50 500
1000 1500
2000 2500
2000 3000
4000 5000
6000
To rs
i Nm
Putaran Mesin RPM
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
Gambar 4.4 Grafik Daya Watt Vs Putaran Mesin RPM
Berdasarkan grafik diatas secara garis besar semakin tinggi putaran mesin maka semakin tinggi pula daya yang dihasilkan. Penggunaan bahan bakar K 1 gr
menghasilkan daya tertinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain pada putaran mesin 3000, 4000, 5000 dan 6000 RPM. Pada putaran mesin 4000 RPM daya
tertinggi dihasilkan dengan penggunaan bahan bakar K 1 gr. Hal ini dipengaruhi oleh besar kecilnya nilai torsi, semakin besar nilai torsi maka semakin besar daya
yang dihasilkan dan semakin kecil nilai torsi maka daya yang dihasilkan semakin kecil.
4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific fuel consumption
Konsumsi bahan bakar spesifik setiap campuran bahan bakar dan setiap variasi putaran dapat dihitung menggunakan persamaan 2.10. Diketahui dari
tabel 2.2 standar dan mutu spesifikasi bahan bakar jenis bensin 92 pertamax mempunyai batas maksimum massa jenis dari pertamax 92 pada suhu 15 °C
adalah 770 kgm3 dan batas minimum massa jenis pertamax92 adalah 715 kgm3. Sehingga dapat dicari rata rata nilai massa jenis pertamax 92 adalah 742,5 kgm3.
Dan massa jenis kapur barus sendiri adalah 990 kgm
3
. Untuk mencari massa jenis ρf bahan bakar campuran seperti K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr dapat dicari dengan
Universitas Sumatera Utara
51
persamaan 2.9. Adapun massa jenis ρf bahan bakar pertamax 92 dan bahan bakar campuran K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Data Massa Jenis Bahan Bakar Bahan Bakar
Massa Jenis Kgm
3
Pertamax 92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
742,5 742,5002
742,5003 742,5004
Besarnya laju aliran massa bahan bakar dan sfc dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.7 dan persamaan 2.10 dan dapat dilihat pada tabel
4.6 dan gambar 4.5.
Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Laju Aliran Bahan Bakar Ṁ
f
Dan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Sfc
Data Pengujian
Bahan Bakar
Putaran Mesin RPM
2000 3000
4000 5000
6000
ṁf kgjam
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
0,1606 0,1336
0,1299 0,1211
0,1976 0,1780
0,1717 0,1743
0,2659 0,2511
0,2460 0,2451
0,3294 0,3336
0,3286 0,3210
0,4188 0,3946
0,4060 0,3900
Sfc grkWh
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
782,87 422,66
400,35 803,34
398,29 323,93
352,78 351,32
295,40 230,67
270,77 263,70
233,98 211.77
216,51 235,91
192,73 190,98
210,58 199,04
Pada tabel 4.7, sfc terbesar dengan menggunakan bahan bakar pertamax 92 sebesar 782,87 grkWh pada putaran mesin 2000 RPM. Penggunaan bahan
bakar K 1 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 422,66 grkWh pada putaran mesin 2000 RPM. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai sfc
maksimal sebesar 400,35 grkWh pada putaran mesin 2000 RPM. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 8003,34 grkWh pada
putaran mesin 2000 RPM.
Universitas Sumatera Utara
52
Nilai sfc terendah dengan terdapat pada bahan bakar K 1 gr yaitu sebesar 190,98 grkWh pada putaran mesin 6000 RPM. Penggunaan bahan bakar
pertamax92 mempunyai nilai sfc minimum sebesar 192,73 grkWh pada putaran mesin 6000 RPM. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai sfc minimum
sebesar 199,05 grkWh pada putaran mesin 6000 RPM. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai sfc minimum sebesar 210,58 grkWh pada putaran
mesin 6000 RPM.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
2000 3000
4000 5000
6000
S fc
g r
k Wh
Putaran Mesin RPM
Pertamax92 K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
Gambar 4.5 Grafik Sfc GrKwh Vs Putaran Mesin RPM
Berdasarkan gambar 4.7 terlihat grafik sfc terendah rata-rata dari putaran mesin 2000 RPM sampai 6000 RPM terdapat pada penggunaan bahan bakar K 1
gr. Penggunaan bahan bakar pertamax 92 mengalami penurunan Sfc hingga
putaran mesin 6000 RPM. Penggunaan bahan bakar K 1.5 mengalami penurunan Sfc hingga putaran mesin 3000 RPM dan mengalami kenaikan pada putaran
mesin 4000 RPM. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mengalami penurunan nilai Sfc hingga putaran mesin 3000 RPM dan mengalami kenaikan pada putaran 4000
RPM namun mengalami penurunan kembali pada putaran 5000 dan 6000 RPM
Universitas Sumatera Utara
53
diakibatkan karena semakin besarnya putaran mesin RPM dan karena adanya perbandingan tf dengan daya yang dihasilkan.
4.2.4 Efisiensi Termal