Net Profit Margin N
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
NPM
t-1
56 0,000
24,220 0,7305
3,4147 NPM
t-0
56 0,000
20,380 0,5086
2,7088
dari residual satu p engamatan ke
elaksanaan NPM
t-1
: Net Profit Margin sebelum IPO NPM
t-0
: Net Profit Margin setelah IPO Berdasarkan tabel 4.2 tentang statistik diskriptif net profit margin pada
56 perusahaan go public yang melakukan IPO pada tahun 2000-2005 diketahui bahwa nilai rata-rata net profit margin pada periode sebelum IPO adalah 0,7305
lebih besar dari nilai rata-rata net profit margin dalam tahun pelaksanaan IPO adalah 0,5086 hal ini menunjukkan bahwa kinerja net profit margin perusahaan
mengalami penurunan setelah IPO.
3. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel
dependen dengan suatu persamaan. Hasil perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Tabel 4.3 Analisis Regresi
Coefficients
a
.602 .441
1.365 .178
1.475 .617
.309 2.389
.020 Constant
DAt-1 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: NPMt-1 a.
Sumber : data sekunder diolah, 2008
Keterangan DAt-1 : Discretionary accrual sebelum IPO
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah
NPM = b + b
1
DACCit + е
Y = 0,602 + 1,475X
1
t = 2,389
R² = 0,096 F
= 5,710
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut ini:
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian regresi dari Variabel discretionary accrual DACC
it
menunjukkan tanda positif yang menandakan adanya pengaruh positif antara discretionary accrual DACC
it
dengan net profit margin NPM. Artinya jika discretionary accrual DACC
it
semakin besar maka net profit margin NPM semakin besar. Ini berarti jika discretionary accrual DACC
it
naik sebesar satu persen 1 maka akan menaikkan net profit margin NPM
sebesar 1,475.
4. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
Ghozali, 2006. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS 15.0 for windows, diperoleh koefisien regresi R
2
sebesar 0,096. Hal ini berarti variasi perubahan yang terjadi pada kinerja perusahaan 9,6 dapat
dijelaskan oleh variasi discretionary accrual. Sedangkan sisanya 90,4 dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
5. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F