ yang digunakan pada studi ini, yakni sebagai berikut : IPJ = 0,27skorKtj + 0,26skorBln + 0,24skorKnj + 0,23skorPyp...5.6 Dengan : Skor Ktj = 0,9847 ln nilai Ktj + 5,3189 Skor Bln = - 0,49 lnnilai Bln + 6,521 Skor Knj = 7,745 nilai Knj + 0,189 Skor Pyp = 0,2121 ln nilai Pyp + 4,793 Dalam hal ini satuan untuk masing – masing nilai adalah • Nilai Ktj dalam kmkm 2 • Nilai Bln dalam km 1000 smp • Nilai Knj dalam jalan mantap • Nilai Pyp dalam km 1000 penduduk Universitas Sumatera Utara 67

V.1.2 Perhitungan Indeks Prasarana Jalan IPJ

Dengan terumuskannya model estimasi IPJ sebagaimana disampaikan pada Sub Bab V.1.1 , maka untuk Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilakukan perhitungan estimasi skor IPJ sebagai representasi kondisi umum dari penyelenggaraan prasarana jalan di kabupaten tersebut. Data data pendukung yang diperlukan dalam perhitungan IPJ adalah data sosial ekonomi dan data penyediaan jalan. Berikut dilampirkan perhitungan Indeks Prasarana Jalan untuk tahun 2014. • Menghitung nilai Ktj Nilai Ktj = ℎ . ℎ . = , . = 0,31 • Menghitung nilai Bln Nilai Bln = ℎ . 1000 ℎ . = , = 20,94 • Menghitung nilai Knj Nilai Knj = . . = , , = 0,59 • Menghitung nilai Pyp Nilai Pyp = ℎ . 1000 . = , . = 3,20 Universitas Sumatera Utara 68  Menghitung Skor Ktj Skor Ktj = 0,9847 ln nilai Ktj + 5,3189 = 0,9847 ln0,31 + 5,3189 = 4,16  Menghitung Skor Bln Skor Bln = - 0,49 lnnilai Bln + 6,521 = -0,49 ln20,94 + 6,521 = 5,03  Menghitung Skor Knj Skor Knj = 7,745 nilai Knj + 0,189 = 7,745 0,59 + 0,189 = 4,75  Menghitung Skor Pyp Skor Pyp = 0,2121 ln nilai Pyp + 4,793 = 0,2121 ln 3,20 + 4,973 = 5,21 Menghitung IPJ Kab. Labuhanbatu Selatan : IPJ = 0,27skorKtj + 0,26skorBln + 0,24skorKnj + 0,23skorPyp = 0,274,16 + 0,265,03 +0,244,75 + 0,235,21 = 4,77 Universitas Sumatera Utara 69 Hasil perhitungan Indeks Prasarana Jalan IPJ dapat dilihat pada Tabel V.8. Pada studi Pengembangan Indikator Efektifitas Pelaksanaan Program Prasarana Wilayah Tahun 2004, dicoba digunakan rentang skor untuk mengkualifikasikan suatu nilai IPJ. Tabel V.7 Rentang Skor dan Kualifikasi Variabel IPJ Rentang Skor Kualifikasi 1 – 2 Sangat Kurang 3 – 4 Kurang 5 – 6 Sedang 7 – 8 Tinggi 8 - 10 Sangat Tinggi Dari data pada Tabel V. 8 Hasil Perhitungan Indeks Prasarana Jalan IPJ Kabupaten Labuhanbatu Selatan disi\mpulkan beberapa kondisi dasar dalam penyediaan prasarana jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yaitu : a. Skor IPJ pada tahun 2014 di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 4,77 dinyatakan bahwa kuantitasjumlah dan kualitaskondisi fisik prasarana jalan Kabupaten tersebut adalah ”kurang” skor antara 3-4 b. Dari skor yang ditunjukkan oleh setiap variabel IPJ di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, skor terendah ditunjukkan oleh variabel Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj dalam kmkm 2 dengan skor 4,16. c. Ketersediaan jalan yang minim di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sangat mempengaruhi kinerja jaringan jalan. Walaupun didukung dengan pelayanan dan beban lalu lintas yang sedikit, belum tentu menaikkan IPJ. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel V.8 Hasil Perhitungan Indeks Prasarana Jalan IPJ di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Konstanta Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj Skor Ktj Beban Lalu Lintas Bln Skor Bln Kinerja Jaringan Jalan Knj Skor Knj Pelayanan Prasarana Jalan Pyp Skor Pyp IPJ a b c d kmkm 2 km1000 smp km1000 penduduk Ktj Bln Knj Pyp 2010 0,27 0,26 0,24 0,23 0,17 3,57 12,00 5,30 0,38 3,13 1,91 5,11 4,27 2011 0,27 0,26 0,24 0,23 0,17 3,57 11,82 5,31 0,52 4,23 1,90 5,11 4,54 2012 0,27 0,26 0,24 0,23 0,18 3,60 11,99 5,30 0,58 4,70 1,92 5,11 4,66 2013 0,27 0,26 0,24 0,23 0,18 3,61 11,89 5,31 0,64 5,12 1,90 5,11 4,76 2014 0,27 0,26 0,24 0,23 0,31 4,16 20,94 5,03 0,59 4,75 3,20 5,21 4,77 Universitas Sumatera Utara 71 Indikator Aspek Indikator Kinerja Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Masukan Input Finansial Pengeluaran pemerintah untuk sub sektor jalan Rp - 83.852.849.800 79.271.269.900 175.673.704.250 119.979.105.675 Keluaran Output Aset Panjang jalan nasional km 60 60 60 60 60 Panjang jalan provinsi km 45 45 45 45 45 Panjang jalan kabupaten km 531,20 531,20 547,10 550,36 984,301 Hasil Outcome Efektivitas preservasi aset Panjang jalan kabupaten kondisi baik km 113,49 195,9 243,93 268,18 460,16 Panjang jalan kabupaten kondisi sedang km 88,64 81,62 84,4 82,61 124,735 Panjang jalan kabupaten kondisi rusak km 244,13 166,24 140,99 112,79 340,16 Panjang jalan kabupaten kondisi rusak berat km 84,95 87,45 86,79 86,79 59,245 Manfaat Benefit