Nilai koefisien regresi variabel feeding b
2
bernilai 10,503. artinya setiap peningkatan 1 mmlangkah satuan maka akan meningkatkan angka Kekasaran
Permukaan sebesar 10,503 µm. Nilai koefisien regresi variabel, back rake angle b
3
bernilai -0,412, yaitu artinya setiap meningkatnya 1
o
sudut geram pahat, maka akan menurunkan angka Kekasaran Permukaan sebesar 0,412 µm dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
5. Uji t Parsial Kekasaran Permukaan
Uji ini merupakan koefisien regresi secara parsial yang digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial kecepatan potong, back rake angle, dan
feeding berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap angka Kekasaran Permukaan. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikan 0,05 dan 3 sisi.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
Pengujian variabel kecepatan potong
1. Menentukan hipotesis Ho
: v tidak berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan Ha
: v berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan 2. Menentukan t hitung dan signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar -3.566 dan signifikansi sebesar 0,007 3. Menentukan t tabel pada tabel statistik pada signifikansi 0,053 = 0,01 dengan
derajat kebebasan dF = n-k-1 yaitu 12-3-1= 8. Sementara itu hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar -2,752. tabel t
4. Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan jika –t hitung - t tabel
atau t hitung t tabel maka Ho ditolak.
5. Berdasar signifikansi 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi 0,05 maka Ho ditolak.
Kesimpulan bahwa nilai t hitung t tabel 3.566 2,752 dan signifikansi 0,05 maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan potong berpengaruh
terhadap angka Kekasaran Permukaan dengan tingkat signifikan 0,007.
Gambar 74. Pengaruh pertambahan kecepatan potong terhadap pertumbuhan Kekasaran Permukaan dengan kedalaman potong 0.075 mm, dan sudut geram
pahat back rake angle = negatif 6
o
Gambar 75. Pengaruh pertambahan kecepatan potong terhadap pertumbuhan Kekasaran Permukaan dengan kedalaman potong 0.075 mm, dan sudut geram
pahat back rake angle = 0
o
Dari gambar grafik pengaruh variasi kecepatan potong v pada masing-masing back rake angle
dan nilai gerak pemakanan feeding yang sama, dengan memperbesar kecepatan potong akan menurunkan nilai Kekasaran Permukaan
µm. Pada saat menggunakan pahat dengan = negatif 6
o
gambar 74, hasil pengukuran Kekasaran Permukaan µm yang diperoleh pada v = 11,8 mmin
menunjukan angka 4,704 µm pada saat feeding 0,115 mmlangkah, ketika v dinaikan menjadi 25,1 mmin angka Kekasaran Permukaan menjadi rendah yaitu
2,351 µm, turunnya Kekasaran Permukaan yang sangat besar terjadi ketika v dinaikkan menjadi 25,1 mmin. Hasil pengukuran Kekasaran Permukaan yang
diperoleh pada variasi feeding 0,115 mmlangkah dan 0,245 mmlangkah, bahwa angka Kekasaran Permukaan semakin rendah ketika kecepatan potong dinaikkan
pada tiap-tiap variasi feeding. Tidak jauh berbeda dengan pembahasan pada back rake angle
= negatif 6
o
, pada saat proses penyekrapan menggunakan back rake
angle = 0
o
gambar 75, hasil yang diperoleh menunjukan asumsi yang hampir sama dengan ulasan diatas, bahwa dengan menaikkan kecepatan potong angka
Kekasaran Permukaan yang diperoleh akan semakin rendah pada tiap-tiap variasi feeding.
