undangan, dimaksudkan agar jelas dasar hukumnya. Pelayanan menurut definisi para pakar diatas dapat diartikan sebagai segala bentuk pelayanan yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang memberikan pelayanan pada masyarakat dalam proses pemerintahan. Proses
pelayanan yang baik hendaknya dapat diberikan pada masyarakat sehingga kepuasan masyarakat merupakan prioritas pemerintah sesuai dengan cita-cita
bangsa yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat yang tertuang dalam Undang- Undang Dasar Tahun 1945.
2.2.3 Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan dalam penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Menurut Wykcof, “Kualitas pelayanan adalah tingkat yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan” Wykof, 2002: 59. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan keinginan atau aspirasi masyararakat dan sesuai
dengan harapan yang diinginkan oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua lapisan masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin,
sehingga akan tercipta pelayanan yang adil yang dirasakan oleh penerima pelayanan.
“Pelayanan yang berkualitas adalah adanya budaya pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan pelanggan atau pengguna jasa” Ratminto dan
Winarsih, 2010 : 117. Pelayanan publik atau umum diartikan dapat beroperasinya
sistem pelayanan yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Pelayanan dapat menjadi tidak berkualitas apabila sistem yang diterapkan tidak memihak pada
kepentingan pengguna jasa. Parasuraman, mengatakan ada dua faktor utama yang mempengaruhi
kualitas pelayanan, yaitu “pelayanan yang diharapkan Expected Service dan pelayanan yang dirasakan Perseived Service” Parasuraman, 1985:48-50.
Kualitas pelayanan yang diterima atau dirasakan melebihi dengan apa yang diharapkan, maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan sebagai kualitas yang
baik dan memuaskan Kualitas pelayanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan
pelanggan, maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika kualitas pelayanan yang diterima lebih rendah dari apa yang diharapkan
pelanggan maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik dan buruknya kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia
jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Pengertian berbeda mengenai kualitas pelayanan diungkapkan oleh
Supranto, yaitu : “Kualitas pelayanan merupakan sifat dari penampilan produk atau kinerja
yang merupakan bagian utama dari strategi organisasi perusahaan dalam rangka
meraih keunggulan
yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar pemerintah ataupun sebagai strategi untuk terus
berkembang” Supranto, 2001 : 228.
Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan atau perlakuan terhadap orang lain yang pelayanannya sesuai dengan standar nilai yang baku. Pengertian kualitas
pelayanan yang di ungkapkan oleh para pakar di atas lebih menekankan
bagaimana pemerintah atau pemberi pelayanan dalam memenuhi apa yang menjadi tuntutan masyarakat sehingga kualitas yang baik akan dapat tercapai
apabila masyarakat telah terpenihi kebutuhannya. Komitmen pelayanan jasa yang baik dalam upaya mempertahankan dan
untuk meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas, maka suatu perusahaan atau organisasi pemerintah harus melakukan pengukuran terhadap kualitas
pelayanan yang telah disajikannya. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, untuk mencapai kepuasan itu dituntut
kualitas pelayanan publik. Indikator pelayanan publik menurut Sinambela terdiri dari :
1. Transparansi
Transparansi adalah pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta mudah
dimengerti Pelanggan
dalam hal
ini masyarakat
sangat berkepentingan dengan pelayanan yang bermutu. Pelayanan harus berorientasi
pada mutu, sehingga perlu didengar dan dilihat pandangan masyarakat serta pengalaman mereka atas mutu pelayanan yang diterimanya. Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 Tentang Juknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik
disebutkan bahwa : “Transparansi penyelenggaraan pelayanan publik merupakan pelaksanaan
tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan
atau pengendaliannya,
serta mudah
diakses oleh
semua pihak
yang membutuhkan informasi” KEPMENPAN Nomor 26 Tentang Petunjuk
Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik, 2004 : 4.
Berdasarkan pendapat diatas, transparansi ialah suatu kegiatan yang terbuka bagi masyarakat. Kegiatan yang dimulai dari proses kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendaliannya. 2.
Akuntabilitas Akuntabilitas adalah pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan.
Akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pelayanan publik adalah suatu ukuran yang menunjukan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran
nilai-nilai atau norma eksternal yang ada di masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan, baik kepada publik
maupun kepada atasan atau pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah atau perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Kondisional
Kondisional adalah
pelayanan yang
sesuai dengan
kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan. Kondisi pelayanan yang baik akan berdampak pada kualitas pelayanan yang dihasilkan begitu pula sebaliknya
apabila kondisi pelayanan tidak kondusif akan berakibat rendahnya kualitas yang dihasilkan.
4. Partisipatif
Partisipatif adalah pelayanan yang dapat
mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat. Partisipatif dapat dilihat dari
mengidentifikasi peran masyarakat, mengidentifikasi metode atau instrument yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi, mencocokan instrument
partisipasi yang sesuai dengan peran masyarakat dalam proses penyelenggaraan layanan publik, memilih instrumen partisipasi yang akan digunakan, dan
mengimplementasikan strategi yang dipilih. 5.
Kesamaan hak Kesamaan hak yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat
dari aspek keteguhan dan ketegasan. Pelayanan yang diberikan oleh aparatur hendaknya mengedepankan profesionalitas sehingga pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. 6.
Keseimbangan hak dan kewajiban Keseimbangan
hak dan
kewajiban yaitu
pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan hendaknya dapat memuaskan masyarakat tanpa
mengindahkan hak-hak masyarakat serta adanya keseimbangan kewajiban aparatur dalam memberikan pelayanan yang terbaik.
Pelayanan yang di berikan kepada masyarakat harus sesuai dengan keinginan atau aspirasi masyararakat dan sesuai dengan harapan yang diinginkan
oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua lapisan masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin, sehingga akan tercipta pelayanan
yang adil yang di rasakan oleh penerima pelayanan. Pelayanan publik harus responsif terhadap berbagai kepentingan dan nilai-nilai publik yang ada. Hal ini
mengandung makna bahwa karakter dan nilai yang terkandung di dalam
pelayanan publik tersebut harus berisi nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Pelayanan yang prima juga pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, peraturan tersebut dapat melindungi masyarakat sebagai nilai kepercayaan yang didapat oleh masyarakat.
2.2.4 Persepektif Terhadap Kualitas Pelayanan