Tingkat Resiko Jumlah kejadian kecelakaan 130 175 212 152 120 Jumlah kematian akibat kecelakaan dijalan 168 167 303 156 77 Dampak Impact Ekonomi PDRB juta Rp 11.554.525,1 13.066.066,1 14.380.765,3 15.962.696,7 17.545.445,0 PDRB per Kapita RpKapThn 41.384.995,25 45.608.680,84 48.980.140,82 53.136.015,68 57.119.470,88 Tabel V.9 Indikator Kinerja Jaringan Jalan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Universitas Sumatera Utara 72 V.1.3 Analisis Hasil Guna dan Daya Guna Kinerja Jaringan Jalan Berdasarkan Indeks Prasarana Jalan IPJ Daya guna suatu jaringan jalan ditunjukkan oleh hubungan antara IPJ dengan dana yang dikeluarkan pemerintah untuk sub sektor jalan, sedangkan hasil guna ditunjukkan oleh hubungan antara IPJ dengan PDRB per Kapita. Suatu jaringan jalan dikatakan berdaya guna apabila dana yang dikeluarkan pemerintah untuk sub sektor jalan minimal tetapi menghasilkan IPJ yang maksimal. Dengan kata lain, suatu jaringan jalan dikatatakn berdaya guna apabila rasio pengeluaran pemerintah untuk sub sektor jalan dengan IPJ setiap tahunnya mengalami penurunan. Artinya setiap peningkatan dana yang dikeluarkan pemerintah untuk sub sektor jalan idealnya akan meningkatkan IPJ. Gambar V.5 menunjukkan hubungan antara IPJ dengan dana yang dikeluarkan pemerintah untik sub sektor jalan pada tahun 2010 sampai dengan 2014 di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Gambar V.5 menunjukkan bahwa tidak selamanya peningkatan dana yang dikeluarkan pemerintah untuk sub sektor jalan akan meningkatkan IPJ. Dari Gambar V.5 menunjukkan bahwa tingginya dana yang dikeluarkan pemerintah untuk sub sektor jalan tidak selalu menghasilkan IPJ yang besar. Universitas Sumatera Utara 73 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Pengeluaran pemerintah untuk sub sektor jalan Juta Rupiah - 83.852 79.271 175.673 119.979 IPJ 4,27 4,54 4,66 4,76 4,77 Rasio pengeluaran pemerintah untuk sub sektor jalan dengan IPJ - 18.469 17.010 36.906 25.205 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 P e n g e lu a ra n S u b S e kt o r Ja la n j u ta R p Indeks Prasarana Jalan 2010 2011 2012 2013 2014 Universitas Sumatera Utara 74 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 P D R B R p K a p T h n Indeks Prasarana Jalan 2010 2011 2012 2013 2014 Universitas Sumatera Utara 75 Tabel V.11 Rasio PDRB per kapita dengan IPJ Kabupaten Labuhanbatu Selatan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 PDRB per kapita Juta RpKapThn 41,384 45,608 48,980 53,136 57,119 IPJ 4,27 4,54 4,66 4,76 4,77 Rasio PDRB per kapita dengan IPJ 9,69 10,04 10,51 11,16 11,97 V.2 Analisa Standar Pelayanan Minimum V.2.1 Indeks Aksesibilitas Aksesisbilitas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai satu pusat kegiatan atau simpul – simpul kegiatan di dalam wilayah yang dijalani jalan, di evaluasi dari keterhubungan antar pusat kegiatan oleh jalan dalam wilayah yang dilayani jalan dan diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang dilayani. Dapat disimpulkan aksesibilitas merupakan hasil pembagian jumlah panjang jalan yang baik dibagi dengan jumlah luas wilayah tinjauan studi. Berikut adalah hasil perhitungan aksesibilitas per kecamatan dengan menggunakan data sekunder dari Labuhanbatu Selatan dalam Angka. Aksesibilitas = Dimana : panjang jalan yang baik = penjumlahan panjang jalan kondisi baik dan sedang km Nilai aksesibilitas Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah perbandingan total panjang jalan yang baik dengan total luas daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Universitas Sumatera Utara 76 Dapat dilihat pada perhitungan berikut : • Hasil perhitungan nilai aksesibilitas Kabupaten Labuhanbatu Selatan Aksesibiltas = . = , = 0,187 kmkm 2 Indikator aksesibilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari kepadatan penduduk yang dikaitkan dengan nilai aksesibilitas itu sendiri. Nilai kepadatan penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 98,5 pendudukkm 2 , ini menunjukkan nilai kepadatan penduduk yang sangat rendah 100 dengan nilai aksesibilitas minimum adalah 0,05 kmkm 2 . Sehingga memenuhi Standar Pelayanan Minimal jaringan jalan yaitu 0,187 0,05. Tabel V.14 Hasil Perhitungan Nilai Aksesibiltas Jaringan Jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Luas Wilayah km 2 Kepadatan Penduduk jiwakm 2 Panjang Jalan km Indeks Aksesibilitas MTM Tahun Eksist Syarat 2010 3116 89 202,13 0,064 0,05 M 2011 3116 90 277,52 0,089 0,05 M 2012 3116 91 319,33 0,102 0,05 M 2013 3116 93 350,79 0,112 0,05 M 2014 3116 98,5 584,895 0,187 0,05 M Keterangan : M = Memenuhi ; TM = Tidak Memenuhi Universitas Sumatera Utara 77

