Bimbingan Pribadi Pengertian Positive Reinforcement

3. Konsekuensi –konsekuensi logis alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga dapat membantu siswa dalam mengatasinya dan memanfaatkan akibat-akibat logis dari perilakunya yang salah. 4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaanya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri. 5. Analisis transaksional: guru disarankan sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang sedang menghadapi masalah. 6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu berfikir positif dan bertanggung jawab. 7. Disiplin dan terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru dan untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturannya. 8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif. 9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari- hari pertama di sekolah dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin. ” Konsep diri merupakan salah satu strategi yang penting dalam merancang disiplin siswa sehingga siswa tidak merasa ketergantungan dengan orang lain serta dapat mengambil keputusan sendiri dalam merubah perilaku tidak disiplin di sekolah. Dalam penelitian ini strategi dalam merancang disiplin siswa yang peneliti gunakan yaitu strategi no 8 “Modifikasi Perilaku” karena modifikasi perilaku ini berhubungan dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti.

6. Bimbingan Pribadi

Melalui pelayanan bimbingan pribadi di SMP bertujuan untuk membantu siswa dalam mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa yang mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Hal ini berkaitan dengan pemantapan perilaku siswa agar dapat berperilaku yang sesuai dengan pribadi sebagai pelajar. Pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama SMP, sebagai kelanjutan dan pemantapan pelayanan bimbingan dan konseling pada jenjang pendidikan sebelumnya dengan memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik di SMP, yang meliputi bimbingan pribadi, karir, sosial, dan belajar. Berikut ini merupakan rincian bidang bimbingan pribadi Prayitno 2004 sebagai berikut : “ a pemantapan kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif baik dalam sehari-hari, di masyarakat, maupun untuk peranannya di masa depan. c pemahaman bakat dan minat pribadi, serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif. d pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya, e pemantapan kemampuan pengambilan keputusan. f pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya. g pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohani maupun jasmaniah. ” Dengan adanya bimbingan pribadi sebagai salah satu layanan BK dalam mengatasi masalah pribadi siswa salah satunya perilaku tidak disiplin disekolah. Apabila rincian layanan bimbingan pribadi di atas dapat dipenuhi dengan baik oleh siswa, maka akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan disiplin siswa di sekolah.

B. Teknik Positive Reinforcement

1. Pengertian Positive Reinforcement

Corey 1995: 412 mengemukakan bahwa: “positive reinforcement merupakan prosedur dimana respon tanggapan diikuti stimulus rangsangan di dalamnya ada tambahan sesuatu seperti pujian sebagai konsekuens i dari suatu perilaku tertentu.” Dalam usaha merubah perilaku dengan memunculkan perilaku yang diingikan salah satu caranya dengan memberikan stimulus seperti pujian, benda, reward ataupun hadiah pada subjek yang akan diberikan perlakuan. Dengan adanya pengukuhan maka perilaku yang diinginkan akan lebih sering muncul sehingga perilaku yang diinginkan cenderung meningkat sedangkan perilaku yang tidak dikehendaki semakin menurun. Menurut Corey 1995: 412 teknik positive reinforcement merupakan prosedur dimana respon tanggapan yang diikuti adanya suatu stimulus dapat berupa pujian, benda, sebagai konsekuensi dari perilaku yang diinginkan muncul dan berulang. Dan untuk menentukan benda yang di inginkan oleh subjek penelitian, yaitu dengan memberikan dan menyuruh subjek penelitian mengisi kuesioner dapat di lihat pada lampiran 5. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan penguat adalah suatu prosedur peningkatan tingkah laku siswa yang dilakukan secara berulang-ulang sebagai kontrol terhadap tingkah laku yang diinginkan. Dan positive reinfocement adalah peristiwa atau kejadian yang muncul setelah suatu resopn diberikan dapat meningkatkan frekuensi perilaku atau respon yang diharapkan. Menyambung dari penjelasan di atas secara spesifik positive reinforcement terjadi bila telah bertemu tiga kondisi : a. Sebuah konsekuensi diberikan tergantung pada perilakunya. b. Perilaku menjadi lebih sering terjadi c. Perilaku menjadi lebih sering terjadi karena sebuah konsekuensi diberikan tergantung pada perilakunya.

2. Prosedur Positive Reinforcement

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 74

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IX.2 SEMESTER GENAP SMP PGRI BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 62

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IX.2 SEMESTER GENAP SMP PGRI BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 63

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN PADA TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK POSITIVE REINFORCEMENT PADA SISWA KELAS IX SMP SATYA DHARMA SUDJANA GUNUNG MADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 18 59

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.D SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 36

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA BINA MULYA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 55 56

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGARANG IMAJINATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 60

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGARANG IMAJINATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 64

PENINGKATAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 LIWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 36

PENGARUH POSITIVE REINFORCEMENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 12 61