43 3.867
3.511 2.412
1.919
- 500
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000 3.500
4.000 4.500
P e
rp a
n ja
n g
a n
P a
d a
S a
a t
P u
tu s
Rasio Serbuk Tempurung Kelapa : Poliester
yang ditambahkan sebagai pengisi, sedangkan jumlah matriks semakin menurun, maka hal ini dapat membuat daerah antarfasa menjadi lemah sehingga kekuatan
yang dimiliki bahan komposit untuk menerima tegangan stress menurun. Peningkatan kekuatan tarik komposit dari komposisi 30 : 70 sebesar 20,999 MPa
menjadi 21,719 Mpa pada komposisi 40 : 60 menunjukkan bahwa penambahan serbuk tempurung kelapa tidak selalu berpengaruh secara garis lurus terhadap
kekuatan tarik. Dari grafik terlihat bahwa peningkatan yang terjadi relatif kecil. Sehingga dalam hal ini, komposisi yang sesuai antara STK dan poliester paling
berpengaruh terhadap kekuatan tarik [35]. Hal itu terlihat dari kekuatan tarik dengan komposisi 20 : 80 lebih besar jika dibandingkan dengan komposisi
komposit 30 : 70 dan komposisi 40 : 60.
4.3 ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SERBUK TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PERPANJANGAN PADA SAAT PUTUS
KOMPOSIT ASTM D-638
Gambar 4.4 menunjukkan pengaruh kandungan serbuk tempurung kelapa terhadap pemanjangan pada saat putus elongation at break berpengisi serbuk
tempurung kelapa.
Gambar 4.4 Pengaruh Komposisi Serbuk Tempurung Kelapa Terhadap Pemanjangan Pada Saat Putus Komposit Berpengisi STK
Universitas Sumatera Utara
44
Hasil pengujian komposit menunjukkan bahwa pemanjangan pada saat putus menurun seiring dengan meningkatnya kandungan bahan pengisi serbuk
tempurung kelapa. Pemanjangan pada saat putus komposit terendah diperoleh pada saat perbandingan STK dan poliester tak jenuh adalah 40:60 sebesar 1,919
sedangkan yang tertinggi diperoleh pada saat perbandingan serbuk tempurung kelapa dan poliester tak jenuh 20 : 80 adalah 3,511. Kemudian mengalami
penurunan pada saat perbandingan STK dan poliester tak jenuh 30 : 70 sebesar 2,412. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya serbuk tempurung kelapa
yang digunakan sebagai pengisi akan mengakibatkan bahan komposit menjadi kurang elastis. Nilai pemanjangan pada saat putus menunjukkan kemampuan
bahan pengisi untuk menyokong perpindahan tegangan stress dari bahan polimer ke matriks [30]. Pemanjangan pada saat putus UPR murni adalah 3,867. Hal ini
menunjukkan bahwa sebelum poliester murni ditambahkan dengan serbuk tempurung kelapa, interaksi adhesi antar muka interfacial adhesion tinggi
sehingga perpanjangan saat putusnya juga tinggi. Sebagai akibatnya, ketika poliester murni ditambahkan serbuk tempurung kelapa interaksi antar muka
menurun sehingga perpanjangan saat putus juga menurun [31].
Universitas Sumatera Utara
45
4.4 ANALISA PENGARUH KOMPOSISI SERBUK TEMPURUNG
KELAPA TERHADAP KEKUATAN BENTUR IMPACT STRENGTH KOMPOSIT UPR DENGAN ASTM D – 256
Gambar 4.5 menunjukkan pengaruh komposisi serbuk tempurung kelapa ukuran 70 mesh terhadap kekuatan bentur impact strength komposit.
Gambar 4.5 Pengaruh Perbandingan Poliester dengan Serbuk Tempurung Kelapa Ukuran 70 Mesh Terhadap Kekuatan Bentur Impact Strength
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa kekuatan bentur tertinggi terdapat pada komposit dengan perbandingan serbuk tempurung kelapa dengan komposit
20 : 80 yaitu 5885,04 Jm
2
. Kekuatan bentur terendah diperoleh pada saat perbandingannya 40 : 60 yaitu 3054,33 Jm
2
. Sedangkan poliester murni memiliki kekuatan bentur sebesar 3354,83 Jm
2
. Peningkatan kekuatan bentur ini disebabkan karena adanya peran pengisi dalam meningkatkan ketahanan bentur
dari komposit, dalam hal ini pengisi berperan sebagai pembentuk titik dimana mulainya pematahan crack formation dan media pemindahan tegangan stress
transferring medium [30]. Dalam penelitian ini, kekuatan bentur meningkat karena adanya fleksibilitas jaringan antar fasa yang baik antara matriks dengan
pengisi sehingga dengan kehadiran bahan pengisi maka bahan komposit akan menyerap energi benturan yang lebih tinggi [32]. Sedangkan penurunan kekuatan
bentur yang terdapat pada saat rasio serbuk tempurung kelapa dan poliester
3354,83 5885,04
4915,17 3054,33
0,00 1000,00
2000,00 3000,00
4000,00 5000,00
6000,00 7000,00
Poliester Murni 20;80
30;70 40;60
K e
k u
a ta
n B
e n
tu r
J m
2
Rasio Serbuk Tempurung Kelapa : Poliester
Universitas Sumatera Utara
46
30 : 70 dan 40 : 60 terjadi karena keseragaman campuran serbuk tempurung kelapa dengan poliester mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan
karena semakin banyaknya pengisi yang ditambahkan, matriks tidak dapat terdistribusi dengan baik untuk menutup seluruh permukaan pengisi.
4.5 HASIL ANALISA FTIR KOMPOSIT POLIESTER BERPENGISI STK