Pengujian variabel feeding
1. Hipotesis Ho
: f tidak berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan Ha
: f berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan 2. Menentukan t hitung dan signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar 2.782 dengan signifikansi 0,024
3. Menentukan t tabel pada tabel statistik pada signifikansi 0,053 = 0,01 dengan derajat kebebasan dF = n-k-1 yaitu 12-3-1= 8. Sementara itu hasil yang
diperoleh untuk t tabel sebesar -2,752. tabel t Kesimpulan bahwa nilai t hitung t tabel 2.782
2,752 dengan signifikansi 0,004 maka feeding berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan dengan signifikansi 0,024
Pada grafik prediksi Kekasaran Permukaan terhadap back rake angle
dengan feeding bervariasi. Terlihat pada grafik bahwa dengan semakin besarnya feeding maka angka
Kekasaran Permukaan yang diperoleh akan semakin tinggi. Sebagai contoh, perbedaan yang signifikan nampak pada setiap variasi feeding dan kecepatan potong. Pada gambar
74 f = 0,115 mmlangkah dan back rake angle
= negatif 6
o
, angka Kekasaran Permukaan terendah yang diperoleh yaitu 2,351 µm dan pada f = 0,245 mmlangkah
pada back rake angle
= negatif 6
o
angka Kekasaran Permukaan naik menjadi 4,739
µm pada waktu dan kecepatan potong yang sama. Hasil yang serupa juga terjadi disetiap variasi feeding dan kecepatan potong pada back rake angle
= 0
o
, bahwa dengan memperbesar feeding akan menaikkan Kekasaran Permukaan pada semua kecepatan
potong pada tiap back rake angle.
Pengujian variabel back rake angle
1. Hipotesis Ho
:
tidak berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan Ha
:
berpengaruh terhadap angka Kekasaran Permukaan 2. Menentukan t hitung dan signifikansi dari output didapat t hitung sebesar -5.031
dengan signifikansi 0,001. Menentukan t tabel pada tabel statistik pada signifikansi 0,053 = 0,01 dengan derajat kebebasan dF = n-k-1 yaitu 12-3-1 = 8. Sementara itu
hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar -2,752. tabel t Kesimpulan bahwa nilai t hitung t tabel 5.031 2,752 dengan signifikansi sebesar 0,001 maka back rake
angle berpengaruh terhadap angka kekasaran permukaan dengan nilai signifikan 0,001.
Dari gambar 74 pada saat e ggu aka ke epata poto g ν 5, i pada kedua
variasi back rake angle
negatif 6
o
dan 0
o
tampak pada grafik menunjukan meningkatnya angka kekasaran permukaan ketika f ditambah, kekasaran permukaan
terendah pada saat
negatif 6
o
yaitu 2,351 µm dan angka kekasaran permukaan tertinggi yaitu 7,886 µm. Namun pada saat back rake angle
o
nilai kekasaran permukaan meningkat pada setiap feeding, kekasaran permukaan yang diperoleh 7,814
µm pada saat f = 0,115 mmlangkah dan kekasaran permukaan tertinggi yang diperoleh adalah 8,024 µm pada saat f = 0,245 mmlangkah.
6 . Output Casewise Diagnostics Kekasaran Permukaan
Standarized residual adalah nilai residual yang telah terstandarisasi, jika nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin baik dalam melakukan
prediksi. Predicted Value adalah nilai Y’ atau nilai prediksi setelah adanya
pengaruh variabel independen X
1
, X
2
, X
3
. Residual merupakan selisih antara angka kekasaran permukaan dengan predicted value.
Tabel 45. Casewise Diagnostics
a
Casewise Diagnostics
a
Case Number
Std. Residual kekasaran
permukaan Predicted Value
Residual 1
-.554 4.704
5.17538 -.471383
2 -.606
3.470 3.98507
-.515074 3
-.806 2.351
3.03604 -.685044
4 1.582
7.886 6.54072
1.345284 5
-.013 5.339
5.35041 -.011407
6 .397
4.739 4.40138
.337623 7
.199 7.814
7.64505 .168951
8 .447
6.835 6.45474
.380260 9
1.320 6.628
5.50571 1.122290
10 -1.160
8.024 9.01038
-.986383 11
.022 7.839
7.82007 .018926
12 -.828
6.167 6.87104
-.704044 a. Dependent Variabel: kekasaran permukaan
7. Output Residual Kekasaran Permukaan