12
terbentuk material komposit yang padu, yaitu material yang memiliki kekuatan
pengikat bound strength yang tinggi [18].
Adapun resin yang umum dipakai adalah termoseting. Termoseting merupakan material tidak bisa menjadi lunak kembali bila dilakukan pemanasan
ulang walaupun diatas temperatur pembentuknya. Bila panas terus diberikan material akan terurai menjadi karbon hangus, dengan kata lain material tidak
dapat kembali ke bentuk semula.
Adapun jenis – jenis dari termoseting yaitu sebagai berikut [19] : a.Phenolik
Mempunyai sifat sangat keras, rigit dengan modulus elastisitas yang baik dibanding dengan resin lainnya karena sifatnya yang keras, kuat, mudah dibentuk,
mudah diberi warna dan tidak transparan. b.Epoxy
mempunyai sifat ulet,elastis, tidak bereaksi dengan sebagian besar bahan kimia dan mempunyai dimensi yang lebih stabil. Dilihat dari struktur kimianya epoxy
sebenarnya adalah poliester, berbeda dengan polimer lain karena molekulnya lebih pendek. Bila diberi bahan penguat komposit epoxy mempunyai kekuatan
yang lebih baik dibanding resin yang lain c.Poliester
Dalam kebanyaan hal resin poliester tak jenuh ini disebut poliester saja.Karena berupa resin cair dengan viskositas yang relatif rendah, mengeras pada suhukamar
dengan penggunaan katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoseting yang lainnya, maka tak perlu diberi tekanan untuk
pencetakan.
2.1.5 Termoset
Termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali pada saat pembuatan. Bila polimer ini rusakpecah, maka tidak
dapat disambung atau diperbaiki lagi [20].
Universitas Sumatera Utara
13
Polimer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras.
Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan
rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai polimer [20]. Gambar 2.5 menunjukkan bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.
Gambar 2.5 Bentuk Struktur Ikatan Silang Sebelumnya telah dilakukan penelitian menggunakan termoset sebagai
matriks antara lain [21] melakukan studi eksperimental tentang sifat fisik dan mekanik komposit semen particleboard dari campuran serbuk gergaji kayu pinus
Pinus caribaea M.-sabut kelapa Cocos nucifera L. dengan aditif CaCl2. Dari hasil yang diperoleh didapat bahwa penyerapan air terendah terjadi pada papan
yang terbuat dari 100 serbuk gergaji pinus tanpa sabut dalam rasio pencampuran semen : lignocellulosic pada 2:1, secara umum semakin banyak sabut kelapa yang
ditambahkan dalam komposit maka penyerapan air oleh komposit semakin meningkat. Hasil juga menunjukkan bahwa thickness swelling meningkat seiring
peningkatan jumlah komponen sabut pada rasio campuran material lignocellulosic dan lebih tinggi dengan mengurangi komponen semen. Nilai Modulus of Rupture
MOR dan Modulus of Elasticity MOE menurun seiring penurunan komponen semen dalam rasio campuran. Hasil juga menunjukkan bahwa papan dengan
kandungan semen yang lebih tinggi memiliki nilai densitas atau kerapatan yang lebih tinggi. Sifat kekuatan juga dipengaruhi oleh kerapatan papan, papan dengan
kepadatan lebih tinggi memiliki sifat-sifat kekuatan yang lebih tinggi MOR dan MOE. Sifat polimer termoseting sebagai berikut [20].
Universitas Sumatera Utara
14
Keras dan kaku tidak fleksibel
Jika dipanaskan akan mengeras.
Tidak dapat dibentuk ulang sukar didaur ulang.
Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
Jika dipanaskan tidak akan meleleh.
Tahan terhadap asam basa.
Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul
2.2 KARAKTERISTIK SIFAT – SIFAT BAHAN BAKU DAN PRODUK 2.2.1 Sifat dari Tempurung Kelapa