Latar Belakang Masalah Studi Sedimentasi di Bendung Namu Sira-Sira dan Kaitannya Terhadap Tinggi Mercu Bendung

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah dalam usaha pertanian. Aliran air pada sungai atau rawa adalah sumber air yang dapat digunakan untuk keperluan irigasi untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira. Irigasi adalah suatu usaha manusia untuk menambah kekurangan air dari pasokan hujan untuk pertumbuhan tanaman yang optimum. Bendung merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai disekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran – saluran pembagi kemudian hingga ke lahan – lahan pertanian. Letak geografis daerah Namu Sira-sira berada pada kisaran 3’ 31’ LU dan 98’ 27’ BT. Mencakup empat bagian kecamatan yaitu Kecamatan Sei Binge, Kecamatan Kuala, Kecamatan Selesai, dan Kecamatan Binjai Selatan. Kecamatan yang paling luas mendapat pelayanan dari irigasi Namu Sira – Sira adalah Kecamatan Sei Binge. Daerah irigasi Namu Sira – Sira digagas sejak tahun 70-an. Studi kelayakannya diselesaikan pada bulan maret 1979 yang didanai oleh pemerintah Inggris Overseas Development Administration, sedang desain teknisnya selesai pada tahun 1980. Kedua dokumen perencanaan tersebut dikaji ulang dan disempurnakan pada tahun 1982. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 4 Juni 1992 daerah irigasi Namu Sira-Sira diresmikan oleh presiden Soeharto di Bah Bolon. Sumber air irigasi Namu Sira – sira berasal dari Sungai Bingei dan memiliki dua saluran primer, yaitu saluran primer kanan dan saluran primer kiri. Saluran primer kanan mengairi wilayah Kecamatan Sei Bingai dan Kecamatan Binjai Selatan seluas 4.098 Ha. Memiliki saluran induk sepanjang 2.648 km dan saluran sekunder sepanjang 46.759 km. Pada saluran irigasi kanan, dibangun kantong lumpur untuk mengendapkan sedimen agar tidak masuk ke saluran irigasi. Kantong lumpur eksisting memiliki panjang 120 m dan sedimen dibilas tiap jangka waktu 14 hari. Sementara saluran irigasi kiri mengairi wilayah Kecamatan Sei Bingai, Kecamatan Kuala dan Kecamatan Selesai seluas 2.182 Ha. Memiliki saluran induk sepanjang 6.930 km, serta saluran sekunder sepanjang 29.026 km.

1.2 Rumusan Masalah