57
mesin RPM 2000. Dari grafik di atas dapat disimpulkan sesuai dengan hasil penelitian, bahwa semakin besar putaran mesin RPM maka semakin besar kadar
karbon dioksida CO
2
.
4.3.3 Kadar Sisa Hidrokarbon HC dalam Gas Buang
Data hasil pengukuran kadar HC dari emisi gas buang pembakaran bahan bakar Pertamax92, K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr melalui pembacaan alat gas
analyzer dapat dilihat pada tabel 4.11 dan gambar 4.9 berikut :
Tabel 4.11 Nilai Kadar Sisa Hidrokarbon HC Dalam Gas Buang Putaran
Mesin RPM
Kadar Hidro Carbon ppm Pertamax92
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr 2000
3000 4000
5000 6000
546 319
509 536
458 340
266 319
419 441
499 276
393 341
377 936
427 341
431 480
200 400
600 800
1000
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr k 2 gr
PPM
2000 3000
4000 5000
6000
Gambar 4.9 Kadar Hidro Karbon PPM
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai kadar hidro karbon ppm terendah terdapat pada bahan bakar K1gr pada putaran mesin 300 RPM. Sedangkan untuk
nilai hidro karbon tertinggi pada bahan bakar K 2 pada putaran mesin 2000RPM.
Universitas Sumatera Utara
58
4.3.4 Kadar Sisa Oksigen O
2
dalam Gas Buang
Data hasil pengukuran kadar O
2
dari emisi gas buang pembakaran bahan bakar Pertamax 92, K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr melalui pembacaan alat gas
analyzer dapat dilihat pada table 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Nilai Kadar Sisa Oksigen O
2
Dalam Gas Buang Putaran
Mesin RPM
Kadar Oksigen
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
2000 3000
4000 5000
6000
14,35 14,68
11,71 9,92
7,88 14,50
14,30 11,94
10,72 7,46
14,36 14,09
10,88 10,59
7,68 15,14
14,54 11,37
9,92 7,89
2 4
6 8
10 12
14 16
2000 3000
4000 5000
6000 O
2 Pertamax 92
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
Gambar 4.10 Kadar Sisa Oksigen O
2
Dalam Gas Buang
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk nilai tertinggi kadar sisa oksigen O
2
dalam gas buang adalah pada bahan bakar K 2gr, pada putaran mesin 2000 RPM. Sedangkan untuk nilai kadar sisa oksigen O
2
dalam gas buang terendah terdapat pada bahan bakar K 1 pada putaran mesin 600 RPM.
Universitas Sumatera Utara
59
4.3.5 Rasio Udara-Bahan Bakar AFR
Rasio perbandingan udara bahan bakar Air Fuel Ratio, dari masing- masing pengujian menggunakan bahan bakar pertamax 92 dan campuran
pertamax 92-kapur barus dengan variasi putaran mesin yaitu,
2000,3000,4000,5000, dan 6000 RPM dengan campuran 1gr, 1,5 gr, dan 2 gr . Hasil pengujian dengan menggunakan gas analyzer dapat dilihat dari tabel 4.13
berikut :
Tabel 4.13 Nilai Hasil Herbandingan Udara Bahan Bakar Air Fuel Ratio
Putaran Mesin
RPM Kadar AFR
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
2000 3000
4000 5000
6000
25,2 24,1
26,0 21,9
17,0 23,9
22,7 28,3
22,5 16,5
25,4 20,8
23,0 21,8
17,2 25,5
23,2 25,7
21,1 17,8
5 10
15 20
25 30
2000 3000
4000 5000
6000
A F
R
Putaran Mesin RPM
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
Gambar 4.11 Ratio Perbandingan Udara Bahan Bakar Air Fuel Ratio
Universitas Sumatera Utara
60
Dari hasil pengujian emisi gas buang dengan menggunakan alat uji emisi gas buang gas analyzer , besarnya nilai air fuel ratio AFR pada Gambar 4.12
di ketahui : 1.
AFR tertinggi terjadi pada bahan bakar K 1 gr dengan putaran mesin 4000 RPM yaitu sebesar 28,3
2. AFR terendah terjadi pada bahan bakar K 1 gr dengan putaran mesin 4000
RPM yaitu sebesar 16,5 Pada Gambar 4.12 perbandingan AFR terhadap putaran mesin
menunjukkan bahwa AFR berbanding terbalik terhadap peningkatan putaran mesin pada penelitian ini. Semakin tinggi putaran mesin maka akan semakin
rendah AFR yang di hasilkan dan juga sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi nya putaran mesin maka massa udara yang masuk kedalam ruang
bakar akan lebih sedikit karna langkah untuk menghisap udara masuk kedalam ruang bakar akan semakin kecil. Sehingga perbandingan udara dengan bahan
bakar akan menjadi lebih kecil. Terjadinya Naik turunnya AFR dapat dipengaruhi oleh pembakaran bahan
bakar. Hal yang mempengaruhi AFR adalah ṁf yang dipengaruhi tf dan ṁa yang
dipengaruhi suhu Ti dan tekanan udara Pi yang terhisap kedalam ruang bakar.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1. Hasil didapat untuk nilai kalor bahan bakar LHV pada bahan bakar K 1,5 gr
mengalami peningkatan, sehingga nilai LHV bahan bakar campuran pertamax92-kapur barus lebih baik dibanding bahan bakar pertamax92 murni.
2. Hasil dari penelitian untuk unjuk kerja performansi motor bakar dengan
berbahan bakar pertamax92-kapur barus lebih baik di banding menggunakan pertamax92 murni, dikarenakan nilai konsumsi bahan bakar SFC, torsi, dan
daya yang lebih tinggi. 3.
Secara umum nilai untuk hasil emisi gas buang pada penggunaan bahan bakar pertamax 92-kapur barus, Air Fuel Ratio AFR, kadar karbon monoksida
CO, kadar karbon dioksida CO2, dan kadar hidro karbon HC, mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertamax 92.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu: 1.
Pada pengukuran untuk mengetahui nilai kalor sebaiknya dilakukan penelitian secara berulang dengan melakukan pengulangan pengukuran harus
diatas lima kali pengukuran agar didapat nilai kalor yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan .
2. Menggunakan zat aditif lain yang mempunyai zat naftalena yang lebih baik
untuk menambah nilai oktan agar lebih tinggi sehingga meningkatnya nilai torsi dan daya maupun konsumsi bahan bakar pada performansi motor bakar.
3. Melakukan modifikasi pada mesin seperti penggunaan katalis pada knalpot
untuk mendapatkan emisi gas buang yang lebih rendah sdan hasil pengujian yang lebih baik
Universitas Sumatera Utara