9
2.1.3 Katalis
Katalis ini digunakan untuk membantu proses pengeringan resin dan serat dalam komposit. Waktu yang dibutuhkan resin untuk berubah menjadi plastik
tergantung pada jumlah katalis yang dicampurkan. Dalam penelitian ini menggunakan katalis Methyl Ethyl Keton Peroxide MEKP yang berbentuk cair
dan berwarna bening. Semakin banyak katalis yang ditambahkan maka makin cepat pula proses curingnya, tetapi apabila pemberian katalis berlebihan maka
akan menghasilkan material yang getas ataupun resin bisa terbakar. Bila terjadi reaksi akan timbul panas antara 60
-90
Pemberian katalis untuk matriks poliester hanya untuk proses curing dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit karena poliester memiliki sifat
mengeras pada suhu kamar. Sebab pemberian katalis pada matriks akan menghasilkan panas yang berfungsi pada saat pematangan. Gambar 2.4
menunjukkan reaksi curing poliester tak jenuh. C. Panas ini cukup untuk mereaksikan
resin sehingga diperoleh kekuatan dan bentuk plastik yang maksimal sesuai dengan bentuk cetakan yang diinginkan [13].
2-amino-benzena 1,3- bis metoksi benzena
Gambar 2.4 Reaksi Curing Poliester Tak Jenuh [14] Poliester tidak jenuh
Stirena Metil Etil Keton Peroksida
Curing
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.4 Komposit
Komposit merupakan perpaduan dari dua atau lebih material yang memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki properties
yang lebih baik dari keduanya. Komposit berguna meningkatkan sifat mekanik dari setiap material yang dipadukan [15]. Adapun kelebihan-kelebihan komposit
adalah sebagai berikut [16] : 1.
Kekuatannya dapat diatur tailorability. 2.
Tahanan lelah yang baik fatigue resistance. 3.
Tahan korosi. 4.
Memiliki kekuatan jenis rasio kekuatan terhadap berat jenis yang tinggi. Komposit polimer mengandung tiga komponen penting yaitu fasa matriks,
fasa tersebar seratpartikel, dan antar muka. Serat merupakan material yang umumnya jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan
tarik. Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan kerusakan akibat benturan [16].
2.1.4.1 Fasa Matriks
Fasa matriks adalah fasa kontinu yang terdapat dalam suatu komposit di mana fasa penguat tersebar di dalamnya. Fasa matriks berfungsi sebagai pelekat
untuk pengisi terbenam di dalamnya. Fasa matriks biasanya menggunakan bahan termoplastik seperti polipropilena, polistirena dan sebagainya serta dapat juga dari
bahan polimer lain seperti termoset karet atau bahan elastomer TPE [7]. Pemilihan suatu bahan sebagai fasa matriks bergantung pada faktor-faktor
berikut [7]. •
Keserasian dengan fasa penguat atau fasa tersebar karena ia akan menentukan interaksi antar muka fasa matriks – fasa penguat pengisi.
• Sifat akhir komposit yang dihasilkan
• Keperluan penggunaan seperti rentang suhu penggunaan
• Bentuk komponen yang dihasilkan
• Kemudahan fabrikasi atau pemrosesan
• Biaya pengolahan.
Universitas Sumatera Utara
11
Penggunaan bahan polimer sebagai fasa matriks karena beberapa alasan yaitu sebagai berikut [7].
• Polimer lebih mudah diproses dan mempunyai massa jenis yang relatif
rendah. •
Polimer mempunyai sifat mekanik dan dielektrik yang baik. •
Polimer mempunyai suhu pemrosesan yang relatif rendah dibandingkan bahan logam.
Secara umum fungsi fasa matriks dalam komposit adalah sebagai berikut [7]. •
Mampu memindahkan gaya yang dikenakan kepada fasa tersebar pengisi dan juga mendistribusikan beban yang dikenakan sesama fasa tersebar yang
berdekatan. •
Menjaga fasa tersebar dari kerusakan seperti panas dan lembab. •
Sebagai pengikat fasa tersebar dalam menghasilkan antar muka fasa matriks dan fasa tersebar kuat.
2.1.4.2 Fasa Tersebar
Fasa tersebar merupakan bahan dalam bentuk partikel, serat, atau kepingan yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat mekanik dan fisik bahan komposit
seperti kekuatan, kekakuan, dan keliatan. Beberapa bahan pengisipenguat yang sering digunakan adalah serat kaca, serat karbon, serat Kevlar, serat kayu, dan
serat tandan kelapa sawit [17]. 2.1.4.3
Antar muka Matriks Tersebar Lazimnya untuk semua bahan komposit akan terdapat dua fasa berlainan
yang dipisahkan oleh suatu kawasan yang dinamakan antar muka. Daya sentuhan dan daya kohesif pada bagian antar muka amat penting karena antar muka pengisi
matriks ialah bagian yang memindahkan beban dari fasa matriks kepada fasa penguat atau fasa tersebar [17].
Secara umum resin adalah bahan yang akan diperkuat dengan serat. Resin bersifat cair dengan viskositas yang rendah, yang akan mengeras setelah
terjadinya proses polymerisasi. Resin berfungsi sebagi pengikat bounding antara serat yang satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan ikatan yang kuat
Universitas Sumatera Utara
12
terbentuk material komposit yang padu, yaitu material yang memiliki kekuatan
pengikat bound strength yang tinggi [18].
Adapun resin yang umum dipakai adalah termoseting. Termoseting merupakan material tidak bisa menjadi lunak kembali bila dilakukan pemanasan