V.2.2 Indeks Mobilitas

Mobilitas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh kemudahan per individu masyarakat melakukan perjalanan melalui jalan untuk mencapai tujuannya. Nilai mobilitas adalah perbandingan antara total panjang jalan yang baik dengan total penduduk yang ada di wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai dengan statusnya, dinyatakan dengan km 1.000 jiwa. Dirumuskan sebagai berikut : Mobilitas = x 1000 jiwa Sedangkan nilai indeks mobilitas Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah perbandingan total panjang jalan yang baik dengan total penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dapat dilihat pada perhitungan berikut : • Hasil perhitungan indeks mobilitas di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Mobilitas = , . x 1000 jiwa = 1,904 km 1000 jiwa Indikator mobilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari nilai PDRB yang dikaitkan dengan nilai perhitungan mobilitas itu sendiri. Nilai PDRB yang di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada tahun 2014 adalah Rp. 53.119.470,88 per kapita. Ini menunjukkan nilai PDRB yang sangat tinggi Rp.10 juta per tahun dengan nilai mobilitas minimum adalah 5 km 1000 jiwa. Sehingga tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal SPM jaringan jalan 1,904 5 . Universitas Sumatera Utara 78 Tabel V.16 Hasil Perhitungan Indeks Mobilitas Jaringan Jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan PDRB Rp Jumlah Penduduk jiwa Panjang Jalan yang Baik km Indeks Mobilitas MTM Tahun Eksist Syarat 2010 41 384 995,25 277.673 202,13 0,727 5 TM 2011 45 608 680,84 280.269 277,52 0,990 5 TM 2012 48 980 140,82 284.809 319,33 1,121 5 TM 2013 53 136 015,68 289.655 350,79 1,211 5 TM 2014 57.119.470,88 307.171 584,895 1,904 5 TM Keterangan : M = Memenuhi ; TM = Tidak Memenuhi

V.2.3 Indeks Kecelakaaan

Mengingat bahwa faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintas adalah faktor manusia,maka salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan adalah dengan menambah atau melengkapi perlengkapan jalan, seperti rambu jalan, marka jalan, rel pengaman dan sebagainya. Untuk faktor jalan, walaupun relatif kecil, pada lokasi – lokasi rawan kecelakaan perlu dilakukan kajian penyebabnya, sehingga dapat diambil tindakan penanganan terhadap konstruksi jalan, misalnya apakah perlu dilakukan perbaikan geometrik atau lapisan perkerasannya. Nilai indeks kecelakaan dihitung dengan rumus kecelakaan100000 km, maka indeks kecelakaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada perhitungan berikut. Universitas Sumatera Utara 79 • Hasil perhitungan indeks kecelakaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kecelakaan = = 0,0012 Tabel V.17 Hasil Perhitungan Indeks Kecelakaan Jaringan Jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Jumlah Kecelakaan per Tahun Kepadatan Penduduk jiwakm Panjang Jalan yang Baik km Indeks Kecelakaan MTM Eksist Syarat 130 89 202,13 0,0013 - - 175 90 277,52 0,0017 - - 212 91 319,33 0,0021 - - 152 93 350,79 0,0015 - - 120 98,58 584,895 0,0012 - - Universitas Sumatera Utara 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN